03 🔰 R

1K 70 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam saat gue membuka ponsel yang sedari tadi gue gengam dalam tidur gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam saat gue membuka ponsel yang sedari tadi gue gengam dalam tidur gue. Gue membuka ruang chat dari Athan lagi dan lagi Athan tidak membalas chat yang gue kirimkan untuk laki- laki itu. Gue mengucek kedua mata. Bergerak kecil untuk menyandarkan kepala gue pada tembok kamar.

"Gue salah apaan sih? Perasaan gue jujur terus deh sama Wirat?" Gue berguman pada diri gue sendiri. Memikirkan kenapa sampai saat ini Athan begitu marah pada gue.

"Ah kampretlah!" Ujar gue lalu kembali beringsut masuk ke dalam selimut.

Gue sudah akan kembali memejamkan mata saat ponsel gue kembali bergetar menampilkan nama Aldo yang sedang menelfon gue.

"Aldo? Ngapain malam- malam gini telfon gue?"

Gue mengangkat panggilan itu.

"Hallo Do?"

"Eh belum tidur ya?" Disebrang sana Aldo tampak kaget memdengar suara gue.

"Ini mau tidur. Kenapa?"

"Oh ya udah lo tidur aja." Kata Aldo lembut yang entah kenapa membuat hati gue mencair karenanya.

"Eh kampret. Lo telfon gue pasti ada sesuatu kan?" Rasanya gue tidak rela untuk memutuskan panggilan dari Aldo. Entah kenapa itu.

"Gue mau minta maaf."

"Kok?"

"Soal kemarin sore. Gue minta maaf Adinaya."

Gue sampai harus membuka selimutnya kemudian berdiri tegak dari dalam tempat tidur.

"Lo kenapa sih?"

Di sebrang sana Aldo tertawa kecil membuat gue sekatika gemas. Pasalnya Aldo sama sekali tidak pernah memanggil gue dengan sebutan Adinaya. Dan sebutan itu cukup membuat hati gue terganggu.

"Kan gue udah bilangg gue mau minta maaf."

"Lo ngomong apa sih Do? Lo punya salah sama gue? Perasaan engak deh."

"Athan marah- marah sama gue."

Mendengar nama Athan akhirnya gue tersadar kenapa Aldo bisa meminta maaf dengan gue. Gue membrengut kesal. Athan memang keterlaluan.

"Gak usah minta maaf Do. Lo gak salah."

Aldo tertawa kecil, "Gue salah. Harusnya gue gak ngajakin pacar orang buat nonton bareng. Harusnya gue gak maksa lo buat nungguin gue basket. Emangnya gue siapa? Gue gak lebih dari sekedar temen buat lo Adinaya. Sekali lagi gue minta maaf ya!"

Lalu panggilan itu terputus.

Gue terdiam di tempat tidur dengan wajah pias. Perkataan Aldo masih terngiang begitu jelas di kepala gue. Dengan buru- buru gue membuka ponsel kemudian kembali mendial nomor Aldo.

Gue mengigit bibir bawah gue. Sudah dua kali ini Aldo tidak menjawab panggilan gue dan gue sedikit merasa bersalah jika semua yang terjadi sekarang adalah karena kesalahan gue.

Lima kali gue mencoba menghubungi Aldo namun Aldo sama sekali tidak mau menjawab panggilan gue. Gue menyerah. Mungkin besok gue akan berbicara langsung dengan Aldo. Kalau bisa gue akan meminta maaf dengan Aldo karena sudah membuatnya merasa bersalah karena situasi saat ini.

Suara notifikasi LINE kambali memecah lamunan gue.

Aldonat
Tidur. Jangan telfonin gue. Nanti gue baper. Good night Adinaya.

Dan malam itu gue tidak bisa kembali memejamkan mata sampai pagi menyambut gue kembali.

Long Distance RelationShit [END]Where stories live. Discover now