Moment

1.6K 227 2
                                    


Katakan Kang Daniel itu gila.

Karena, tepat pukul 6 sore ia sudah berdiri didepan pintu Cafe dengan senyum lebarnya.

Kufikir dia hanya bercanda saat mengatakan akan menjemputku.

Jangmi keluar Cafe dengan pakaian sweater babyblue dengan jeans pendeknya, terlihat sangat manis.

"Kufikir kau hanya bercanda soal menjemputku pukul 6." komentar Jangmi.

Daniel tertawa, "Aku tidak pernah bercanda jika denganmu."

Jangmi mengedikan bahunya, ia berjalan mendahului Daniel.

Daniel tersenyum dibelakangnya, dengan langkah lebarnya ia mensejajarkan langkahnya dengan Jangmi.

"Ayo pergi ke Sungai Han." ajak Daniel.

"Kenapa kau sangat bersemangat?" tanya Jangmi heran.

Daniel tertawa kecil, mengedikkan bahu sebagai jawaban.

Hening. Baik Daniel maupun Jangmi diam tak bersuara.

"Kau yakin ingin ke Sungai Han?"tanya Jangmi memastikan.

Daniel mengangguk mantap, "Aku sangat bersemangat hari ini." jawabnya.

"Kenapa?"

"Karena aku akan menghabiskan waktu denganmu."

Jangmi merotasikan bola matanya bosan.

"Aku serius."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang disinilah Daniel dan Jangmi berdiri. Mereka berdiri ditepi Sungai Han.

Jangmi memejamkan matanya, ia menghirup udara malam musim semi, segar sekali. Jangmi tersenyum dengan mata yang masih terpejam.

Wanita dengan mata bulat itu tak menyadari jika Daniel sedari tadi memperhatikannya. Daniel tersenyum, aku benar-benar menyukainya.

"Aku lapar." ujar Jangmi membuka matanya.

Daniel tertawa.

"Kau ingin makan sesuatu?" tanya Jangmi.

"Kau yang lapar, kenapa bertanya padaku?" tanya Daniel geli.

"Aku orang baik yang tidak mungkin bisa makan sendirian saat bersama seseorang." jawab Jangmi.

Daniel mengangguk mengerti.
"Aku ingin makan ramyeon."

"Bagus. Aku juga ingin makan ramyeon." Komentar Jangmi dengan sedikit tawa.

"Aku akan membelinya." ujar Daniel.

"Tidak tidak. Kau tunggu disini, biar aku yang membelinya, oke? Kau tenang saja aku yang telaktir."

"Kau yakin?" tanya Daniel

Jangmi mengangguk. Ia segera menuju mesin pembuat ramyeon yang ada disekitar Sungai Han.

Daniel sendiri berkecamuk dengan fikirannya. Ia duduk ditepi Sungai Han. Obrolan dengan ayahnya tadi siang mengganggu fikirannya.

"Ayah, sudah menandatangani kontrak untuk pembukaan cabang perusahaan kita di Cina, Niel."

Daniel kaget tentu saja. Ayahnya tak pernah merundingkan ini dengannya.

"Ayah tak pernah berunding denganku sebelumnya!"

"Ini memang planning ayah, Daniel. Saat ayah melihat potensi di Cina untuk memperluas bisnis kita ayah fikir itu bagus."

My Rich Boyfriend [Kang Daniel]Where stories live. Discover now