Hujan

1.5K 216 8
                                    


Jangmi suka hujan.
Entah kenapa dari dulu ia benar-benar menyukai hujan. Bahkan saat kecil, ibunya selalu marah karena hampir setiap hujan Jangmi akan selalu keluar rumah untuk sekedar melihat rintik-rintik air hujan.

Jangmi selalu suka saat tangannya basah karena mengadah hujan. Hujan juga mengingatkannya pada kedua orangtuanya.

Seperti saat ini, ia terjebak hujan saat akan berangkat bekerja, dan sialnya ia lupa membawa payung.

Tapi tak ada raut kesal diwajahnya. Ia justru sangat menikmati berteduh disebuah toko dengan tangan yang mengadah air hujan.

Ibu Ayah aku merindukan kalian.

"Aku sudah terlambat." ujarnya saat melihat jarum jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

Mata bulatnya melirik sebuah mobil Audi Q7 hitam melaju cukup kencang dan tepat di depan Jangmi berdiri, ada genangan air.

Jangan! Aku tidak bawa baju ganti!

Dan sepersekian detik, baju Jangmi sudah basah sempurna. Mobil hitam itu berhenti tak jauh dari Jangmi berdiri.

Mengumpat dipagi hari tidak baik, Jeon Jangmi. Calm down!

"Bagaimana ini bajuku basah." keluh Jangmi.

Seorang pria dengan setelan jas rapi menghampirinya.
"Nona, ah saya minta maaf. Saya tidak sengaja." ujar pria itu.

Dia pasti yang pemilik mobil itu.

Jangmi mengangguk.

"Nona, saya benar-benar minta maaf."

Jangmi mengangguk lagi.

"Ini nona." ujar pria itu menyerahkan sebuah payung.

Jangmi mengernyit bingung.

"Saya tahu anda pasti tidak membawa payung. Jadi, ini terimalah."

Jangmi masih belum menerimanya.

"Anggap saja ini sebagai permintaan maaf saya. Mungkin jika anda tidak menerima payung ini saya akan merasa sangat bersalah." ujar pria itu.

Jangmi terlalu malas berurusan dengan manusia-manusia berjas rapi seperti ini. Jadi ia menerimanya.

"Terimakasih." ujar Jangmi singkat.
Jangmi segera membuka payungnya dan bergegas pergi meninggalkan pria ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Daniel tak henti-hentinya menggigit kuku jarinya, salah satu kebiasaan seorang Kang Daniel saat sedang gelisah.

Pintu kemudi terbuka.

Pak Jung kembali duduk dikursi kemudi.

"Bagaimana pak Jung?" tanya Daniel.

"Bajunya basah, tuan." jawab supirnya.

Daniel mengusak rambutnya kasar. Tiba-tiba ia kesal pada dirinya sendiri.

Iya, mungkin jika bukan karena Daniel yang bangun terlambat hingga harus memaksa pak Jung mengemudi dengan kecepatan penuh. Mungkin pujaannya tidak akan basah terkena genangan air dan sialnya itu karena mobil miliknya.

Bagaimana ini apa sekarang Jangmi kedinginan? Daniel hampir saja keluar untuk memberi Jangmi payung karena Daniel yakin pasti wanita itu tidak membawa payung, dia memang sedikit ceroboh.

Tapi Daniel sadar, dia sedang menjadi seorang Kang Daniel yang sebenarnya, Kang Daniel seorang direktur. Daniel tidak bodoh, karena itu ia menyuruh pak Jung agar memberikan payung untuk Jangmi.

"Apa dia menggigil?" tanya Daniel

"Tidak, tuan. Dia baik-baik saja." jawab supir pribadinya.

"Kau yakin pak Jung?"

My Rich Boyfriend [Kang Daniel]Where stories live. Discover now