duapuluh tujuh

2.1K 193 23
                                    

Merry christmast bagi semua yang merayakan:)

••••••••••••••••••••

"Nar, dipanggil Oliv, tuh,"

Informasi itu jelas membuat wajah pasangan tersebut jadi tidak enak. Mereka saling pandang dengan pikiran masing-masing.

"Gue aja yang keluar!"

Mia tak sabaran ingin menghajar cewek ular itu sekarang juga, yang pastinya tindakan itu segera dihentikan Nara.

Seperti biasa, Nara tetap bersikap tenang dan tegas. Walaupun jauh dalam lubuk hatinya, debaran akibat bahagia melihat Mia segitu cemburunya kepada Oliv tidak bisa ditahan.

"Kita keluar berdua," Nara dengan sayang mengamit telapak tangan Mia yang hangat. Membuat gadis itu yang awalnya emosi kini mereda.

Mia mengangguk patuh.

Tak menunggu lama untuk berjalan keluar kelas, tatapan mata Nara dan Oliv bertubrukan.

"Nara--"

"Banyak cing cong," Mia langsung menginterupsi sapaan Oliv. Matanya memincing tajam memandangi adik kelasnya itu dengan seluruh rasa benci.

Ternyata begini toh rasanya ngehujat adik kelas. Pantes Kei demen banget ngehujat gue dulu. Mia terkikik dalam hatinya yang panas.

Oliv manyun, menampakan wajah polosnya ke Nara.

"Nar, ini gue ada bekal buat lo sarapan." Oliv menyodorkan sebuah kotak bekal berwarna biru dengan gambar beruang merah muda. Menunjukan senyum terbaiknya.

Perlakuan itu membuat Mia mendelik. Ia menggeleng.

"Apaansih, sok perhatian banget. Eh, lo bukan tukang katering ya yang bisa ngasi-ngasi dia makanan!" Mia protes. Tentu saja membuat Nara mengulum senyum menahan tawa.

Oliv tak mempedulikan Mia, menganggap Mia angin lalu. Ia tetap fokus menatap Nara.

"Daripada pacar lo yang bisanya buat lo galau mulu, yang gak pernah ngasi sarapan, kan ada gue yang selalu perhatiin lo."

Eit, Nara kini mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan ucapan Oliv barusan. Benar-benar frontal dan tepat sasaran.

Beda halnya dengan Mia, kini gadis itu memasang wajah masam. Ia ingat betul permainan Oliv.

Bermain langsung di depan.

Gunung berapi dalam diri Mia sudah mulai erupsi dan meletus. Mengeluarkan segala lahar panas yang terpendam.

"Bacot," Mia ingin mengeluarkan segala kedongkolannya. Tapi tatapan Nara seakan berkata 'jangan', membuatnya harus mengontrol diri.

Jika Oliv terus-terusan dilawan, gadis itu akan semakin jadi.

"Baju lo kok kotor begini," Oliv segera mengambil tissu di dalam tasnya. Sepertinya gadis ini belum menaruh tas ke kelas.

Oliv langsung menyambar baju Nara yang dengan reflek dihindari laki-laki itu.

"Kuman." Nara bergumam.

Mia terpaku beberapa saat, sampai akhirnya tawa gadis itu pecah sejadi-jadinya.

"MAMPUS! HAHAHAHA," Ia tak peduli dengan lalu lalang murid sekitar melihat reaksinya kali ini. Beginilah Mia, gadis pecicilan yang apa adanya. Sungguh kekanakan.

Mata Oliv memicing ke arah Mia, ia tak mau kalah lagi.

"Nar, udahlah, ini cuma balas budi karna lo udah ngusapin air mata gue waktu di kelas itu. Kan lo nawarin gue tisu,"

Someone NewWhere stories live. Discover now