DON'T FORGET FOR LEAVE VOMMENT!
"Itu berat! Bahkan gue pun gak sanggup”
__________
Pagi itu cuaca agak mendung, Arel mempercepat laju motornya dan membuat Balqis spontan memeluknya dari belakang. Ya! Pagi ini mereka berangkat bersama.
Hujan turun semaunya, orang orang pengguna jalan satu persatu menepi untuk berteduh. Begitu juga dengan Arel dan Balqis, mereka memutuskan untuk berhenti sebentar di halte bus.
"Ya ampun" Balqis mendegus kesal.
Arel melirik arloji berwarna hitamnya, sudah menunjukan pukul 06:50 dan 10 menit lagi gerbang di tutup.
"Arel gimana ini? lo gak bawa jas hujan?" Tanya Balqis anak itu mulai gelisah.
Arel hanya menggeleng.
Balqis menggosok gosokkan kedua telapak tangannya, ia merasa kedinginan. Arel peka itu, ia segera melepas jaket abu abunya dan segera mengenakan ke tubuh Balqis.
"Lo kedinginan, pake ini" Arel tersenyum.
"Lo juga nanti kedinginan"
"Sssh" Arel menempelkan jari telunjuknya di bibir Balqis.
"Yang penting lo enggak" Arel lagi lagi tersenyum.
Arel lalu menatap hujan yang turun makin deras itu, ia jadi teringat peristiwa saat dirinya dan Balqis hujan hujanan di tengah lapangan sekolah. Rasanya ingin mengulang, namun apakah ia dapat mengulangnya?
Ahh! Arel terbuyar dari pikirannya barusan, ia jadi teringat kejadian tadi malam.
*flashback on*
Saat melintasi kamar kedua orang tuanya Arel tak sengaja mendengar percakapan yang sepertinya sangat rahasia, ia berniat menguping karena rasa curiga itu semakin mendesaknya untuk segera mengetahui.
Arel menempelkan daun telinganya di pintu yang sedikit terbuka itu. Anak itu mendengarkan dengan seksama, dan..
"Kita mau apa? pindah gitu aja?" Tanya Anggun.
"Aku juga bingung, kalo kita tolak nanti kita yang rugi sendiri" Jawab Afiq.
"Mas, kalau pindah gimana sekolah anak anak?"
"Kita tunggu sampe Arel lulus, setelah itu kita langsung berangkat ke Singapore"
GUBRAK!!
Arel terjatuh karena apa yang baru saja ia dengar itu sangat mengejutkan.
"Arel kamu ini kenapa?" Tanya Afiq terkejut.
"Emm, a-anu, Fahri dorong dorong, jadi jatuh kan" Arel menunjuk Fahri yang baru saja menaiki tangga itu.
"Ehh, gue gak ngapa ngapain" Fahri melotot.
"Sudah, mending kalian balik ke kamar!" Kata Anggun.
Arel hanya terdiam, ia lalu kembali ke kamar masing masing. Ternyata dugaan Arel benar, pihak kantor telah memilih ayahnya untuk pindah ke singapore.
lalu bagaimana?
*flashback off*
Arel melirik ke arah Balqis, apa ayahnya akan menyetujui hal itu? akan kah dia meninggalkan orang yang sangat ia cintai? orang yang selama ini ia jaga, orang yang selama ini mengisi kehidupannya.
Arel menunduk, rasanya ia ingin menangis bersama derasnya hujan. Tidak! ia harus jadi lelaki yang kuat, tidak boleh rapuh dan ia tidak akan diam saja, ia tak akan membiarkan semuanya terjadi.
YOU ARE READING
Comfortable With You 2
Teen Fiction[Lebih nyambung kalo baca CWY 1 dulu] Semua rasa yang di miliki Arel dan Balqis makin menyatu, mereka semakin merasakan kenyamanan dalam hubungan mereka. Saat semuanya sudah berjalan dengan semestinya, kenapa harus ada masalah yang datang menghadan...
