Enam

4.1K 174 3
                                    

"Lo mau kemana, Nim?" tanya Rara saat aku beranjak dari bangku setelah bel istirahat dibunyikan.

Aku memandanginya dan tersenyum. "Gue mau ke perpus, kalian ke kantin berdua aja ya!"

"Ngapain lo ke perpus?" tanya Bila.

"Ya baca buku dong." Aku kembali tersenyum dan segera meninggalkan kelas dengan membawa kotak nasi yang sengaja kubawa dari rumah. Aku berjalan menuju perpustakaan dengan cukup cepat dan begitu sampai di sana, aku langsung mengarahkan mataku ke bangku paling belakang.

Aku tersenyum senang begitu melihat dia ada di sana.

"Pagi Pak Hamid," sapaku dengan menyebut nama petugas sirkulasi perpustakaan tersebut.

Aku segera menuju tempat dimana dia duduk. Di bangku paling belakang dan aku duduk di depannya dengan menompangkan dagu.

Dia yang menyadari keberadaanku, menurunkan buku yang sedang dia baca. Memandangku. "Ngapain lo di sini?" tanyanya ketus.

"Pagi, Kak Genta. Aku bawa kue buatanku buat Kak Genta!"

"Nggak usah," tolaknya.

Tapi aku tetap membukakan kotak nasi itu dan menyerahkannya ke Genta. "Aku buat sendiri lho, kamu pasti nyesel kalo nggak nyoba."

Dia tersenyum kecut dan kembali melanjutkan membaca buku. "Nggak akan."

Aku berdecak kesal. Namun tak ada niat dariku untuk kembali mengambil kue tersebut. Aku meraih buku yang ada di depan Genta dan membuka halamannya. Yah, masih buku tentang ilmu biologi. Aku meletakan buku itu kembali. "Oh ya Kak, nanti nonton aku ya pas pelantikan OSIS, aku main band," ucapku.

"Ogah."

"Pokoknya harus nonton."

"Gue nggak suka acara begituan."

"Emang kenapa?" tanyaku penasaran.

Dia menurunkan bukunya dan memandangku. "Kepo."

Aku manyun. "Dasar aneh!"

"Apa lo bilang?" tanyanya dengan melotot.

"Kamu aneh."

"Lo lebih aneh karena ngikuti orang aneh."

Aku mencerna ucapannya. Tapi benar juga apa yang dia bilang. Aku tersenyum sendiri menyadari hal itu.

"Ngapain lo senyum-senyum?" tanyanya.

Aku menaikan wajah dengan kening berkerut. "Nggak begitu buruk juga jadi orang aneh. Pokoknya Kak Genta harus nonton aku main band. Harus!" begitu mengucapkan itu aku bangkit dari bangku. "Oh ya, kuenya dimakan ya!" tak perlu menunggu sahutan dari Genta, aku langsung melesat meninggalkan perpustakaan.

Di pintu masuk Pak Hamid bertanya padaku. "Nggak pinjem buku, Nim?"

"Nggak, Pak. Besok-besok aja."

Aku keluar dari perpustakaan dan dikelas menyiapkan diri untuk latihan nanti sepulang sekolah. Aku menyiapkan mental dan fisik untuk pementasan yang tinggal beberapa hari tersebut. Selama satu minggu ini waktuku akan dihabiskan di sekolah. Belajar dan sepulangnya langsung latihan. Di kelas aku mencoba menyanyikan lagu yang teksnya kemarin diberikan Kak Yogas padaku.

Semoga semuanya berjalan lancar.

***

Suara gemuruh memenuhi halaman SMA 21, tepatnya di bawah panggung yang sengaja dibuat untuk pementasan hari ini. Tadi pagi baru saja penyerahan jabatan dari Mas Reza sebagai ketua OSIS periode tahun lalu kepada ketua OSIS terpilih sekaligus pelantikan ketua OSIS. Dan sekarang saatnya pementasan yang ditunggu-tunggu itu. Acara pementasan sudah dibuka oleh penampilan dari eskul bahasa Jepang yang menampilkan tarian Jepang.

Ketika Hujan Menyatakan CintaWhere stories live. Discover now