9.Menikah ?

207 8 0
                                    

Vote dan komen😚
Happy reading:v
_____________________________________

Nindia sedari tadi berjalan mondar mandir memikirkan bagaimana cara supaya ia bisa bertahan dirumah peeta sebelum mendapat pekerjaan, Sekarang sudah pukul 06.00 ia sengaja tidak keluar kamar, karna sedang mencari cara supaya ia mampu hidup bertahan di kemudian hari.

Kalau ia pergi dari rumah Peeta lalu bagaimana nasibnya nanti? Tahu begini mending ia tidak usah ikut dengan peeta, sepertinya apa yang di pikirkan nindia kemarin benar. Penyesalan selalu datang di akhir. Akhirnya nindia duduk di ekor kasur, cape juga kalau terus mondar mandir tidak jelas.

"Ya tuhan, harus mencari bantuan kemana lagi" ucapnya.

Nindia berpikir dengan keras untuk mencari ide, setelahnya ia tersenyum senang. Tunggu nindia tersenyum? Ah sudahlah, lagi pula tidak ada yang melihat lain kali ia tidak akan tersenyum lagi. Nindia memang jarang tersenyum karna baginya tersenyum hanyalah untuk orang-orang yang sedang berbahagia.

Kalau tidak berbahagia, tidak boleh tersenyum begitu?

Ya, tentu saja nindia lebih nyaman dengan wajah datar tanpa ekspresi.baginya itu sangat pas, menggambarkan sesuai dengan kondisi hatinya.

"Oh kurasa aku melupakan sesuatu" ucapnya lagi. 

Nindia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju tas, untuk mengambil sesuatu disana.

Ponsel.💡!!

Tentu saja ponsel,biarpun kecil tapi berharga. Nindia membuka aplikasi kontak mengetikan huruf L nah ketemu. Pasti nindia mencari kontak Lisha setelah di pikir-pikir otaknya jatuh kepada nama lisha. 

Langsung saja nindia menghubunginya. Ketika sambungan tuts kedua. 

'hallo?' terdengar suara di sebrang sana.

Nindia tersenyum jingkrak-jingkrak, sepertinya hari ini keberuntungan memihak padanya. Oke, keep kalm. Tujuanya sekarang adalah meminta bantuan kepada LISHA.

"eh, ehem iya lis ini aku nindia" ucapnya. 

Terdengar kekehan di sebrang sana.

'iyah, aku sudah mengetahuinya nin. Ada apa?'

"Sebenarnya aku ingin mem--"

Tiba-tiba pikiran nindia melayang kepada, kalau lisha tidak mau membantunya bagaimana? Lalu bagaimana nasibnya. Lalu kalau sebenarnya lisha orang jahat, bisa apa nindia. Menurutnya lisha hanya orang asing walaupun sikapnya ramah kemarin, tapi siapa tahu bukan? Nindia menggeleng menghilangkan pikiranya yang sudah melantur kemana-mana. 

Sepertinya ia langsung to the point saja kepada lisha. Apapun resikonya ia akan tetap tanggung. Ini perjuangan! Bukankah mencapai kesuksesan harus dengan bekerja lebih keras dahulu?

Cukup lama terdiam akhirnya ia memutuskan untuk blak-blakan kepada lisha. 

'Hallo nin, kau masih disana kan? '

"Ehmm, lis aku.. butuh bantuanmu"ucapnya ragu. 

'bantuan? apa?'

"Aku tidak yakin mengatakan ini, tetapi aku sangat butuh tempat tinggal dan pekerjaan lis. Hanya kau dan peeta yang ku kenal di jakarta.. Sebenarnya indonesia ini tanah kelahiranku tetapi aku menetap di jakarta hanya 7 tahun jadi aku tidak mempunyai teman dan aku lupa dimana rumah sanak saudaraku, kurasa mereka sudah tidak mengenalku. Mengingat pertumbuhanku yang berbeda dengan kebanyakan orang indonesia" jelasnya panjang lebar. 

HANINDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang