Fail? *17

26.8K 3.3K 51
                                    

Malam itu, Auto-bus datang 20 menit kemudian setelah pengeboman dan penyebaran virus di lokasi gedung yang rencananya akan diadakan konferensi.

Entah ada berapa mobil pemadam kebakaran dan juga ambulance yang datang saat itu. Terlalu banyak korban, fasilitas umum yang rusak. Beruntung malam itu kami semua berada di atas gedung dan segera menggunakan masker pelindung sehingga tidak sempat menghirup asap yang ternyata adalah virus tersebut.

Banyak yang menunggu kami di depan akademi begitu kami sampai. Dengan ekspresi mereka yang sulit diartikan seperti waktu itu, aku yakin mereka sudah tahu apa yang kami alami waktu itu. Kami pulang tanpa membawa apa-apa dengan larut menyesal.

Menyesal tidak dapat menghentikan kelompok itu. Kami para anak kelas satu waktu itu hanya bisa diam menunduk begitu orang-orang akademi menatap kami. Aku tidak tahu apa yang mereka harapkan, yang jelas mereka pasti kecewa karena terlalu berharap pada kami.

Status misi pertama kami pun saat ini tidak bisa dikatakan berhasil ataupun gagal. Kami tidak berhasil melindungi orang-orang penting di sana, tapi kami juga tidak bisa dikatakan gagal entah karena apa.

Banyak anak kelas satu waktu itu tiba-tiba menjadi pendiam. Aku tidak tahu mengapa, bahkan Violette yang cerewet itupun jadi lebih banyak diam bahkan saat ia berbicara dengan Light, kakaknya sendiri. Aku juga tiba-tiba merasa tidak enak akan hal itu dan lebih memilih diam dan merenungkan semuanya di dalam kamar.

Sikap para anak kelas satu masih saja sama, bahkan ketika Mr Vector mengatakan itu bukan kesalahan kami dan kami sudah melakukan semuanya dengan baik.

Mereka tidak tahu

Ini salah kami karena terlalu bermalas-malasan dan tidak waspada saat itu. Itu adalah malam yang paling menegangkan dalam hidupku karena langsung berhadapan dengan kumpulan para kriminal. Mungkin tidak, aku yakin yang lain juga merasakan hal yang sama.

Entahlah, murid-murid kelas satu tampak seperti sedang mogok bicara dengan orang-orang akademi kecuali sesama kami. 

Tidak berhasil menangkap mereka walau hanya satu orang,

Terlalu santai saat misi pertama

Status misi tidak jelas

Kecewa pada diri sendiri

Merasa tidak enak pada semua orang

Tentu saja mogok bicara kami pasti beralasan.

Aku merasakan getaran pada bawah bantalku. Tanganku merayap mengambil ponselku dan segera mengangkat telepon tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Halo Vale?"

"Ayah?" Aku langsung mengganti posisiku menjadi duduk dengan segera. 

"Ayah dengar tadi malam misi pertamamu."

"I-iya..."

Oh tolong jangan-

"Bagaimana hasilnya?"

DEG!

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal sambil tersenyum masam. Walau tidak ada yang melihatku sih.

"Lumayan?" jawabku ragu.

Yeah, lumayan gagal. Batinku

"Berarti tidak lama lagi kau akan naik kelas?"

"Iya, katanya begitu. Mungkin sekitar empat hari lagi? Itu bertepatan dengan dibentuknya tim," jawabku sambil diam-diam menghela napas lega karena ayah tidak lagi membahas soal misi itu.

Little AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang