Istana, 17

446 46 3
                                    

"Rasa takut bukan untuk dihindari, tapi untuk dihadapi,''

*Fourth Dimension*
🍁

Abian hampir jatuh tertidur saat bertengger di tepi bed Edrin.

Kreet...

Suara pintu yang dibuka Delion membuat Abian tersadar. Ia masih di rumah sakit, menunggui Edrin. Delion membawakan Abian makan malam. Sudah hampir tengah malam dan Abian memang belum makan apapun.

"Ini," Delion menyerahkan kotak sterofoam berisi panganan.

"Ah, terimakasih," Abian menerima pemberian itu. Kini ia sudah percaya pada Del. "Sekali lagi terimakasih sudah menyelamatkan Edrin,"

"Ya," Del sedikit salah tingkah, ia ingin menawarkan untuk gantian menjaga Edrin. Tapi takut Abian tersinggung karena akan dikira macam-macam pada Edrin. Del menutup mulutnya kembali dan hanya menggaruk belakang kepalanya.

Abian melihat beberapa luka di wajah dan lengan Del, "Kau sendiri tidak apa-apa?" Tanya Abian.

"Aku masih hidup,"

Jawaban Del membuat Abian menyunggingkan senyum tipis.

"Aku... Pulang dulu," pamit Del.

"Oh, ya," Abian tersenyum hangat.

Del keluar dari ruangan itu.

PING!

Abian mendapatkan pesan baru di ponsel pintarnya. Tentu saja, pesan dari Diana. Tadi sore Diana juga datang ke sini untuk menjaga Edrin. Namun ia pulang pada jam 9 malam tadi.

Diana: bagaimana keadaan Edrin, Bi? Udah siuman belum?"

Abian: belum. Ayahnya sudah dikabari?

Diana: udah dari magrib tadi. Sepertinya beliau masih diperjalanan. Kan posisinya beliau lagi di luar kota.

Abian: oke.

Diana: jagain Ed dulu ya Bi. Makasih. Besok kamu ga bisa sekolah kan? Jangan lupa izin sama ketua kelasmu. Btw kabari aku segera kalau Ed bangun ya :( aku pengen banget di sana. Tapi emakku nyuruh pulang T.T

Abian: ia. Tentu.

Abian menutup ponselnya. Lalu menuju westafel untuk mencuci wajah dan tangannya. Segarnya air membuka kembali kesadaran Abian. Dengan wajah yang masih basah, dia melengos ke arah Edrin. Memperhatikan wajah indah Edrin yang tertidur.

Ia kasihan pada Edrin.
Dengan keadaannya yang ditempeli parasit.
Sifatnya yang dingin dan cuek.
Ketangguhannya yang bisa bertahan dari Conan dan Cuna.
Semuanya... Membuat Abian ingin terus membantunya, melindunginya dan...

Wajah Abian memanas. Kenapa air yang dingin ini tiba-tiba menjadi hangat? Saat Abian melihat ke cermin. Ternyata bukan airnya yang menjadi hangat, tapi wajahnya yang sudah bersemu merah.

Apa ini? Abian terkejut. Kenapa ia sebegitu khawatirnya pada Ed? Apa ini... Cinta?

Abian menggeleng. Ia segera menyeka wajahnya dengan handuk. Bersiap untuk makan.

***
🍁
***

Edrin sadar ia tengah dalam perjalanan bersama seseorang. Orang itu memakai sarung tangan putih. Dia menarik tangan Edrin. Entah menuju kemana. Saat Edrin melihat penuh sosok yang tengah dia ikuti, ternyata itu adalah si hantu perak!

Edrin segera menarik tangannya kembali, berhenti berjalan. Sang butler tahu, kalau manusia yang dibawanya sudah 'sadar'. Ia pun berbalik menatap manusia itu.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: May 13, 2022 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

the fourth dimensionOnde histórias criam vida. Descubra agora