Hutan, 15

961 120 20
                                    

"Penderitaan adalah hal yang kau benci saat ini untuk kau syukuri esok hari,''

*Fourth Dimension*
🍁

Edrin menghela napas berat, begitu tahu kalau motornya bocor. Bagaimana dia bisa pulang ke rumah? Diana sudah pulang duluan pula! Seandainya dia ke parkiran lebih cepat, pasti masih sempat pulang dengan Diana.

Di parkiran yang riuh oleh lalung lalang siswa yang mengambil motor untuk pulang dari sekolah, Edrin hanya terduduk di pinggir pot Ban bekas besar di sebelahnya. Abian yang juga akan mengambil motor, terhenti saat melihat Edrin.

"Kenapa Ed?"

"Ban motorku bocor,"

"Ooh, ya sudah sini aku bawa ke bengkel,"

Edrin sebenarnya mau menolak, namun lantaran energinya sudah habis gegara pertemuan di ruang BK tadi, membuat Ed mengurungkan gelengan kepalanya.

"Gak apa-apa nih?"

"Iya," pungkas Abian

Tanpa ini ono, Abian menggeret motor Edrin, diiringi Edrin di sebelahnya. Di koridor kelas satu, Conan sumringah melihat Edrin di parkiran. Cuna yang datang ke kelas satu untuk menjemput Conan, heran dengan cengiran adiknya.

"Kau lihat siapa?" Cuna mengikuti arah pandang Conan.

"Siapa lagi yang bisa membuatku bersemangat seperti ini," sahut Conan tanpa melepas pandangannya dari punggung Edrin.

"Anak itu lagi," sesal Cuna setelah tahu yang dilihat adiknya ternyata adalah Edrin.

"Kenapa candumu jadi dia? Bukannya Del? Bukankah Del adalah yang pertama kau sesap?"

"Tidak tahu. Dia punya rasa yang luar biasa kak. Kau harus mencobanya!"

Cuna bergidik menatap adiknya. "Kau tahu aku tidak meminum darah,"

Conan terkekeh manis. "Aha, aku ada ide kak!"

"Apa?" Tanya Cuna yang melipat tangannya di perut.

Conan menarik Cuna ke tempat yang aman, untuk membisikkan rencananya. Conan menempelkan bibirnya pada telinga Cuna. Dia sedikit menjinjit karena Cuna sangat tinggi darinya.

"Kak, aku ingin dia... Aku ingin menyesapnya setiap hari..." Pinta Conan manja.

Cuna menarik telinganya dari bibir Conan. "Kau mau aku menculiknya?"

"Iya. Taruh dia di rumah, aku ingin memeliharanya!"

"Kau kira dia kodok bisa kau pelihara?"

"Kucing dong! Kok kodok sih! Siapa yang mau pelihara kodok?!" Conan kesal sendiri dengan logika kakaknya.

Cuna menghela nafas berat, "aku ingin kau membuat Del menderita bukan gadis itu!" "Sasaran kita Delion! Bukan Eprin!"

"Edrin!" Conan membetulkan.

"Ahaaaaaa," Conan merengek. Menarik-narik tangan kakaknya. "Ayolah kaak!! Aku mau diaaa! Aku janji aku akan tetap mengganggu Del! Tapi bawakan Edrin juga untukku!!" "Hwaaa!!!" Conan merengek makin keras.

the fourth dimensionWhere stories live. Discover now