"Reya maafkan tapi jangan melotot pada Reya. Reya takut"

"Memang siapa yang melotot?"

"Kak Kevin tadi"

"Enak saja. Kakak tidak melotot sayang" Kevin mengurai pelukannya dan menatap dalam Reya.

"Tapi jelas-jelas tadi Kak Kevin melotot"

"Tidak Reya sayang. Sekarang lebih baik Reya tidur" Kevin mencubit gemas pipi Reya.

"Temani"

"Hm..."

"Sampai Reya tidur"

"Iya sayang. Kakak temani sampai Reya ngorok"

"Yaaaakkk!!" Reya berteriak kesal dan Kevin tergelak geli lalu merangkul bahu Reya dan membawa Reya masuk ke dalam kamar.

******

Keesokan harinya...

Kevin yang semalam menepati janjinya menemani Reya sampai Reya tertidur. Pagi-pagi sekali mendatangi rumah Kakeknya, padahal biasanya di hari minggu ia selalu bangun siang dan hanya akan bermalas-malasan di rumah.

"KAKEK" Dengan kesal Kevin memasuki rumah Kakeknya. Ia tidak bisa lagi menahan diri. Kakeknya yang menyebalkan itu selalu saja bertindak sesukanya dan Kevin tidak bisa mentorerir lagi kalau itu menyangkut soal Reya.

"Ada apa? Kenapa datang-datang marah?" Ardiansyah Kenzie menghampiri cucu tersayangnya.

"Kevin tidak akan marah kalau Kakek tidak mengusik Reya"

"Kau sangat tahu Kakek tidak akan mengusik Reya kalau kau tidak keras kepala" Ardi menatap cucunya tajam. Dan tentu saja Kevin tidak mau kalah.

"Tapi tidak harus Reya, Kakek. Dia masih 18 Tahun"

"Lalu kenapa kalau Reya masih 18 Tahun?"

"KAKEK!" Teriak Kevin kesal. Sungguh ia tidak berniat kurang ajar tapi Kakeknya benar-benar membuat emosinya naik.

"Jangan berteriak pada Kakek!"

"Maaf" Kevin menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Mencoba meredakan emosinya. "Kevin mohon jangan usik Reya, Kek. Biarkan dia menikmati masa mudanya, biarkan dia kuliah sesuai dengan keinginannya. Jangan bebani Reya dengan urusan perusahaan yang sama sekali tidak dimengerti oleh gadis seumuran Reya, Kek" Ucap Kevin lirih.

"Tapi hanya kau dan Reya pewaris sah kekayaan Kakek. Kalau kau tidak mau muncul di depan publik dan kau juga tidak mau mengambil alih apa yang sudah seharusnya menjadi tanggung jawabmu, maka Reya yang akan menggantikanmu, Reya yang akan muncul di depan publik dan dia juga yang harus maju menjadi pemimpin tertinggi di perusahaan"

Kevin mengepalkan kedua tangannya marah. "KAKEK!!" Astaga Kevin semakin tidak habis pikir dengan jalan pikiran Kakeknya ini.

"Kenapa? Kalau kau tidak mau Reya menggantikanmu, maka kau sendiri yang harus maju" Ucap Ardi tajam.

Kakek tua itu tersenyum licik sementara Kevin hanya bisa mengumpat dalam hati.

"Pikirkan baik-baik! Kakek hanya akan menunjukmu dan Reya. Lagipula ini sudah saatnya kau muncul di depan publik"

"Oh ayolah, Kek. Bukankah sudah ada David?"

Ardi menghela nafas. "Kinerjanya di perusahaan memang bagus, tapi dia tidak berhak menempati posisi tertinggi di perusahaan, hanya kau dan Reya yang berhak"

"Kek"

"Kau tidak bisa menghindar lagi, Kevin!"

Kevin terdiam.

KEMILAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin