|17|

1K 215 30
                                    

Sooyoung bersandar tenang pada headboard sambil merenungkan sesuatu. Ia masih memikirkan kejadian tadi pagi yang terjadi antara dirinya dan Taehyung.

Tidak lagi ia  bertemu dengan Taehyung yang hanya bersikap cuek, jutek, dingin dan tak peduli. Walaupun belum sepenuhnya sifat itu lepas, tetap saja Taehyung yang berhasil menunjukkan sisi lain dari dirinya termasuk kejadian sangat langka.

Dari pemikiran itu, Sooyoung jadi teringat dengan perkataan Sana ketika dirinya berkunjung ke rumah Sana sebelum Sana kembali pergi.

Benar apa katanya, jangan sampai Sooyoung termanipulasi oleh sifat arogan yang Taehyung perlihatkan. Karena sesungguhnya Taehyung juga hanya manusia biasa yang memiliki hati untuk berperasaan dan otak untuk mengontrol akal pikiran.

Dan tiba-tiba Sooyoung jadi rindu pada Sana. Dulu sekali, Sooyoung selalu menyempatkan dirinya bermain, mengantarnya berobat, dan sekaligus menemani Sana yang memang tidak mempunyai teman dekat setiap harinya. Wajar saja, karena Sana dan Sooyoung bertetangga dimasa itu.

Tapi sekarang? Semuanya terasa sangat berbeda. Walaupun sudah kenal lama sejak kecil tapi tidak memastikan hubungannya dengan Sana akan tetap sama.

Ketika Sana datang kembali bertemu dengan Sooyoung secara tidak sengaja setelah dua tahun lamanya, Sooyoung menjadi sangat kaku bahkan hanya untuk bertegur sapa. Sooyoung juga hanya mengunjungi Sana bila ia membutuhkannya untuk bercerita suatu hal dan terkadang juga dia bertemu dengan Taehyung saat sedang bersama dengan Sana. Tapi tidak pernah ada yang memulai percakapan diantara keduanya.

Terlalu canggung, mungkin. Karena pertemuan awal mereka yang sangat tidak menarik untuk diingat. Terlebih lagi untuk Sooyoung yang rasanya ingin menguburkan diri saja setiap bertemu Taehyung saat itu.

Sesaat Sooyoung berpikir untuk menghubungi Sana sekedar ingin bertanya kabarnya dan bercerita sedikit tentang peristiwa hari ini. Namun ia urungkan. Sooyoung baru ingat, Sana pasti mengganti nomornya jika sudah berada disana, dia hanya akan menggunakan nomor itu bila tiba disini. Dan juga akan sangat menggelikan bila dirinya menjadi sok akrab kembali seperti dulu.

Sooyoung tertawa miris mengingat kejadian besarnya saat itu yang melibatkan Sana. Sudah cukup lama memang, tetapi kenangan itu akan selalu membekas dalam benak Sooyoung.

Siapa sangka jika Sooyoung pernah membenci Sana?

Kehadiran Sana lah yang membuat hidup Sooyoung seakan di jungkir balik hanya dalam satu waktu. Bukan berarti saat pertama bertemu dengan Sana, tetapi saat Sana datang pada kehidupan pribadi Sooyoung setelah dirinya pindah rumah. Hidup Sooyoung yang tadinya selalu dipenuhi pelangi berubah sedikit demi sedikit.

Dari yang hujan rintik-rintik, hujan deras, hingga badai hebat telah berhasil menggoyahkan keyakinan dirinya untuk tetap bertahan yang pada akhirnya ia harus rela melepaskan. Miris bukan?

Pada saat itu Sooyoung mulai membenci Sana, tetapi Sooyoung bukanlah tipe yang mudah membenci orang tanpa alasan. Meskipun begitu, jika Sooyoung mengingat lagi alasan yang menguatkan dirinya untuk membenci Sana, itu hanya akan membuat luka Sooyoung kembali menganga perih.

Sooyoung tidak mau lagi menyalahkan Sana. Karena menurutnya ini takdir yang harus Sooyoung terima. Saat itu juga umur Sooyoung masih sangat belia, tidak seharusnya memikirkan hal rumit seperti ini. Sana sudah bahagia sekarang dengan orang pilihannya dan itu orang yang sama yang dahulu pernah membuat hari-hari Sooyoung penuh dengan warna.

***

"Tae gue mau nanya sesuatu sama lo" Sahut Jin tiba-tiba sesampainya di kantin rumah sakit.

Taehyung hanya mengangkat alisnya.

Purpose & HopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang