Philophobia Part 31 : PJM's and KNJ's

Start from the beginning
                                    

Menggeleng kecil lengkap dengan senyum lirihnya, "Tidak bisa, Sayang. Aku tidak bisa membawamu juga anak kita bersamaku, Sayang."

"Tapi kenapa, Jim? Hiks, kenapa?!" Jungkook menjerit histeris, sama sekali tak ingin Jimin kembali meninggalkannya, meninggalkannya bersama anaknya. Ia sama sekali tak pernah siap untuk itu.

Tersenyum lemah sebelum mengecup kening Jungkook lama, kemudian menatap sepasang orbisidian Jungkook lekat-lembut.

"Aku tidak bisa mengatakan alasannya, Sayang. Tapi, aku ingin kau selalu ingat, bahwa aku selalu mencintaimu, aku selalu dan akan selalu mencintaimu dan anak kita. Aku menyayangi kalian berdua." Tutur Jimin lembut.

Menggeleng intens, "Tidak, kau tidak mencintai kami. Jika kau memang benar-benar mencintai kami, kau tak mungkin meninggalkan kami lagi! Kau jahat, Jim."

"Ya, aku memang jahat. Aku memang brengsek. Aku memang bajingan. Maka dari itu, kau harus bisa melanjutkan hidupmu tanpa aku, kau harus bisa, Sayang. Dan, tolong jaga dan rawat anak kita dengan baik, Sayang."

Jungkook menatap memicing Jimin yang tampak pasrah dan frustasi, kemudian ia menghela nafas berat seraya tertunduk dalam.

"Aku harus pergi sekarang, Sayang. Jaga dirimu, aku mencintaimu, dan anak kita," pamit Jimin membuat Jungkook sontak mendongak, menatap horror Jimin yang perlahan mulai melangkah mundur.

"Tidak! Jimin tunggu!" serunya, namun Jimin sama sekali tak menghentikan langkahnya.

Ingin hati mengejar Lelaki yang begitu ia cintai sepenuh hati itu, namun ia merasa kakinya bagai terpasung, terpaku di tempatnya, membuatnya hanya bisa menjeritkan nama Jimin penuh keputusasaan.

"JIMIN!!"

Jeritnya sebelum gerombolan cahaya putih suci menghadang pandangannya pada Jimin, hingga cahaya itu menyelimutinya.

Kedua kelopak itu bergetar ringan sebelum terbuka perlahan, menampakkan sepasang hazel sayu penuh luka di dalamnya.

"Nghh.." lenguhan lemah itu membuat Bo Young sontak terjaga dari tidur kecilnya, dan langsung menatap sedih wajah Jungkook yang baru sadarkan diri. Saat ini keduanya tengah berada di salah satu bangsal rumah sakit. Berterima kasih pada Bo Young yang segera menelepon Taehyung, hingga Ibu muda itu langsung mengirim sang Suami untuk menjemput sang Adik.

"J-Jungie-ah.. Jungie sayang kau sudah sadar?" Bo Young mengusap sayang kepala Jungkook yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri.

Jungkook menoleh ke samping kanannya, kemudian bergumam lemah, "E-Eomma.."

"Iya, Sayang. Ini Eomma, bagaimana keadaanmu? Kau merasakan sakit, heum?"

Menggeleng kecil sebelum mulai mengedarkan pandangannya sayu ke segala arah, "Rumah sakit?" tanyanya lemah, dan Bo Young langsung menjawab, "Iya, Sayang. Ini di rumah sakit, Eomma dan Seokjin-ssi yang membawamu kesini saat kau tak sadarkan diri."

Ia tak sadarkan diri?

DEG!

Jimin!

"J-Jimin-ie.." lirihnya, tanpa sadar air mata perlahan mengalir di pipinya, dan itu membuat hati Bo Young tersayat kala melihatnya.

"Hiks, Jimin-ie.. hiks.. waeee?"

"Eomma mohon, tolong maafkan Jimin ya, Sayang. Eomma yakin Jimin memiliki alasan kuat dibalik tindakannya." Sesal Bo Young atas perlakuan sang Putra yang meninggalkan Lelaki manis yang tengah mengandung calon cucunya itu.

Philophobia (JiKook / MinKook)Where stories live. Discover now