Six

5.6K 638 31
                                    

Hari-hari Yunho disekolah semakin buruk. Setelah ia menyanggupi ummanya untuk mempertahankan nilainya,ia semakin tersiksa jika ke sekolah. Seperti dugaannya sekarang malah semakin banyak surat cinta dan hadiah di lokernya, kolong meja bahkan di kursinya. Yunho menghembuskan nafas berat. Sekarang ia tengah berada di kantin dan yeah para gadis itu berebut ingin makan semeja dengannya bahkan mereka sampai bertengkar. Yunho jadi tidak enak makan. Ia berdiri sambil menggebrak meja agar para gadis itu diam. Lalu perlahan ia meninggalkan kantin tanpa mengatakan apapun. Bahkan sekarang ia jadi lebih jarang kumpul dengan sahabatnya karena terlalu banyak stalker.

Yunho berjalan ke kelasnya lalu duduk di bangku paling pojok. Ia menenggelamkan kepala di lipatan tangannya, memejamkan mata, ia mencoba memikirkan bagaimana cara agar para gadis di sekolahnya berhenti mengejarnya.
Ia membuka mata ketika ia mendapatkan sebuah ide. Kemudian ia melihat jam tangan, masih ada banyak waktu istirahat. Ia berjalan ke luar kelas lalu berjalan ke warung depan sekolah.

*

Bel pelajaran selesai telah berbunyi. Yunho keluar dari kelasnya lalu berjalan perlahan ke arah parkiran. Namun tiba-tiba Yunho merasa ada yg berlari ke arahnya.

"Yunhooooo.."

Yunho memutar bola matanya malas mendengar suara itu. Ia tetap berjalan tanpa menoleh pada gadis yg memanggilnya. Gadis itu dengan tidak tau malunya malah bergelayut manja di lengan Yunho.

"Yun, kenapa diam saja?" Kata Ahra gadis yg menyukai Yunho.

Yunho masih tetap diam lalu berjalan ke arah mobilnya. Namun ia tidak jadi masuk ke dalam mobilnya setelah ia melihat ban mobilnya bocor.
Ahra tersenyum senang melihat itu.

"Yun, ban mobilmu bocor. Bagaimana kalau kau pulang bersamaku saja? Aku bawa mobil lohh." Yunho tidak memperdulikan ucapan Ahra, ia mengambil ponsel lalu menelepon seseorang.

"Yeoboseo, apa kau sibuk?"

"....."

"Bisakah kau menjemputku ke sekolah? Umma sedang tidak di rumah."

"....."

"Tidak apa-apa."

Yunho mematikan telepon.
Ahra cemberut mendengarnya. Ia sudah menawarkan pulang, tapi Yunho malah menelepon orang lain.

"Yun, kau tidak mau pulang bersamaku?"

"Kalau Yunho tidak mau, jangan memaksa dong"

Belum sempat Yunho menjawab pertanyaan Ahra, datang lagi Boa musuh bebuyutan Ahra dalam memperebutkan Yunho. Yunho semakin pusing. Jika mereka bertemu maka telinga Yunho akan sakit mendengar ocehan mereka.

"Yunho kan belum tentu menolakku. Ishh."
Ahra mendelik pada Boa namun Boa cuek saja lalu tersenyum manis pada Yunho.

"Yun, kau pulang bersamaku saja. Bagaimana?"
Boa mengeluarkan puppy eyesnya, namun Yunho tidak peduli. Ia melihat sekeliling, para gadis yg mengejarnya masih disini memperhatikan dirinya namun mereka tidak berani mendekat karena ada Ahra dan Boa di dekatnya.
'Apa mereka tidak pulang kalau aku belum pulang?' Batin Yunho.
Yunho merasa kepalanya berdenyut sakit mendengar Ahra dan Boa yg bertengkar. Bahkan sekarang mereka bergelayut di kedua lengan Yunho. Namun perhatiannya segera teralihkan ketika ia mendengar suara motor yg mendekat. Ia tersenyum melihat Jaejoong yg datang menjemputnya.

Ahra dan Boa terdiam ketika Jaejoong sudah sampai di dekat mereka dan Yunho. Mereka memperhatikan Jaejoong dari atas sampai bawah.
'Siapa dia? Dia orang miskin kan? Untuk apa dia kesini? Apa dia mencari sumbangan?' Begitulah kira-kira pemikiran mereka.

Namun semua gadis disana dibuat syok ketika Yunho mengeluarkan suara.
"Sayang kenapa lama sekali?" Tak hanya para gadis, Jaejoong pun terkejut mendengar ucapan Yunho. Terlebih Yunho mendekat lalu mencium bibirnya kilat. Jaejoong bengong dibuatnya. Yunho tersenyum kecil. Ia melihat sekeliling, dilihatnya seluruh gadis disana mengeluarkan ekspresi terkejut. Yunho berbalik menatap Ahra dan juga Boa lalu tersenyum.

Private Teacher (YUNJAE)Where stories live. Discover now