Darah, 12

788 87 29
                                    

"Missing someone is a part of loving them,''

*Fourth Dimension*
🍁


Abian baru saja pulang dari menjenguk pasien kakeknya di rumah sakit. Seorang gadis yang koma sudah sejak lama, namanya Esmelinda. Kakek bilang anak itu berada di antara kehidupan dan kematian.

Raganya masih hidup, namun jiwanya terperangkap di suatu tempat di alam gaib. Kakeknya sudah mengobati anak itu selama 2 tahun terakhir. Namun belum ada hasil.

Abian pun tidak bisa melakukan apa-apa karena dia tidak memiliki kemampuan supranatural seperti kakeknya. Abian hanya membantu dengan zikir dan doa, sesuai arahan kakek.

Kakek Abian adalah seorang ustadz yang biasa melakukan ruqyah. Abian selalu membantu kakeknya saat ada waktu luang. Abian tertarik untuk membantu orang-orang. Karena kakek pernah bilang, kalau manusia terbaik itu adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Di ruang tamu, Abian mengobrol dengan kakeknya.

"Kek, aku punya teman yang sepertinya ditempeli parasit,"

"Seperti apa ciri-cirinya?" Kakek Abian bertanya.

"Aku belum benar-benar menanyakan kepadanya. Tapi dari yang aku lihat, dia memiliki kepekaan pada telinga, bau darah dan getaran. Dia sampai menutupinya dengan masker dan handsfree untuk mengurangi bebauan atau suara di sekitarnya,"

"Tanda yang di belakang apa ada?"

"Itu yang akan kupastikan. Waktu itu aku tak sempat memeriksanya,"

"Kita pernah punya pasien yang tempeli parasit, mungkin tiga tahun lalu, Alhamdulillah selamat karena segera ditolong,"

"Itu yang aku khawatirkan kek. Dia sempat libur selama 4 bulan, aku curiga itu karena parasit itu. Bukankah itu waktu yang cukup lama. Bisa-bisa terlambat menolongnya,"

"Segeralah tanyakan padanya. Lalu kita obati. Itu membahayakan nyawanya,"

"Iya kek. Besok aku akan memastikannya,"

*
*
*

Abian POV.

Bel masuk sudah berbunyi dari tadi, namun guru kami belum juga masuk ke kelas. Usut punya usut ternyata guru-guru sedang rapat untuk persiapan UAS. Sepertinya kami akan bebas kelas hari ini.

Siswa-siswi mulai berkeliaran keluar kelas. Daripada bengong di dalam, jadi akupun jalan-jalan keluar kelas. Saat di koridor aku melihat Del, anak kelas itu, sedang duduk di seberang lapang upacara.

Ini kebetulan yang bagus, aku perlu menanyakan beberapa hal padanya. Namun saat aku berjalan melewati lapangan, dia dihampiri oleh seorang siswi, sepertinya kakak kelas. Mereka berjalan ke arah gudang.

Aku merasa mereka tengah mengendap-endap. Apa yang akan mereka lakukan? Mencurigakan.

Aku mengendap-endap pula, bersembunyi di depan kelas 1, dekat gudang tempat mereka masuk. Aku mengintip. Saat pintu gudang dibuka, aku melihat Conan!

Astaga! Apa hubungan mereka bertiga? Tapi yang aneh, siswi itu mendorong Del masuk, seperti tengah memaksanya! Pintu gudang ditutup. Aku tak bisa lebih dekat lagi untuk melihat.

the fourth dimensionWhere stories live. Discover now