Two

5.4K 719 27
                                    

Hari-hari cepat berlalu begitulah kira-kira pemikiran Jaejoong. Kini ia kembali berdiri di depan pintu rumah Yunho. Jaejoong gelisah antara mengajar atau tidak. Ia menepis pemikiran buruknya dan perlahan memencet bel rumah itu.

Pintu terbuka namun kali ini yg membukanya bukan Ny.Jung. Melainkan Yunho, Yunho yg melihat Jaejoong langsung tersenyum dan mempersilahkan masuk.

"Kau langsung saja ke kamarku" perintah Yunho. Jaejoong mau tak mau menuruti perintah Yunho.

Yunho berjalan menuju dapur, ia mempersiapkan minuman untuk Jaejoong. Setelah selesai ia langsung membawa minuman itu ke kamarnya.
Yunho melihat Jaejoong duduk di sofa yg ada di kamarnya. Ia terlihat takut ketika Yunho masuk ke kamarnya.
Yunho menaruh minuman itu di meja nakasnya dan menghampiri Jaejoong.

"Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu." Kata Yunho setelah melihat wajah takut Jaejoong. Rasanya Yunho ingin tertawa, namun ia urungkan.

Jaejoong hanya diam sambil menatap Yunho was-was.

Yunho tersenyum samar lalu kembali melanjutkan perkataannya.
"Ehem.. begini, pertama aku tidak suka belajar. Kau jelas sudah sangat tau hal itu." Kata Yunho

"Iya, tapi aku tidak bisa membiarkanmu tidak belajar. Ini demi nilaimu dan aku hanya melaksanakan tugas sebagai Guru privat." Jaejoong berkata sambil menatap mata Yunho tajam. Ia tidak suka dengan kata 'tidak suka belajar itu'.

"Baiklah mari kita membuat sebuah perjanjian." Yunho mengatakan itu sembari mengeluarkan smirk andalannya yg bisa membuat wanita tergila-gila hanya dengan sekali lihat.

"Perjanjian apa?" Tiba-tiba Jaejoong merasakan firasat buruk ketika Yunho mengatakan perjanjian padanya.

"Jika aku bisa menaikkan nilaiku di ujian kali ini. Kau harus menjadi milikku"

JDEERRRR..!!!.

Tiba-tiba seperti ada petir yg dirasakan Jaejoong. Ia mengangakan mulutnya tak percaya. Dua kali ia ke rumah Yunho. Dan dua kali pula ia dibuat syok.

"Menjadi milikmu. Maksudmu menjadi kekasihmu?" Tanya Jaejoong.

"Iyaa. Begitulah." Sahut Yunho enteng.

"Kau tidak bisa seenaknya Yunho." Jaejoong marah. Ia tidak terima Yunho memperlakukannya seenaknya begini.

"Kau cukup jawab Iya atau Tidak saja Jaejoong. Atau aku akan menciummu lagi."

Jaejoong terdiam. Iya bingung harus bagaimana sekarang.

"Jika aku menolak. Bagaimana?" Tanya Jaejoong pada Yunho.

Yunho terlihat berfikir.
"Humm.. Aku tidak tau apa yg bisa aku lakukan padamu. Sekarang rumahku sedang sepi. Hanya ada kau dan aku disini"

Jaejoong seketika merinding melihat seringai Yunho.
'Umma tolong Joongie.' Batin Jaejoong.

"Baiklah. Aku terima. Tapi jika kau bisa mendapatkan nilai sempurna" kata Jaejoong.

"Tadi kau bilang aku hanya harus menaikkan nilaiku" Yunho menautkan alisnya tidak terima.
"Bagaimana jika begini. Jika seandainya aku mendapatkan nilai sempurna kau harus menjadi milikku. Pertama dan terakhir."

Ada sedikit rasa senang di hati Jaejoong ketika Yunho mengatakan ia menjadi yg pertama.

Jaejoong menggigit bibirnya tanda ia bimbang. Ia melirik Yunho. Yunho tengah memandangnya dengan pandangan yg sulit untuk Jaejoong baca.

"Tenang saja. Jika kau menyanggupinya kau tidak perlu mengajariku. Kau kesini cukup menemaniku saja. Kau tau aku sangat bosan di rumah sebesar ini." Yunho mulai dramatis. Akting yg sangat sempurna karena bakat turunan dari ummanya.

Private Teacher (YUNJAE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang