Part 5 : Day 9-10

545 32 0
                                    

Zero menaiki motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, kabar yang ia terima dari Erlin membuat otaknya tak bisa berfikir jernih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zero menaiki motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, kabar yang ia terima dari Erlin membuat otaknya tak bisa berfikir jernih. Hanya satu yang ada di fikiran Zero, ia harus cepat sampai dirumah sakit.

Keadaan jalanan yang tidak cukup ramai membuat Zero dengan cepatnya sampai di rumah Sakit.

Zero memarkirkan motornya dan berlari menuju ruang UGD yang berada pada tempat paling depan rumah sakit. Bau obat-obatan menyeruak pada hidung Zero. Setelah menemukan ke-smbilan teman April berada disana ditambah beberapa cowok lain. Zero berhenti berlari.

Nafas Zero terengah-engah, semuanya menatap Zero. Erlin yang notabenya adalah sepupu Zero langsung berdiri dan memeluk Zero.

"April, dia--" Erlin tak bisa menahan tangisannya. Zero membalas pelukan itu dengan mengusap lembut kepala Erlin.

"April gak bakalan suka lihat kalian nangis" ucapan Zero membuat Erlin melepaskan pelukannya dan mengusap jejak air matanya.

"Kaki April--" ucapan Grace terhenti air matanya mengalir deras. Ia tak sanggup membayangkan keadaan sahabatnya itu. Teddy yang berada disampingnya menarik Grace kepelukannya.

"Kakinya cukup parah Ro" ucap Yosep yang juga berada disana. Yosep berdiri disamping Devana dangan wajah seperti biasanya,datar.

"Separah apa?" Tanya Zero, Yosep menggeleng tanda tidak tahu. Semua kembali terdiam, berkecamuk pada fikiran masing-masing yang intinya menghawatirkan keadaan April.

"April tadi bolos kan? Terus kalian?" Tanya Zero memecah keheningan diantara mereka.

"April tadi marah sama kita" ucap Hirenu. Mereka semua menatap kearah Hirenu, apalagi tatapan kaget dari mata beberapa sahabatnya.

"April? Marah?" Tanya Zero, Erlin mengangguk.

"Gausah dibahas" putus Brini, ketika Erlin akan menjelaskan semuanya. Yosep menatap Brini dengan tatapan yang sulit diartikan.

Disisi lain April berusaha tetap membuka matanya. April gak boleh lemah, April cewek yang kuat. Selang 2 menit April sudah tak sadarkan diri, obat bius yang diberikan pada April sudah bereaksi.

Dokter dan perawat mencoba membersihkan luka di kaki April karena luka itu cukup parah.

30 menit berlangsung cukup cepat luka di kaki April sudah terbungkus dengan beberapa perban.

30 menit berlangsung cukup cepat luka di kaki April sudah terbungkus dengan beberapa perban

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
TBS [A] APRIL - HIATUSWhere stories live. Discover now