PROLOG

864 15 4
                                    

"Assallamualaikum" Terdengar salam dari luar rumah menandakan bahwa sang suami telah kembali dari kantor. 

Segera Sarofah mematikan kompor dan berjalan menuju pintu depan.  "Wa'alaikumsalam"jawab sarofah, sarofah membuka pintu dan munculah sosok lelaki yang di cintainya. 

"Maaf sarofah aku hari ini pulang telat lagi,jalanan sangat macet maklumlah namanya juga jakarta"ucap sang suami yang di ketahui bernama Abror itu. 

Sarofah langsung mengambil alih tas dan jas abror, dan menyalaminya. Kemudian ia tersenyum,senyuman yang sangat indah dan cantik seperti hatinya. Senyuman itu biasanya ia berikan hanya untuk menyambut sang suami ketika hendak berangkat bekerja, dan sepulang bekerja. Karna hanya senyuman sarofah lah,yang bisa membuat rasa penat abror berkurang. 

"Tidak apa-apa kak, ayo duduk dulu. Aku ambilkan minum dulu ke dapur"jawab sarofah. 

Abror tersenyum dan mengangguk. Benar-benar beruntung abror mempunyai istri yang sholehah seperti Sarofah,karna kehadiran sarofah hidupnya menjadi lebih indah dan berwarna. Ia sangat bersyukur terhadap apa yang telah dimilikinya. Nikmat allah yang dilimpahkan terhadap keluarganya sungguh tak terhitung,ditambah dengah kehadiran putri mereka yang masih berusia tujuh tahun yaitu 'HANINDIA lengkap sudah kebahagiaan mereka. 

"ini minumnya kak, bagaimana tadi kerjaanya?" ujar sarofah yang kini duduk di sebelah abror.

Abror menghela nafas pelan sebelum berucap, "Alhamdulillah lancar-lancar saja" Abror menyesap teh yang dibawakan istri tercintanya. "Oh iya, kemana hanindia? Biasanya dia selalu bersemangat menyambut kepulangan kakak"

"Nindia tidur kak, tadi dia kecapean habis bermain bersama wildan"tutur sarofah. 

Wildan adalah sepupu jauh hanindia,anak dari Hafiz dan Saidah. Saidah adalah kakak kembar dari sarofah sedangkan Hafiz adalah saudara jauh dari abror. Singkat cerita mereka bertemu disaat keduanya sama-sama sedang berlibur ke mesir,jadi dari sanah-lah mereka kenal. 

"Hm begitu ya, sekarang dimana wildan apa ia sudah pulang?" tanya abror. 

Sarofah mengangguk "Iya kak, dia sudah pulang tadinya mereka ingin menunggu kakak tapi keburu pesawat mereka take off. Makanya mereka pulang duluan,mereka hanya menitipkan salam untuk kakak"

"Oh yasudah kalau begitu, wa'alaikumsalam sampaikan salam baliku terhadap mereka"

Sarofah mengangguk lagi, kemudian memijat pelan pundak suami tercintaNya yakni abror. "Iya kak, nanti ofah sampaikan salam kakak kepada mereka. Oh iya apa kakak sudah sholat?" tanya sarofah. 

"Belum fah,tadi kakak tidak sempat melaksanakan sholat karna ada meeting mendadak. Kalau istriku tercinta ini sudah atau belum? "

Pipi sarofah bersemu hanya karna ucapan manis sang suami, "Ah kakak, aku sudah sholat tadi sebelum menidurkan nindia,lebih baik sekarang kakak sholat dulu mumpung masih ada waktu satu jam lagi"

"Nanti saja sayang, kakak masih ingin bermanja-manja dengan kamu"

Sarofah menoyor pundak abror dengan pelan, "Ih apa si kakak, bermanja-manja kan bisa nanti malam kalau sekarang sholatlah dahulu. Tidak baik menunda-nuda sholat"

Abror tersenyum nakal, tiada hari tanpa menggoda istri tercintanya. Karna menurut abror menggoda istri tercintanya sudah menjadi hobinya sehari-hari. 

"Ah aku menginginkanmu sayang" ucap abror yang membuat mata sarofah mendelik tajam.

"Kak kalau kakak ingin jangan sekarang, nanti malam kan bisa. Sekarang kakak sholat sanah jangan menunda-nunda waktu sholat itu tidak baik" cetus sarofah dengan menatap tajam terhadap suaminya. 

HANINDIAOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz