#5 시간이 헤로 (Mengingat)

487 104 13
                                    

Akhir akhir ini senja terlihat begitu indah

Berwarna jingga dengan semburat merah muda menghiasi angkasa

Namun keindahan ini tak lagi bermakna saat kau tak ada

Aku sangat merindukanmu

Akan selalu begitu

Seperti itulah maknamu untukku


Yonghwa POV

Semilir angin menggerakan ranting pohon mengetuk jendela kamarku. Kubuka jendela itu untuk menikmati angin segar pagi ini. Kembali kutatap layar handphoneku berfikir untuk menghubungi seseorang yang selama tiga hari ini terus memenuhi pikiranku. Park Minzy, Aku masih tidak mengerti dengan alasannya yang pergi menghindar begitu saja. Kulangkahkan kakiku menuju ruang tv. Kunyalakan tv untuk mencari berita atau acara tv yang mungkin menarik. Jemariku terus memencer tombol saluran dengan malas sampai aku menemukan wajah yeoja itu disalah satu saluran televisi. Itu sebuah acara pagelaran musik yang sedang booming akhir tahun ini. Yeoja itu datang sebagai bintang tamu untuk memeriahkan acara, aku segera mencatat tanggal acara tersebut kedalam memo handphoneku agar aku tidak melupakannya. Diakhir wawancara Minzyku tersenyum kearah kamera. Senyum yang selalu membuatku jatuh cinta, namun rasanya berbeda.

"Yonghwa cepat makan!" titah bibi Jung dari arah dapur. Ya, saat ini aku tinggal dirumah paman Kang dan bibi Jung. Bibi Jung adalah adik kandung dari appaku, Jung Ilwoo. Berbeda dengan appa yang menjadi atlet internasional, bibi Jung memilih menjadi penulis dan ibu rumah tangga biasa.

Aku mematikan tv dan beranjak ke arah apur memenuhi panggilan bibi Jung. Kalau aku tidak segera ke dapur pasti bibi Jung akan terus berteriak menyuruhku makan.

"Kemana Minhyuk bi?" tanyaku yang tidak melihat tanda - tanda Minhyuk di rumah ini.

"Dia menginap dirumah tunangannya." ucap bibi Jung yang membuatku terkejut.

"Minhyuk sudah punya tunangan?" bibi Jung menganggukan kepalanya. Big Hell, aku kalah telak. Sudah kalah tinggi, aku juga kalah dalam hal pasangan lagi. Anak itu benar benar tumbuh cepat.

"Siapa orang itu bi? Sepertinya aku belum pernah melihatnya." tanyaku penasaran.

"Kau pasti kenal dia. Bibi pernah melihat di majalah kau melakukan photoshoot dengannya." aku menaikan alisku. Benarkah? Siapa dia? Aku makin penasaran.

"Aku sering melakukan photoshoot dengan model wanita bi. Aku tidak bisa menebaknya." begini begini aku sudah sering menjadi model untuk majalah, meskipun tidak sesering Eommaku, Im Yoona.

"Itu loh Jung Soojung. Kau pasti kenal dia kan." bjbirku menganga tidak percaya. Wow.. Minhyuk benar benar beruntung.

"Whoaahh.. Sepertinya aku harus meminta nasihatnya untuk mendekati Minzy." gumamku pelan.

"Kau barusan bilang apa?" tanya bibi Jung. Aku menggeleng cepat.

"Ani, bukan apa apa." Ucapku seraya mengulum senyumku malu. Aku bisa gila jika terus memikirkan Minzy.

**********

Shinhye POV

Jemari itu dengan lihai menata riasanku, kini aku berada diruang tunggu untuk penampilanku hari ini. Titik hujan turun dari langit cerah yang dihiasi awan putih. Dulu aku pernah mendengar sebuah legenda mengenai hujan saat langit cerah, mereka bilang jika hujan turun saat langit tengah cerah disinari mentari, itu artinya sang gumiho sedang menangis. Tapi kenapa rasanya seperti ia mencurahkan tangisku yang tak dapat kukeluarkan? Aku hidup tapi mati. Apa kau pernah merasakan hal yang sama sepertiku? Kau masih hidup dan bernafas, tapi kau sama sekali tidak bebas, terkekang, terbelenggu penjara aturan yang dibuat manusia. Kau mau mendengar ceritaku?

FIRST LOVE [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang