Sib-il

58 8 0
                                    

Bagian Sebelas.

"Lo kemana aja sih?" Fani mendengus diseberang telpon.

Zahra memutar bola matanya malas. Dia baru saja mengaktifkan kembali ponselnya, dan betapa terkejutnya Zahra sudah mendapati banyak pesan baru masuk, panggilan telpon yang terus-menerus bergonta-ganti nama dari Bunda-Ayah-Bang Fahmi-Reza-Fani. Sebagai gantinya, Zahra memutuskan untuk menerima panggilan dari Fani saja.

"Di sini, Zahra abis tidur Fan!" ujarnya membalas.

"Lo dimana sekarang?"

Zahra menutup gorden yang masih terbuka, "Di sini,"

Terdengar helaan napas Fani yang kasar. "Lebih spesifik, lo dimana?"

"Di hotel," Zahra menggaruk rambutnya yang gatal karena tidak keramas beberapa hari, lalu mencium tangannya tadi. "Ewwhh.. bau!"

"Minta duit dong Fan, duit Zahra abis kena bayar sewa hotel."

"Makanya jangan gegayaan nginep di hotel, duit aja masih minta! Lain kali kalo mau kabur itu bilang dulu, biar gue temenin."

Zahra mengerucutkan bibirnya sebal. Ternyata dia salah memilih menelpon Fani, karena Fani juga sekarang sedang mengomelinya. Bukannya langsung saja ditransfer uangnya ketika Zahra minta, inu malah dibonusin dengan omelan. Dahsyat sekali Fani! "Ya kalo Zahra bilang sama Fani, Bunda juga gak akan nyari Zahra, Fan!"

"Kurang duit berapa?" Fani bertanya langsung karena tidak mau menjadi ribet urusannya dengan Zahra.

Senyum mengembang Zahra langsung terbit. Meskipun Fani agak galak, namun Fani juga bisa baik pada saat mendesak. "Pokoknya yang bwuaaanyaaaaaak!!"

"Dasar anaknya babah Baim matre!"

"Sama Bunda Aya juga dong, jangan lupakan!" Zahra menyela dengan cepat, "Mereka bikinnya kan barengan!"

"Plis ya otak lo yang mesum itu jangan diutarain ke gue! Otak gue masih suci."

"Dan plis ya Fani, jangan sok suci!!" Zahra langsung memutar kalimat Fani.

Tangannya yang kosong kini telah penuh dengan marsmello yang dibelinya ketika mengantar Ji Soo ke depan untuk pulang, lalu dia memasukkannya ke dalam mulut kecilnya. Zahra memegangi bibirnya, mencubit-cubit, dan kembali menyecap rasa bibirnya sendiri. Zahra jadi teringat itu, saat bibir Ji Soo menempel lama di bibirnya tanpa bergerak, saat itu yang Zahra pikirkan hanya kapan waktu untuknya menghirup oksigen!! Bukan sensasi rasa bibir Ji Soo.

"Heh lagi ngapain lo? Gue tanya diem aja?"

Suara Fani menyadarkannya kembali, Zahra mengerjapkan matanya, menggelengkan kepalanya, dan mengangguk-anggukan kepalanya. Berusaha mengusir sekelebat bayangan dirinya bersama Ji Soo.

"Lagi makan bantal empuk, Fani mau?" ujarnya setelah lama berpikir.

"Lagi makan bantal empuk, Fani mau?" ujarnya setelah lama berpikir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Break UpWhere stories live. Discover now