Tangan mungil seorang namja yang saat ini tengah berjalan dikoridor sekolah terlihat sedikit penuh dengan 2 buah kantong plastik berukuran cukup besar digengamannya. Namja tersebut mulai menambah cepat langkah kakinya ketika merasakan aura serta tatapan tak suka yang ditujukan kepadanya
Tak lupa beragam cemooh yang diucapkan oleh orang-orang disepanjang koridor seolah terus mengiringinya membuat Jimin semakin menundukan kepalanya dan mulai sedikit berlari agar ia bisa cepat-cepat keluar dari situasi tak mengenakan tersebut
Namun langkahnya terhenti atau mungkin terpaksa terhenti
Bukan berhenti dalam artian kedua kakinya diam ditempat
Nyatanya kini ia tengah dalam posisi seperti bersujud dengan kedua isi kantong plastik yang sudah berhamburan tak lupa, lutut kaki kirinya yang saat ini terluka sehingga membuat tetesan cairan berwarna merah meluncur bebas dan merembes membuat celana seragam Jimin terlihat basah
Karena sungguh jatuh dengan posisi bersujud apalagi sebelumnya lututnya terhantam sebuah bangku hanya membuat kedaan bertambah buruk
Tapi itu semua diabaikannya karena saat ini tatapannya mulai memburam, bukan akibat kacamata bulat besar yang sudah meluncur jauh dari posisinya namun karena genangan air mata yang mulai mengumpul dibalik kelopak mata indahnya itu
Sakit yang dirasakan dikakinya bukanlah alasan seorang Park Jimin menangis tapi suara tawa bahagia dan berbagai umpatan kasar yang didengarnya saat inilah yang membuatnya menangis
Jimin bingung kenapa semua hal buruk selalu saja menimpanya, tidakkah Tuhan sudah puas untuk menghukumnya?
Jimin yang dulu ataupun sekarang bahkan tidak ada bedanya, untuk apa ia berubah jika semuanya hanya sia-sia?
Tapi perlahan mata yang mulai memburam itupun menangkap sebuah tangan yang terulur tepat didepannya, membuat Jimin mengangkat matanya dan pandangannya kembali bertemu dengan sepasang iris berwarna hazel yang sangat memikat
"Heii ayolah apa kau akan terus dalam posisi seperti ini?" ucapan namja tersebut membuat Jimin kembali dari lamunannya
Dengan ragu dia gengam tangan namja tersebut dan mulai berdiri dengan cepat
Tentu saja itu adalah tindakan yang sangat bodoh karna kini ia kembali membungkuk sambil meringis kesakitan dan tak lupa kedua tangannya yang otomatis memegang daerah sekitar lututnya yang terluka
"Ckck kau ternyata sangat ceroboh ya manis"
Jimin mengerutkan dahinya bingung apalagi ketika namja tersebut langsung mengendong Jimin ala bridal style tanpa aba-aba membuat Jimin memekik tertahan dan sangat terkejut
Namun namja tersebut hanya melirik Jimin sekilas tak lupa dengan seringai tipisnya yang dapat dilihat Jimin dengan sangat jelas karna posisi mereka yang sangat dekat
"Kim Taehyung"
Jimin hanya diam ketika namja tersebut berbicara tanpa menoleh kepadanya namun tetap memandang lurus kearah depan sambil berjalan dengan langkah kaki pasti
Namja tersebut kemudian langsung menoleh kebawahnya tepat kekedua bola mata coklat Jimin seolah dapat mengerti apa yang ada dipikiran Jimin namja tersebut kembali berucap
"Namaku Kim Taehyung, ingatlah selalu karna nama itulah yang akan sering terucap dari bibir manismu"
Jimin membulatkan kedua matanya terkejut, heii bagaimana bisa namja yang bahkan tak dikenalnya berucap seperti itu kepadanya
Tapi tak dapat dipungkiri kedua pipinya yang mulai merona malu akibat namja tersebut berkata dirinya manis ohh atau bibirnya/?
"Hmm tapi maaf sebenarnya aku ingin menanyakan suatu hal yang penting padamu Jimin-ssi"
YOU ARE READING
[END] OUR FATE ° Vminkook
FanfictionJimin sangat mencintai Jungkook, Tuhan pun mengetahui itu. Namun Jungkook hanya mengangap Jimin sebagai sahabatnya tidak pernah lebih Jadi bagaimana ketika Taehyung datang dan menawarkan Jimin rasanya dicintai oleh orang lain secara tulus.. Apakah J...