Nindia mengerjapkan matanya berkali-kali. Tidak salahkah? Nindia mengucapkan kata itu begitu saja,dalam jangka waktu 2 menit. Oh, come on! Padahal nindia bukan orang yang pandai merangkai kata-kata.

'Oh seperti itu ya, sebenarnya aku tidak keberatan kau tinggal bersamaku di apartemen.. Tapi menyangkut pekerjaan aku tidak tahu. Soalnya aku bekerja di perusahaan milik calon suamiku aldi dan kudengar tidak ada lowongan disana, tetapi boleh ku tahu berapa usiamu'

Wajah gembira nindia hilang seketika, pupuslah sudah harapanya untuk bertahan hidup. Tapi wait, bukankah lisha menawarkan nindia untuk tinggal bersamanya? Oh tidak apa-apa kalau itu, pekerjaan bisa di cari ia akan mencari kemana pun. Supaya bisa bertahan hidup. 

"Usiaku 16 tahun, tahun depan genap 17 tahun"

'ya ampun nin, ku kira kau sepantaran denganku ternyata kau 4 tahun di bawahku.. Aku sebenarnya ragu mengingat tubuhmu yang seperti orang dewasa. Tetapi aku tak masalah kalau berteman denganmu'

Semua orang selalu seperti itu, nindia juga sempat bingung memangnya ada apa dengan tubuhnya. Tetapi nindia dengan cepat menyadari kalau tubuhnya tumbuh tidak seperti orang indonesia kebanyakan. Nindia tumbuh cepat seperti kebanyakan bangsa eropa. 178 cm, tingginya.

"Benarkah lis? Kalau begitu beruntung sekali aku bertemu denganmu"

'Nindia kurasa kita tidak bisa mengobrol lama,kau kirimkan saja alamatmu nanti aku jemput'

Mata nindia berbinar senang.
"Oke terima kasih lis, kau sudah mau membantuku"

'Hell no, aku tidak suka orang mengucapkan terima kasih kepadaku. Tetapi kalu untukmu yess no prob. Yasudah ku putuskan ya see you'

"See you"

Sambungan terputus, nindia sangat senang sangatttt senang. Ternyata tuhan masih menyisakan orang-orang baik di sekitarnya. 

Langgsung saja nindia berkemas dan bersiap-siap untuk mandi terlebih dahulu. 

*******

Peeta tertawa di saat melihat semua kegiatan yang di lakukan oleh nindia di kamarnya, yah. Termasuk berganti baju. Di rumahnya ini memang di pasang semua CCTV terkecuali kamar mandi. Peeta sungguh tidak mengerti untuk apa ia melakukan hal ini? Sungguh tidak penting dan terlalu membuang-buang waktu saja. Sungguh seperti bukan peeta. Tetapi entah mengapa peeta seperti merasakan hal-hal aneh bila menyangkut dengan nindia si gadis kecil yang mempunyai wajah datar seperti triplek itu. Oke terlalu berlebihan.

Samar-samar ia mendengar derap langkah kaki mendekat, "Sungguh memalukan sekali dirimu nak, dirumah sebesar ini hanya berisikan para pelayan dan body guard saja. Apa kau tidak ada niatan untuk menikah? Kurasa umurmu sudah cukup.. Kau seharusnya sudah mempunyai dua anak, bukan malah mengabadikan status lajangmu itu"

Peeta menoleh, dugaanya tepat sekali. Pasti mom-nya! memang ibunya itu sangat menginginkan peeta untuk cepat-cepat menikah. Tetapi peeta rasa di umurnya yang ke-25 tahun ini masih wajar bila masih melajang. Lagi pula memangnya membina rumah tangga itu tidak sulit.

"come on, umurku masih 25 mom. Kurasa masih wajar bila aku masih lajang.. Kau lihat verrel sahabatku yang lebih tua dua tahun di atasku ia masih menjomblo abadi" sahutnya.

Keyla yang berstatus ibunya itu berdecak, "Kau tahu nak, dulu mom melahirkanmu ketika berumur 15 tahun" decaknya.

Peeta meringis, selalu saja membahas itu,peeta paling menghindari percakapan ini.

"Oh. Mom kau cantik sekali, ada perlu apa kau kemari.. Tumben sekali" ucap peeta mengalihkan pembicaraan. 

Keyla tersenyum.
"Kau tidak berniat untuk merayuku bukan? Sebenarnya aku kemari hanya untuk bertemu dengan putraku saja"

Peeta berjalan menghampiri ibunya dan ber'cepika cepiki ala ibu-ibu arisan. "Tentu saja tidak mom" sahut peeta meyakinkan. 

Keyla yang berstatus sebagai ibunya ini, masih terlihat cantik di usianya yang sudah menginjak kepala empat. Tetapi kondisi fisiknya masih terlihat segar dan muda, jika peeta sedang berjalan berdua dengan ibunya pasti orang-orang menyangka bahwa keyla itu kekasihnya.

Keyla mengusap lembut kepala putra semata wayangnya itu.

"Mom sungguh menyayangimu peet, jadi mom harap kau memenuhi permintaan mom yang ini. Sebelumnya mom tidak pernah meminta apapun terhadapmu" ujar keyla dengan serius. 

"Apapun akan kuberikan untukmu mom" sahut peeta. 

Keyla berbinar senang.

"Aku ingin menantu peet, aku sudah lama ingin menimang cucu"

Peeta diam membeku,tetapi ia tidak menunjukan raut wajahnya yang tegang. Ia berusaha tetap tenang. 

"Momm" desahnya. 

"Mom hanya meminta itu padamu, tetapi bila kau tidak mengabulkanya mom bisa apa? Mom tidak ingin memaksamu menikah dengan wanita yang tidak kau inginkan.. Segeralah menikah nak,bukankah kau menjalin hubungan dengan ariana"

Peeta menghela nafas kasar.
"Sudah tidak mom"

Alih-alih terkejut keyla hanya tersenyum memaklumi.

"Baiklah lupakan masalah itu, kau sedang apa? Mom lihat kau sangat serius memandang laptotmu" kayla mencondongkan kepalanya ke arah laptop.

Kayla menutup mulut karna terkejut.
"Kau membawa wanitamu peet? Bukankah kau tidak suka mengajak orang asing ke rumah"

                      
                                ****

"Apa kau sudah gila? Aku baru mengenalmu beberapa hari saja" bentak nindia. 

"well, aku bisa apa? Momku yang menginginkannya"

Nindia memutar bola mata malas, sudah 10 kali peeta selalu berbicara seperti itu. "tetapi aku masih 16 tahun peeta, belum cukup untuk menikah di usia belia sepertiku.. Kau bukan pedofil kan" selanya. 

Peeta tertawa pelan.
"Tentu saja bukan, kau tahu momku melahirkanku di usia 15 tahun" kilah peeta. 

Nindia membelalakkan mata kaget. Mana mungkin bisa?

HANINDIAWhere stories live. Discover now