BP"22 Who is she?

3.2K 164 5
                                    

Hanna mencoba percaya dengan apa yang dikatakan oleh Nathan. Pasangan kekasih harus saling percaya bukan.

Sementara Sammuel tak hentinya menghubungi dalam minggu ini. Panggilan, sms, wa. Entah darimana pria itu mendapatkan nomer handphonenya. Hanya sesekali saja Hanna membalas untuk menjaga kesopanan.

Malam ini Hanna menemani Carla menghadiri acara nikahan anak bos besar di kantornya. Ternyata Nathan mendapatkan undangan juga.

Hanna tak sanggup menolak saat Carla membujuknya ikut.

Acara itu luar biasa mewah. Dekorasi bunga yang entah diimpor dari mana. Makanan yang mewah dan tamu undangan yang berasal dari sosialita dan pebisnis di Jakarta. Pantas saja Carla mengajaknya. Sepertinya rasa percaya diri wanita itu hilang bila harus menghadiri acara seperti ini sendirian.

Hanna tampil dengan gaun malam panjang yang berwarna hitam. Rambut digelung sedikit ke atas. Sederhana saja setidaknya itu yang dia pikirkan. Tadi dia sudah mengabari Nathan untuk datang lebih dulu ke acara ini bersama Carla dan Nathan tidak merasa keberatan.

Hanna dan Carla sudah sejam berada di pesta itu namun belum ada tanda-tanda kehadiran Nathan. Bahkan menpelai pengantin sudah keluar dan sekarang para tamu undangan dipersilakan untuk mencicipi undangan sementara rombongan tamu lain mulai berfoto.

Hanna bolak-balik melihat handphone tapi tidak ada kabar dari Nathan. Hanya Sammuel. Yeahh.. lagi-lagi pria itu. Carla dan teman-teman sekantor sedang sibuk berfoto bersama pengantin di depan. Hanna pun memilih untuk mulai mencicipi hidangan yang nampak lezat menggugah selera.

Hanna baru saja menggigit lemon cake miliknya saat dia melihat beberapa tamu melirik ke arah pintu masuk dari sayap kanan. Mau tak mau Hanna ikut melihat ke arah sana dan didapatinya Nathan sedang berjalan masuk ke arah para tamu. Nathan tampan dan tampak sumringah dengan setelan jas mahalnya. Dan berikutnya mata Hanna membelalak lalu menatap tak percaya melihat Nathan tak sendirian. Seorang gadis menggamit lengannya dan Nathan tidak keberatan.

Saat melihatnya, kau akan tahu ada atau pernah ada sesuatu antara keduanya.

Gadis itu cantik sekali dengan gaun merah yang menampakkan lekuk tubuhnya. Rambutnya pirang kecoklatan dan digerai menutupi bahunya yang terbuka. Mereka tampak serasi.

Entah mengapa perasaan Hanna tampak kecewa. Dia menunggu Nathan daritadi dan pria itu malah asik bersama gadis lain. Dan Nathan bahkan tak menghubunginya walaupun sudah sampai. Dan sekarang pasangan itu duduk di kursi yang disediakan dan tampak asik mengobrol.
Hanna merasa hatinya menjadi panas dan cemburu. Namun enggan melangkah menuju meja Nathan ataupun menghubungi handphonenya. Hanna tiba-tiba teringat percakapan Nathan tempo hari tentang seseorang yang sudah kembali dan saat ini berada di Jakarta. Hatinya mencelos dan hanya mengamati keduanya.

Acara selanjutnya adalah sang pengantin yang melemparkan karangan bunga kepada para gadis. Hanna dapat melihat Carla sudah ikut berada disana. Dan gadis itu maju setelah sebelumnya mengatakan sesuatu kepada Nathan yang membuat pria itu tersenyum. Membuat Hanna semakin dibakar api cemburu.

Dan sang pengantin pun mulai melempar karangan bunga. Akhh.. hampir saja gadis itu mendapatkannya tapi diserobot oleh gadis lain di sampingnya membuatnya jatuh terjungkal. Dan Hanna terkesiap saat Nathan bangkit dari mejanya dan menolong gadis itu. Nathan memegang tangannya dan membantunya berdiri. Banyak orang yang melihat adegan itu dan tersenyum membuat hati Hanna bertambah pedih. Apakah Carla melihatnya?

Hanna sudah tak sanggup lagi saat acara dansa dan wanita itu mulai menarik Nathan turun ke lantai dansa. Hanna dapat melihat sesekali Nathan melihat ke arah lain seperti mencari-cari. Apakah Nathan mencarinya. Namun hati Hanna merasa pedih saat Nathan pada akhirnya setuju untuk berdansa dengan gadis itu. Lengan mulus gadis itu berada di atas lengan Nathan dan sebelah tangan lain menyatu dengan jari-jari yang saling terjalin.

Cukup sudah. Hanna tak sanggup lagi. Dia ingin berjalan ke arah mereka dan memisahkan gadis itu dari Nathannya. Tapi matanya terlalu kabur karna desakan air mata yang ingin keluar. Bukankah akan sama saja mempermalukan dirinya bila dia kesana dan membuat masalah.

Hanna mengeluarkan ponselnya lalu mengambil gambar keduanya. Pada saat itulah mata Hanna bersitatap dengan mata Nathan. Wajah Nathan menjadi pias menatap wajah Hanna yang sudah memerah.

Secepat kilat Nathan mengucapkan permisi kepada pasangan dansanya lalu berjalan menuju Hanna. Secepat Hanna yang berjalan keluar mencari taksi untuk pulang ke rumah. Membawa hatinya yang terluka.

Tbc

Author
Linhas
Januari 2018











Bossku ParibankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang