MOS - Day 1

26.5K 631 2
                                    

*Alexa POV

"Bagi siswa baru kelas 10 harap segera berkumpul di lapangan sepak bola sekarang!". Begitu mendengar suara dari seniornya itu, Alexa segera berlari menuju lapangan sepak bola. Disana sudah ramai dengan siswa - siswa yang sibuk mencari kelasnya sesuai dengan warna pita yang dikenakan. Alexa bergabung dengan kelasnya yang memakai pita berwarna biru.

"Hai, gue nesa. Lo?" Tanya cewek yang baris di sebelah gue sambil mengulurkan tangannya.
"Alexa", jawab gue sambil membalas uluran tangannya, "Ehm! Hallo adik - adik, gue mau ngasih tau ke kalian kalo setiap kelas akan diberi 3 pengawas senior selama kalian mos dua hari kedepan. Silahkan adik - adik menuju ke kelas masing - masing sesuai yang telah ditentukan", begitu kata senior didepan. Gue dan yang lainnya segera menuju kelas masing - masing.

Kelas 10 - 3

Setelah yakin benar ini kelas gue untuk setahun kedepan, segera gue masuk dan mencari tempat duduk. Disana gue lihat nesa melambaikan tangannya kearah gue dan menepuk kursi disebelahnya yang masih kosong.

"Pst. Gue denger - denger nih ya kakak kelas yang bakal jadi pengawas kita itu cakep bangeeeeet! Most wanted gitu deh dikalangan cewek-cewek. Tapi sayang dia suka bikin onar disekolah" kata nesa histeris setelah gue duduk disebelahnya. "Masa sih?", jawab gue cuek karena memang nggak berminat sama kakak kelas yang katanya 'cakep banget' itu.

Nggak berapa lama ada 3 senior masuk kekelas, dua diantaranya cowok dan satunya lagi cewek.

"Hai, kita senior yang 2 hari kedepan bakal jadi pengawas kalian. Nama gue dinda", kata cewek didepan dengan gaya rambut yang dikuncir kuda serta memakai jas almamater sekolah berwarna hitam tersebut. "Gue arya", sambung cowok disebelah kak dinda yang memakai kaca mata dan jas almamaternya. "Dennis" sambung cowok yang satunya.
Dari yang gue lihat didepan, cuma kak dennis yang penampilannya paling urakan. Gue lihat penampilannya dari atas. Rambut hitamnya berantakan, seragamnya dikeluarkan, jas almamater hanya disampirkan dibahu saja. Gue kembali melihat kebawah, dia menggunakan celana jeans hitam. Hei?! Dia pikir dia siapa? Cucu yang punya sekolah?! Seenaknya aja kalau pakai seragam. Gue lihat celananya sekilas, lalu pandangan gue turun melihat kearah sepatu birunya yang harusnya bertali tapi tidak ada talinya. "Bad boy" pikir gue dalam hati.

"Lex, itu tuh yang gue bilang cakep. Dennis Theo Armadika namanya. Cakep banget kan? Astaga tuhannnnn" senggol nesa yang berhasil membuat pandangan gue dari kak dennis beralih kepadanya. "Oh itu orangnya, cakep sih. Tapi gayanya sok cool" balas gue kepada nesa.

Memang sih gue akui kak dennis cakep, banget malah. Tubuhnya yang tinggi tegap, iris matanya yang berwarna hitam legam dengan sorotan mata tajam, alis mata yang tebal, hidung yang mancung, kulitnya yang sawo matang serta bentuk bibirnya yang penuh. Menimbulkan kesan sexy. Tapi tetap saja bad boy. "Itu mah nggak sok cool tapi emang cool", jawab cewek dibelakang gue dan nesa yang mendengar kata gue barusan. "Hehehe gue falena, panggil aja lena" tambah cewek itu. "Gue alexa" jawab gue sambil tersenyum.

Jam menunjukkan pukul 9. Kakak kelas tadi menyuruh gue dan yang lainnya untuk berbaris di lapangan dan mulai memeriksa barang - barang yang memang harus dibawa.
"Barisan sebelah sini ikut gue" kata cowok didepan yang kalau nggak salah namanya dennis. Segera gue ikuti rombongan barisan yang ternyata menuju taman sebelah timur sekolah.

"Heh berdiri lo! Siapa nama lo?" Tanya kak dennis dengan pandangan yang tajam, "Eh, namaku alexa kak" jawab gue tergagu karena tatapan kak dennis yang begitu tajam.

"Nama lengkap maksud gue", balas kak dennis yang seperti jengah? Hei! Benar dong gue hanya bilang alexa karena dia tidak tanya nama lengkap gue awalnya. Dasar menyebalkan!

"Alexa Dhea Denisa" jawab gue dengan sabar karena nggak mau berurusan sama senior di hari pertama masuk sekolah.

Kak dennis ngelihatin gue dari atas sampai bawah kembali lagi keatas seperti sedang menilai lalu mengalihkan perhatiannya. Gue segera duduk dengan perasaan kesal karena dipandang seperti itu oleh orang. Kak dennis mulai membagikan kertas yang entah berisi apa karena gue malas untuk membacanya dan dilanjutkan dengan pengenalan siswa - siswa yang lain. Ada beberapa siswa yang dihukum karena tidak lengkap membawa barang - barang, dan gue cuma diam karena gue membawa semua barang yang diminta.

UnexpectedWhere stories live. Discover now