3.Peeta mallarick

193 10 1
                                    

"Sebenarnya dari awal aku sudah mengetahui jika perempuan hanyalah benalu yang dapat menghancurkan kehidupanku kapanpun dan dimanapun! Aku membenci wanita, terkecuali ibuku"

-Peeta mallarick"

          _____________________________

Buka

Jangan

Buka

Jangan?

Daripada terus menerus penasaran lebih baik, nindia membuka dompet tersebut. Ketika membuka dompet tersebut nindia tercengang sesaat. Oke, tidak ada uang sama sekali alias kosong hanya ada beberapa kartu debit dan kartu nama. Nindia mengambil Kartu nama tersebut.

Nama: peeta mallarick
Alamat: jln.mekar sari no.40
                 Jakarta. 

Hah?! Jadi namanya Petta mallarick, jadi dia bukan asli orang london lantas mengapa wajahnya seperti orang luar yah? Namanya juga seperti orang luar mana mungkin wajah seperti pangeran titisan dewa yunani, orang indonesia. Tetapi siapa tahu bukan? Memangnya nindia siapa sampai so tahu seperti itu. Nindia menarik nafas pelan. 

"Untuk apa aku repot-repot memikirkan dia? Lagi pula, jika memang ini sangat penting pasti pemiliknya akan kembali kemari" ucapnya seraya berbicara sendiri. 

Terdengar suara bising dari arah dapur,membuat dirinya mengalihkan pandanganya. Samar-samar ia mendengar suara gaduh dari sana semakin lama sehingga semakin jelas. 
"Bagaimana bisa?! Ini tempatku kau cari saja tempat yang lain untuk apa kau terus mengintiliku hah? Bukankah kau selalu berdua bersama muka datar itu,hey kau disini hanya pelayan ingat akulah disini yang berkuasa karna akulah kesayangan madam raisa. Seharusnya kau tahu diri siapa dirimu dan siapa diriku"

Nindia segera bangkit dan berlari ke arah suara bising itu,ketika nindia sudah sampai yang ia lihat sekarang adalah. Melisza sahabatnya tengah berkelahi saling jambak satu sama lain dengan Audi pelacur kesayangan madam raisa,karna dirinyalah yang paling mahal di antara jalang-jalang yang ada di rumah bordil ini. 

Nindia sebagai sahabat tidak tinggal diam saja, ia juga ikut turun tangan dalam masalah ini. Bodoh sekali orang-orang yang ada di sini bukanya memisahkan malah hanya menonton seakan ini acara live tinju dunia.

Nindia menarik melisza yang berbadan mungil dan mendorong audi hingga jatuh tersungkur, "Lepaskan aku nindia, aku harus memberi pelajaran kepada audi si jalang yang tidak tahu diri. Seharusnya ia yang malu karna menjadi pelacur aku tentu saja merasa terhina karna sebagai pelayan aku di rendahkan" geramnya dan terus memberontak, sehingga nindia yang berbadan lebih besar mencengkram kuat kedua pundak melisza. Membuat gadis itu meringis. 

Tak lama mereka berdua sampai di lorong dapur, "Mengapa kau membawaku kemari? Kau tidak melihat aku sedang apa hah! Kau tidak tahu betapa sakitnya di rendahkan sebagai seorang pelayan padahal lebih rendah dirinya di bandingkan diriku. Sesungguhnya aku mempunyai segalanya akan aku tuntut si jalang audi dengan membayar mulut-mulut mereka yang selalu saja mencemoohku, kau kira aku tidak sakit hati nin? Sungguh hatiku sakit di rendahkan oleh pelacur yang paling rendah seperti dirinya.. Kau tidak bisa membayangkan bukan bagaimana menjadi diriku, sudah sekian lama aku bersabar tetapi yang kudapatkan hanyalah cemoohan dan hinaan seperti itu hidup macam apa ini?!" teriak melisza dengan mata yang memerah karna menangis. 

HANINDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang