cup! 8

634 75 3
                                    

🐁





Rumah keluarga park.
Jungkook menggendong Jimin dipunggungnya untuk masuk kedalam rumah. Dan sekarang disinilah mereka berada, di kamar sang namja mungil dengan Jungkook yang memijat kaki Jimin yang terkilir akibat kejadian tadi. Jimin yang mendapatkan perilaku seperti itu dari seorang Jeon Jungkook merasa senang dan dia tidak henti-hentinya tersenyum sejak diperjalanan pulang sampai sekarang bahkan wajahnya pun sedikit memerah. Sebegitukah rasa suka Jimin pada Jungkook.

"kenapa hyung tersenyum sambil melihatku seperti itu?" tanya Jungkook merasa aneh dengan diri Jimin.

"aku tidak melihatmu" elak Jimin.

"benarkah?" tanya Jungkook sambil mendekatkan dirinya kepada Jimin.

"be-nar kookie" gugup Jimin.

"kau gugup hyung?" tanya Jungkook lagi masih mendekatkan dirinya.

"ti-dak kook" jawab Jimin dengan tangan menahan dada Jungkook agar tidak mendekat lagi padanya, jika kalian tanya bagaimana wajah Jimin sekarang jawabannya adalah sudah seperti kepiting rebus. Jungkook yang tidak membalas ucapan Jimin-pun mulai mendekatkan wajahnya kewajah Jimin.

"kook jauh-kan wa-jah-mu" kata Jimin terbata-bata.

Jungkook tidak memperdulikan perkataan Jimin, ia malah semakin mendekat bahkan hidungnya sudah menyentuh hidung Jimin-sedikit lagi dia akan mencium bibir Jimin- dan hal itu benar-benar terjadi Jungkook memiringkan kepalanya dan menyentuh bibir Jimin dengan lembut. Jimin sempat menahan nafas, tapi dia sadar kalau dia harus bernafas kalau tidak ciuman ini akan berakhir, dia tidak mau ciuman ini berakhir begitu saja tanpa ada lumatan-aw rupanya Jimin ingin lebih dari sekedar sebuah ciuman biasa-. Setelah terdiam cukup lama dengan bibir yang menempel saja akhirnya Jungkook memberanikan diri untuk melumat sedikit bibir atas Jimin. Jimin-pun tidak menolak dengan hal itu dia bahkan membalas dengan melumat bibir bawah Jungkook. Mereka berdua pun larut dalam ciuman yang mereka ciptakan. Keduanya menutup mata dan menikmati setiap lumatan-lumatan yang saling beradu dari bibir keduanya.

Sepertinya mereka tidak tahu kalau ada empat mata yang sedang melihat adegan keduanya dengan mata berbinar yang tercetak jelas diwajah mereka, siapa lagi kalau bukan orang tua Jimin. Mereka sedang mengintip anak mereka melalui pintu kamar namja mungil itu yang sedikit terbuka. Pasalnya tadi mereka baru saja pulang, saat mau menuju ke kamar nyonya Park melihat kamar anaknya yang sedikit terbuka. Alih-alih menutupnya ia malah menyuruh sang suami untuk menghampirinya yang dituruti oleh sang suami, jadilah mereka-mari mengintip anak kita-sekarang didepan pintu kamar Jimin.





Tbc

Kiss!!(end)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum