My masher partner | 01

253 9 0
                                    

(Mulmed : Maisha Rezita Marioline)

"Vin, fotoin gue ya pas lompat, cepetan." ucap Maisha lalu berlari menjauh untuk bersiap-siap pose melompat.

"Ca, gausah jelalatan, gausah lari-larian nanti jatuh." balas Delvin, lalu mengeluarkan smartphonenya dan memencet kamera.

Cekrek!

"Udah belum? Coba mana sini gue liat!" Maisha langsung mengambil hp Delvin tanpa menunggu ijin dari empunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Udah belum? Coba mana sini gue liat!" Maisha langsung mengambil hp Delvin tanpa menunggu ijin dari empunya. Kebiasaan.

"Ih kok gue jelek sih vin? Jahat lo ah." protes Maisha sambil memukul lengan lawan bicaranya.

Plak!

"Sakit, bego." protes Delvin sambil menoyor Maisha. Maisha terkekeh geli. Ia berfikir sejenak, lalu muncul ide jailnya. Maisha menginjak kaki Delvin, dan kabur meninggalkannya sendirian yang kesakitan.

"Awas lo ca di kelas sama di rumah!!!!" teriak Delvin memperingatkan, Maisha kemudian berhenti dan berbalik ke arah Delvin dan menjulurkan lidahnya. Sebagai tanda ejekan.

"Sini kalo berani." tantangnya.

Lo cute banget, ca. Batinnya.

***

Kringg!!! bel istirahat sudah berbunyi.

Delvin menempelkan dahinya pada tangannya, membenamkan ke mejanya. Entah mengapa, saat ini ia merasa pusing, lemas, dan merasa kedinginan. Padahal cuaca diluar panas terik. Biasanya saat bel berbunyi, ia langsung menarik tangan Maisha untuk ke kantin. Merasa aneh pada chairmatenya, Maisha menepuk-nepuk pelan punggung Delvin.

"Vin, lo tidur? Bangun deh ini udah is--" Maisha kaget saat Delvin mendongak keatas, wajahnya sangat pucat pasi.

"Delvin lo kenapa vin? Lo sakit? Gue telponin supir lo di rumah ya? Atau lo mau gue anter ke-"

"Gausah lebay deh Ca. Paling gue masuk angin." potong Delvin. Maisha tetap mencemaskan sahabatnya.

"Enggabisa Vin, pokoknya sekarang lo istirahat ke UKS. Ayo vin, lo nurut sama gue." ucap Maisha lembut.

Akhirnya, Delvin mengangguk pasrah.

"Ca pegang tangan gue biar gue kuat." Maisha tersenyum lembut dan menggenggam tangannya. Dan berjalan menuju UKS.

***

'Test. Selamat siang, maaf mengganggu teman-teman. Saya ingin memberitahukan kepada seluruh pengurus anggota OSIS supaya berkumpul di ruang OSIS sepulang sekolah. Terimakasih' ujar sang ketua osis, Andrean Adijaya.

"Gila aja, males gue rapat. Tapi gue bendahara. Lo gantiin gue mau ga, Ky?" tanya Kanya dengan senyumannya. Senyuman mengejek.

"Gaya lo, Nya. Mentang mentang bawa duit banyak, mending buat traktir gue aja ke Starbucks gimana?" kata Dicky.

"Eh tai, ini uangnya orang banyak. Lo mau dicariin orang banyak karna gelapin uang osis?"

"Ya gampang, tinggal gue senterin biar terang duitnya." ucapnya santai.

Sabar Kanya cantik, yang waras ngalah. Batinnya

"Serah lu dah ketek iguana!"

"Bodo. Lu sempak anoa!"

Ting!! Bunyi notification whatsapp.

"Hp lo bunyi, Nya."

"Udah tau, geblek."

"Ya kali aja lo lupa kalo lo bawa hp"

"Brisik atau gue cium?" Kanya kelepasan. Mampus kanya!

"Ih berisik ah berisik, mau dicium Kanya" goda Dicky sambil menggoyang-goyangkan tangan Kanya.

"Diem, paijo! Ada notif dari Maisha."

Maisha : Kanya cantik, Delvin lg
sakit di UKS. Lo bawain nasi goreng
kek buat gue sm Delvin, laper nih:(

Kanya : Y

Maisha : Tai:(

***

"Vin, bangun dulu. Makan dulu sama minum obat dulu . Lo masuk angin kan? Ini gue dikasih anak PMR obat masuk angin." ucap Maisha lembut, berniat membangunkan Delvin yang sedang tenang istirahat. Ia kemudian bangun dengan pelan-pelan.

"Ca, nanti suapin ya."

"Iya cuyung. Uluh uluh manja bener." goda Maisha dan hanya dibalas dengan deheman.

"Cepet sembuh Vin, nanti gue kasih kiss deh." goda Maisha.

"Oke fix. Gue bakal sembuh. Kalo lo ga nepatin, gue bakal marah 3 hari 3 malam, Ca."

Sadis. Batinnya.

Tok!tok!tok!

"Permisi mbak, pesan nasi goreng?" goda Dicky. Maisha langsung menoyor kepalanya.

"Lemot banget kalian. Ish."

"Ngantri bego! Cepetan suapin babang pipin biar sembuh dah tu orang!" kata Kanya.

"Btw, lo hadir rapat nanti kan?" lanjutnya

"Gatau Nya, Delvin gimana?" Maisha melirik Delvin meminta pendapat. Delvin mengangguk pasrah, karena ia tau pensi sangat penting.

"Tapi ntar malem lo ke rumah gue ya, pengen disuapin lo lagi."

"Iya bawel."

"Aaaa utuk utuk utuk." goda Dicky.

***

Bersambung...

Please vote+comment untuk cerita pertama aku yaaa💖

My masher partnerWhere stories live. Discover now