9

1.2K 151 4
                                    

           

Selama film diputar, Jimin hanya fokus terhadap film yang dia tonton bersama Jungkook. Sedangkan Jungkook, dia sebenarnya tidak terlalu memperhatikan film tersebut. Sebagian atensinya justru tertuju kepada lelaki manis disamping nya. Laki-laki yang sangat imut disaat filmnya menangkan bagian yang seram, pasti lelaki tersebut dengan cepat menutup mata dengan kedua tangannya. Imut- pikir Jungkook.

Ya, Jimin itu termasuk yang takut terhadap yang berbau horror, namun suka menonton film horror. Aneh bukan? . Jungkook yang merasa bosan akhirnya mengeluarkan handphone nya. Untuk melihat notifikasi yang masuk. Takut takut sang Ayah menelfon atau mengirimkan dia pesan.

"hey bodoh, didalam bioskop kau malah mengeluarkan handphone, sudah tau cahayanya akan menganggu penonton lain" grutu Jimin pada Jungkook. Jungkook yang mendengar grutuan dari Sang Pujaan Hati langsung mematikan handphonenya kemudian memasukan kedalam kantong celananya.

"Aku sudah tau, aku hanya bosan" jawab Jungkook yang tidak dibalas oleh Jimin karena Ia sangat focus terhadap filmnya.

"Kau takut film horror?" Tanya Jungkook yang dijawab deheman oleh Jimin. Jungkook hanya tersenyum kemudian memfokuskan atensi nya pada film didepannya.

Namun sebuah senyuman miring atau biasa di sebut Smirk terpantri di bibir tipis pemuda bergigi kelinci itu. Tahu kenapa? Ya, karena baru saja adegan yang menyeramkan muncul dan membuat Jimin tanpa sadar menyembunyikan wajahnya di bahu kanan Jungkook. Yang mana membuat Pemuda itu senang setengah mati. Namun sengaja Ia tutupi. Jimin tetap menyembunyikan wajahnya di bahu Jungkook, sampai terdengar suara yang sangat menjengkelkan "Mau sampai kapan bersembunyi dibahu ku? adegan seramnya sudah selesai." ledek Jungkook. Jimin yang mendengar itu langsung bangun dan memukul pelan bahu Jungkook.

"Menyebalkan" Jimin mau tidak mau jika adegan menyeramkan keluar, Ia harus tutup mata dengan tangannya sendiri. Ia tidak mau bersembunyi di Bahu Jungkook lagi. Bisa bisa namja bergigi kelinci itu salah paham padanya. Jungkook terkekeh pelan kemudian tangan kanannya terarahkan tepat diatas kepala Jimin. Kemudian mengelus rambut tersebut sambil mengucapkan "Kau imut sekali sih hyung" Jimin tidak menyingkirkan tangan Jungkook dari kepalannya. Karena Ia merasakan kenyamanan saat tangan besar itu mengelus rambutnya.

Namun Rasa kenyamanan itu hilang ketika tangan Jungkook tidak mengelus rambutnya lagi. Ia menengok kearah Jungkook yang ternyata Jungkook tidur dengan kepala yang mengadah keatas. Jimin tersenyum lembut kemudian tangannya gantian mengelus rambut Jungkook.

Tidak lama Lampu-lampu menyala. Menandakan Film tersebut sudah selesai. Orang-orang yang menonton pun sudah menghambur keluar. Sementara Jungkook belum bangun juga. Jadi dengan terpaksa Jimin harus membangunkan Jungkook. Jimin mencubit pelan pipi Jungkook bermaksud membangunkan Jungkook. "Jungkook, bangun" ucap Jimin namun tidak ada efek apapun yang dikeluarkan Jungkook. Kemudian Jimin mempunyai ide jahil. Ia mengarahkan mulutnya ketelinga Jungkook. Bermaksud untuk meneriaki Namja asal Tampan itu. Namun belum juga Ia mengeluarkan suara emasnya , tiba-tiba Jungkook membuka matanya dan melihat kearah Jimin. Yang berarti posisi mereka sangat intim sekarang. Jimin merasakan pipinya memanas sekarang. Ditambah Jungkook yang meledeknya. "Pipimu memerah hyung" dengan cepat Jimin bangun dan berjalan keluar. Meninggalkan Jungkook yang tengah tersenyum penuh kemenangan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hyung, aku hanya bercanda maafkan aku" Jungkook terus mengatakan itu, berusaha menghentikan langkah kaki Jimin. Namun Jimin terus saja melangkahkan kaki nya menjauh dari Jungkook. Jungkook akhirnya berlari dan menahan lengan tangan Jimin. Membuat Jimin menatap jengah Jungkook.

"Maafkan aku Jimin hyung" Pinta Jungkook. Jimin masih saja mengerucutkan bibirnya imut. Dia tidak menampik bahwa kata-kata Jungkook yang bilang pipinya memerah . Karena saat itu Ia mengeluarkan handphonenya dan memencet tombol kamera. Untuk melihat apakah ada rona di pipinya. Dan benar, rona merah dipipinya sangat terlihat jelas, Membuat Jimin malu seketika. Ia menghindari Jungkook bukan karena marah. Namun lebih tepatnya karena Ia malu.

"Kau menyebalkan" suara Jimin lantang. Jungkook hanya tersenyum kemudian dia  bertanya "Mau makan apa Hyung?" Jimin menggeleng "Aku sudah makan tadi. Aku sudah kenyang" jawaban Jimin membuat Jungkook tidak puas.  Namun kemudian Ide yang berlian baru saja terlintas dipikirannya. Dengan cepat Ia mengeluarkan handphone nya berniat foto selfie dengan Jimin. "Kalau kau tidak mau makan, selfie saja bagaimana?" tawar Jungkook. Jimin menggeleng. Kemudian Jungkook memasang muka memelas dan membuat Jimin tidak tega. Jadi sangat dipaksa Ia mau. Ingat ya. TERPAKSA.

"Yasudah, satu kali saja. Kalau tidak mau ya bagus" Jungkook mengangguk keras "Okee". Kemudian Ia membuka aplikasi kamera di handphone nya kemudian memberikan kepada Jimin. Jimin mengerutkan alisnya bingung. "Kau yang pegang Hyung, Jebal". Jimin menerima nya kemudian mengarahkan handphone nya

"Gomawo hyungg" Jungkook melihat hasil foto nya dan ya sangat bagus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gomawo hyungg" Jungkook melihat hasil foto nya dan ya sangat bagus.
"Aku pulang duluan ya,annyeong" Jimin pamit pada Jungkook dan melangkah menjauh dari namja itu. Namun suara Jungkook membuat langkahnya terhenti. Namun ia tidak berbalik ke arah Jungkook. Ia hanya menunggu apa yang Jungkook sampaikan. Namun detik itu juga dia merasa menyesal, namun tidak bisa ditampik bahwa rona merah menghiasi pipinya.

"Park Jimin saranghaeyo" setelah mendengar apa yang Jungkook katakan dengan cepat Jimin kembali melangkahkan kakinya menuju halte bus untuk kembali kerumah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Long time no see and sorry

Wrong Love?(KookMin)Where stories live. Discover now