PART XXVII

12.2K 341 4
                                    

DUA PULUH TUJUH


Sudah satu bulan berlalu, selama itu pula tidak ada masalah yang terjadi di dalam rumah tangga Deven juga Maurel. Walau menikah dalam pernikahan dadakan, namun kedua pengantin baru itu tetap melakukan kehidupan rumah tangga sebagaimana mestinya. Deven dan Maurel saat ini masih tinggal bersama dengan orangtua Maurel, seperti permintaan kedua orangtua Maurel, dengan alasan untuk memantau Maurel yang kandungannya masih sangat muda.

Selama satu bulan pula baik Deven dan juga Maurel tidak melihat batang hidung Varo yang menghilang seperti ditelan bumi. Entah mengapa Deven merasa tidak enak hati terhadap Varo, meskipun ini semua berawal dari kesalahan Varo sendiri bukan Deven yang merancang. Tetapi Deven ingin sekali bertemu dengan Varo untuk sekedar melihat keadaan Varo dan juga meminta maaf terhadap Varo. Entah apa yang sebenarnya Deven rasakan kali ini, sampai mau meminta maaf atas kesalahan yang tidak ia perbuat.

Deven sangat khawatir akan keadaan Varo, meski Deven masih memendam kemarahan kepada Varo, tapi tidak bisa dipungkiri jika rasa cemas tetap dirasakan oleh Deven mengingat apa yang akan terjadi terhadap Varo, atas kesalahan yang sudah mempermalukan keluarga besarnya sendiri. Deven selalu berdoa agar Varo tetap baik-baik saja, dan ketakutannya tidak benar terjadi. Deven juga berdoa semoga Tuan Fidel tidak akan melakukan suatu kesalahan seperti dahulu.

Namun satu hal yang tak bisa Deven abaikan dari pikirannya, yaitu kemarahan Tuan Fidel yang tidak akan terduga. Semua bisa saja terjadi jika kemarahan yang melingkupi hati dan menguasai jiwa kepala keluarga Fidel tersebut.

Deven mengenal Varo bukan satu atau dua tahun, oleh karena itu semarah apapun Deven terharap Varo, ia tetap merasakan cemas jika terjadi sesuatu pada Varo. Apalagi menyangkut dengan masa lalu Varo yang kelam.

"Kamu beneran gak tau di mana Varo?" tanya Deven sekali lagi, kepada gadis mungil di hadapannya.

"Bener, Dev, gue terakhir liat Varo itu pas pernikahan lo sama Maurel. Setelah itu gue gak liat dia lagi dan dia juga ga bisa dihubungin dari kemarin," jawab Kimy yang tadi langkahnya dihentikan tiba-tiba oleh Deven.

Deven sudah mengetahui apa yang terjadi oleh Varo saat di hari pernikahannya. Dan alasan Varo bukanlah kabur melainkan karena telat, ada orang iseng yang entah apa maksudnya sampai membohongi Varo sampai Varo meninggalkan rumah tanpa berpikir dua kali. Hanya Deven yang mengetahui semua itu, berkat cerita dari Kimy beberapa minggu yang lalu. Deven percaya bahwa Varo memang tak berniat untuk pergi, namun rancangan Tuhan memang tidak bisa ditebak oleh siapapun.

"Ke mana ya tuh anak?" gumam Deven.

"Gue juga gak tau, gue takut terjadi apa-apa sama dia. Apalagi lo tau sendiri watak bokapnya kalo lagi marah."

"Lo masih cinta sama dia ya?" cetus Deven.

"Hah?"

"Lupakan. Ya udah kalau gitu gue balik ya, sorry udah ngambil waktu lo."

Kimy tersenyum kecil dan menepuk pundak Deven. "Noprob kok, Dev. Kaya sama siapa aja."

"Lo udah dapet kerjaan?" tanya Deven setelah mengingat masalah Kimy.

Kimy menggeleng dan tersenyum kecil. "Sepertinya ini hari terakhir gue kuliah, Dev, gue udah muter-muter tapi gak juga nemu kerjaan yang cocok sama kemampuan gue. Ada sih satu-satunya cara yang bisa buat gue keluar dari masalah ini."

-1 MARRIED BY ACCIDENT [ REPOST ]Where stories live. Discover now