|25|

950 208 26
                                    

Hari minggu.

Hari kemalasan bagi Sooyoung untuk bangun pagi dan mandi dua kali sehari.

Tapi untuk kali ini Sooyoung harus merelakan kegiatan rutinnya itu karena papinya, Dokter Park, berceramah panjang setelah melihat putrinya itu masih tertidur pulas.

Dokter Park memanfaatkan waktu luangnya untuk membimbing Sooyoung agar kembali ke jalan yang benar untuk masa depannya yang cerah.

Dan disinilah sekarang Sooyoung berada.

Berdua dengan Taehyung diwaktu yang terbilang masih terlalu pagi untuk dihari weekend.

Sooyoung sendiri sempat hampir menangis didepan Papi dan Maminya karena tidak mau diajar lagi oleh Taehyung saking malunya atas kejadian waktu itu.

Tentunya Sooyoung sudah punya rencana matang saat bertemu dengan Taehyung nanti. Sooyoung akan bersikap senormal mungkin, sesopan mungkin, sediam mungkin dan menganggap tidak pernah terjadi apa-apa.

"Coba kamu kerjakan soal ini," Pinta Taehyung yang sudah membulatkan beberapa nomor dibuku paket Sooyoung.

Taehyung yang mulai bersuara tapi Sooyoung jadi merasa gemetar dan jantungnya yang bertalu-talu kencang.

Sooyoung melirik keatas sesaat.

Maminya menonton sambil senyam-senyum sendiri dari lantai dua.

"Dandan yang cantik, Soo. Pake baju yang bagus juga. Jangan lupa mandi."

Pesan maminya yang ingin Sooyoung buang jauh-jauh. Kan tujuannya cuma belajar bukan kencan.

Seperti ibu-ibu pada umumnya, melihat laki-laki tampan apalagi mapan pasti langsung kepikiran sama anak perempuannya.

Lain halnya dengan Dokter Park yang memberi pesan,

"Kalau nggak ngerti nanya sama Pak Taehyung. Jangan diem aja buat jaga image. Mentang-mentang Pak Taehyung ganteng gak boleh genit."

"Apaan sih, pi. Siapa juga yang mau genit. Tapi gak pake 'Pak' juga kali pi. Masih muda, umur gak beda jauh sama aku."

"Tuh kan, dibilangin gak boleh genit. Papi kalau diluar pekerjaan manggilnya tetap formal walaupun sama dokter muda. Dia kan ngajarin kamu, berarti dia guru kamu. Harus sopan."

Iya, Sooyoung pikir tidak ada buruknya pesan dari papinya itu. Bersikap sewajarnya saja dan membangun kembali hal-hal 'kenormalan' dari awal.

"Ini udah selesai. Silakan Pak diperiksa dulu," Cicit Sooyoung sesopan dan sebaku mungkin. Layaknya guru bimbel dengan muridnya.

Sedangkan Taehyung sedikit tersedak saat sedang meminum jus jeruk yang dibuatkan langsung oleh maminya.

Antara terkejut karena Sooyoung yang kembali memanggilnya dengan embel-embel 'bapak' atau karena Sooyoung mengerjakan soal fisika yang cukup sulit itu dengan cepat.

"Coba jelaskan ke saya cara yang kamu pakai itu."

Deg.

Sooyoung membisu.

Sooyoung tidak tahu dan tidak bisa jika harus menjelaskan bagaimana dia bisa mendapatkan jawaban itu.

Karena sejujurnya, diam-diam Sooyoung mencontek dari aplikasi Brainly.

"I-itu kan, Pak, udah saya tulis secara rinci cara dan rumusnya."

"Iya, saya tau. Saya cuma mau dengar penjelasannya langsung dari kamu." Ucap Taehyung yang belum menyerah juga.

Kalau sudah seperti ini Sooyoung akan malu sendiri. Dia bahkan nggak mengindahkan pesan dari papinya untuk bertanya jika tidak mengerti.

Sooyoung memilih diam menghilangkan pandangannya dari Taehyung lalu menatap jemarinya yang ia tadahkan diatas meja.

Purpose & HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang