Myungsoo melirik makanan yang diberikan appanya saat di restoran. Karena rasa sakitnya itu, nafsu makan Myungsoo berkurang drastis, namun mau tidak mau Myungsoo harus makan setidaknya beberapa suap agar ia bisa meminum obatnya.
Myungsoo membuka satu per satu blister obatnya dan menghitungnya. Jumlahnya total 6 buah dan Myungsoo harus meminumnya satu per satu. Ukuran obat yang ia minum tidaklah kecil dan Myungsoo harus berusaha menelan obat itu satu per satu.
Tiba-tiba Myungsoo teringat dengan pertanyaan Woohyun saat di UKS yang menanyakan ia sakit apa, namun Myungsoo menjawab bahwa ia tidak sakit. Sungguh ia menyesali perkataannya kepada Woohyun. Bagaimana bisa ia tidak jujur dengan Woohyun sementara ia sendiri menganggap Woohyun adalah sahabat baiknya.
Ia memang sedang tidak sehat. Beberapa hari yang lalu kondisinya drop dan dibawa ke rumah sakit. Saat itulah ia mengetahui bahwa jantungnya kembali melemah. Myungsoo memang memiliki penyakit jantung bawaan sejak kecil.
Sejak kecil Myungsoo menjalani pengobatan dan saat ia memasuki sekolah menengah penyakitnya sudah jauh lebih baik. Dan entah kenapa bahwa akhir-akhir ini penyakitnya seakan kembali dan sudah menjadi lebih parah.
Penyakitnya ini mengganggu aktivitasnya di sekolah, terutama sebagai center basket. Dokter sudah melarang Myungsoo untuk melakukan basket namun Myungsoo masih tetap saja melakukannya. Hingga akhirnya tadi siang saat ia latihan basket, ia merasakan sakit dan akhirnya jatuh pingsan.
“bagaimana jika teman-temanku tahu kalau aku ini sakit dan lemah?”
Myungsoo dikenal sebagai siswa yang berprestasi di bidang basket. Seringkali ia dan timnya menjuarai pertandingan basket nasional. Aksi Myungsoo yang sangat keren membuatnya banyak disukai yeoja-yeoja di sekolahnya. Banyak juga namja-namja yang tertarik masuk basket dan menjadikannya panutan.
Walaupun ia adalah anak yang populer di sekolahnya, Myungsoo bukanlah orang yang mudah bergaul dengan orang lain. Bagi Myungsoo, ia kesulitan menemukan teman yang benar-benar tulus berteman dengannya, bukan yang berteman hanya karena ia kaya, ia terkenal, ataupun karena ia disukai banyak yeoja. Baginya, hanya Woohyun yang benar-benar tulus berteman dengannya.
Myungsoo sadar bahwa teman-teman di sekelilingnya-kecuali Woohyun-berteman dengannya hanya karena ia kuat dan keren. Namun Myungsoo tidak bisa membayangkan reaksi teman-temannya saat mengetahui bahwa idola dan panutan mereka, Kim Myungsoo malah terbaring lemah karena penyakit jantungnya yang mungkin sebentar lagi akan mati.
Myungsoo menggigit bibirnya kuat-kuat membayangkan semua celaan dan cercaan dari teman-temannya jika mereka tahu keadaan Myungsoo yang sebenarnya, dibalik wajah tampan, tubuh kekar dan seragam basket yang keren itu.
(At restaurant)
Sooyeon memasuki restoran dan mencari keberadaan Jaejoong, mantan suaminya yang tiba-tiba memintanya bertemu. Sudah lama sekali Sooyeon tidak makan malam berdua dengan Jaejoong, apalagi di restoran ini yang merupakan restoran dimana mereka makan malam terakhir sebagai suami istri, sebelum mereka menjalani sidang perceraian.
Saat itu Sooyeon sibuk mengurus sepasang putra kembar mereka sementara Jaejoong sibuk berbisnis hingga ke luar negeri. Saat itu Sooyeon yang masih muda dan labil, ia tidak bisa menerima keadaan Jaejoong yang terus-terusan meninggalkan ia dan anak-anaknya di rumah sederhana yang kini masih ia tinggali bersama Taeyong. Hingga Sooyeon mengambil keputusan bodoh dengan menceraikan Jaejoong disaat Jaejoong berusaha membangun bisnisnya di luar negeri.
Mereka bercerai dan membagi hak asuh mereka atas putra kembar mereka. Dimana Sooyeon mengasuh Taeyong dan Jaejoong mengasuh Myungsoo. Namun siapa sangka bahwa Jaejoong mendulang sukses besar di bisnisnya, yang membuatnya naik kelas menjadi kaum jet set yang kaya raya. Sementara Sooyeon di Seoul hanya bisa tetap hidup sederhana bersama Taeyong dengan pekerjaannya sebagai guru di sekolah menengah atas.
Barangkali Sooyeon menyesal dengan keputusannya namun ia sadar bahwa ia memiliki Taeyong, yang merupakan putranya dengan Jaejoong. Itulah alasan Sooyeon selama ini keras dalam mendidik Taeyong di sekolah. Sooyeon hanya ingin Taeyong menjadi anak yang pintar dan berhasil, tidak seperti dirinya.
“annyeong Jaejoong, lama kita tidak bertemu” sapa Sooyeon.
“eum... silahkan duduk. Apa kau mau pesan makanan?? Aku akan...” kata-kata Jaejoong terputus.
“tidak usah” potong Sooyeon cepat.
“sejak kapan kau suka basa-basi? Langsung saja pada pokok permasalahannya kenapa kau bertemu denganku” kata Sooyeon.
“aku hanya menawarkanmu makanan, atau barangkali kau ingin membawa pulang makanan untuk Taeyong. Dan aku akan langsung ke pokok permasalahan. Penyakit Myungsoo kembali” kata Jaejoong.
Sooyeon membulatkan matanya tidak percaya. Ia diam sesaat, “maksudmu... penyakit jantungnya? Sejak kapan? Bukankah katamu dia sudah sembuh?” kata Sooyeon.
“baru-baru ini dia sering pingsan lagi, sepertinya kali ini aku tidak bisa menanganinya sendirian” kata Jaejoong.
“sepertinya sudah tiba saatnya bagi kita untuk mengakhiri permusuhan ini. Menjadi single parent tidaklah mudah, terutama aku yang sibuk menjalankan bisnis dan harus merawat Myungsoo yang sakit. Yang Myungsoo butuhkan sekarang adalah support dari keluarga, termasuk dari eommanya dan saudara kembarnya” Jaejoong melanjutkan perkataannya.
Sooyeon menghela napasnya kasar lalu berkata, “kau benar... Selama ini kita egois dengan perasaan kita masing-masing dan mengorbankan mereka. Sangat sedih rasanya membayangkan jika aku sendiri dipisahkan dari saudaraku”.
“benar. Dengan begitu kuharap Myungsoo kembali memiliki semangat untuk bertahan hidup agar dia bisa hidup lebih lama bersama Taeyong” ujar Jaejoong.
.
TBC
.
(NEXT? VOTE AND COMMENT BELOW)
YOU ARE READING
I'm Sorry I'm too Introvert
General FictionTaeyong adalah siswa pintar di sekolahnya yang punya prestasi gemilang di bidang akademik terutama matematika. Selain itu Taeyong juga berwajah tampan. Namun sayang, Taeyong tidak memiliki banyak teman karena dia yang memiliki sifat introvert. Hany...
part 3
Start from the beginning
