Fear

409 37 4
                                    

Hampir saja Hyena menjatuhkan ponselnya ketika menerima telepon dari pihak Rumah Sakit yang mengatakan bahwa Yoongi kolaps.

Corona...corona...corona.

Virus itu seakan menjadi monster bagi banyak orang untuk saat ini. Suara Hyena terdengar bergetar ketika dia bertanya apa dia boleh menjenguk sang suami. Dan tentu saja itu pertanyaan bodoh. Karena saat ini Yoongi sedang diisolasi dan jelas saja jawabannya tidak.

Tapi Hyena khawatir.

Sejak virus ini menyerang, wanita itu sudah was-was saja tentang bagaimana nasib Yoongi. Ada masa secara tidak langsung dia menyatakan keberatannya kalau Yoongi harus berurusan dengan hal yang berkaitan dengan corona secara langsung. Meski saat itu Yoongi masih berusaha meyakinkan dan menenangkannya dengan kalimat, 'Ini profesiku, aku mengabdi untuk hal semacam ini. Rumah Sakit itu akan menjadi medan perangku nantinya Na-ya. Tolong dukung aku, itu saja.' Dan detik itu juga Hyena seolah ingin mengutuk profesi Yoongi sebagai perawat. Hyena sempat menangis saat itu ketika memeluk Yoongi, rasanya benar-benar seperti akan melepas suaminya ke medan perang.

Beberapa minggu ini semua berjalan normal. Meski jujur saja baik Hyena maupun Yoongi sendiri masih memiliki ketakutan tentang virus itu. Hyena hanya berusaha menjaga Yoongi semampunya. Diam-diam mencampurkan lebih banyak larutan antiseptik dan menaikkan suhu air ketika mencuci seragam kerja Yoongi. Beruntung Yoongi sendiri orang yang peduli pada kesehatan sehingga hal lain yang berhubungan dengan dirinya sendiri bisa dia urus tanpa bantuan Hyena.

Itu sebabnya... rasanya tidak adil jika Yoongi tetap tertular ketika keduanya sudah menjaga diri begitu ketat seperti itu. Tidak adil ketika Yoongi sudah mempertaruhkan dirinya sendiri demi membantu orang lain sembuh dari penyakit ini.

Hyena mendudukkan dirinya di kursi, mencoba menghubungi ponsel Yoongi. Tersambung tapi tidak diangkat. Matanya mulai memanas, dalam hatinya rasa khawatir itu tidak bisa dihilangkan begitu saja.

Apa Yoongi benar-benar sudah mencapai tahap paling parah?

Terakhir kali Hyena bertemu dengan Yoongi itu kemarin pagi. Itu tidak akan menjadi pertemuan terakhir kan?

Jemari Hyena kembali menelusuri ponselnya. Menghubungi nomor lain disana, sambungan teleponnya terhubung, memperdengarkan suara lembut yang biasanya membuatnya merasa nyaman.

"Yeoboseyo eomma...eomma...Yoongi..." dan air mata Hyena mengalir setelahnya.

*

Kondisi Yoongi membaik, dia masih bisa ditangani dan kini kondisinya mulai stabil.

Itu kabar baik, benar-benar kabar baik yang membahagiakan. Sayangnya Hyena tetap menangis. Wanita itu menangis karena rasa lega yang membuncah dalam batinnya hingga dia tidak tahu lagi bagaimana cara mengekspresikan dirinya.

'Hei sudah, jangan menangis begitu. Aku sudah tidak apa-apa,' suara dan tampilan wajah Yoongi di layar smartphone Hyena nyatanya tidak bisa menghentikan tangisan Hyena.

Nyonya Min yang berada di samping menantunya itu mengusap rambut Hyena pelan. Kali ini Nyonya Min yang datang berkunjung setelah mendengar kabar bahwa kondisi putra bungsunya membaik. Kemarin Nyonya Hwang -- Ibu Hyena -- yang menemani dan menenangkan sang anak.

'Sudah! Eomma, tenangkan dia, tangisannya mengganggu.'

Tatapan Nyonya Min mengarah pada layar ponsel, memelototi sang anak. Dia tahu Yoongi sedikit sensitif saat sakit, tapi kali ini rasanya dia ingin menjitak kepala Yoongi agar sang putra bisa sedikit saja menahan diri.

"Dia seperti ini karena mengkhawatirkanmu Min! Dan sekarang dia lega kau baik-baik saja, mengertilah," ujar Nyonya Min.

Sejujurnya, Yoongi mengerti dan sepenuhnya paham. Hanya saja, lelaki itu merasa tidak enak jika keadaannya seperti ini. Dia tidak ingin Hyena terlalu mengkhawatirkannya. Pada akhirnya Yoongi menghela nafas, menatap ibu dan istrinya lewat layar ponsel dengan raut serius.

'Sudah ya, aku tidak apa-apa,' ujarnya dengan nada lebih lembut. 'Do'akan saja kondisiku menjadi lebih stabil secepatnya dan aku bisa pulang.'

"Lalu kau akan tetap bekerja setelah sembuh," Hyena bersuara.

'Tidak apa, kan setelahnya aku tidak akan tertular lagi. Tubuhku pasti sudah membentuk imun untuk penangkalnya setelah ini,' Yoongi tersenyum tipis. 'Tenang saja, aku tetap akan diliburkan sebelum benar-benar sehat.'

"Kapan kau kira-kira bisa pulang Yoon?"

'Mungkin minggu depan eomma, aku titip Hyena dulu ya.'

Nyonya Min mengangguk.

"Istirahatlah Yoon, biar kumatikan sambungannya."

'Kau juga istirahat, jaga kesehatan. Eomma dan appa juga, jangan sering bepergian.'

"Iya tenang saja, kami akan jaga diri. Kau juga, cepat pulih."

'Kuusahakan.'

Sambungan telepon ditutup setelah satu dua kalimat pesan mereka ucapkan. Nyonya Min menatap menantunya dalam.

"Sudah lega hmm?"

Hyena mengangguk kecil, "Kamsahamnida eomonim."

"Iya. Tidak apa-apa Yoongi kuat. Percaya saja padanya ya."

Sekali lagi Hyena mengangguk, dia juga ingin percaya pada Yoongi. Tapi di saat seperti ini siapa yang tidak cemas? Corona benar-benar menggegerkan dunia. Hanya saja Hyena harus berusaha menekan rasa cemasnya. Bagaimanapun juga dia paham, sebagai ibu pasti Nyonya Min juga tidak kalah cemasnya. Kalau Nyonya Min dan Yoongi saja berusaha menguatkannya, dia juga harus berusaha kuat untuk mereka bukan?

Hyena menarik nafas dalam mengingat Yoongi akan sembuh dalam waktu dekat, wanita itu berharap setelah ini tidak akan ada hal yang lebih buruk yang akan terjadi lagi.

End

Drabbles : SUGA (Min Yoongi)Where stories live. Discover now