Morgan - 11 (revisi)

7.6K 320 6
                                    

Gigi berjalan masuk kedalam dapur, dia ingin meminum segelas air terlebih dahulu sebelum memanggil Morgan. Gigi menuangkan air putih kedalam gelas bening dan setelah itu meminumnya sampai habis. Di taruhnya gelas itu di pantry, Gigi mengatur nafasnya terlebih dahulu.

"Aku jadi takut bertemu dengan, Jon. Wajahnya menyeramkan dari pada wajah Evan, walaupun kedataranya mememang sama, " gumam Gigi.

Gigi berbalik, tapi wajahnya terbentur dada pria yang terbalut dengan kemeja. Gigi menggerutu kesal dengan pria yang tiba-tiba ada dibelakangnya.

"Aku tidak menyeramkan, tidak seperti Jon yang sangat menyeramkan bagi kamu, Gigi. "

Gigi mendongak melihat pria yang berbicara tadi, mata Gigi melebar dan senyum Gigi mengembang, betapa kangennya Gigi selama seharian ini. Gigi langsung memeluk tubuh Evan sangat erat, dan dibalas Evan dengan lembut. Gigi melepaskan pelukkannya dan kembali menatap mata Evan yang indah.

"Hai Evan, aku rindu denganmu. "

"Aku juga, kau ingin sesuatu yang menarik sebelum kau membangunkan Morgan. "

"Oh terima kasih, itu tidak perlu aku sudah lelah, Evan. Kau saja memuaskan adik kecilmu disana, " Gigi menunjuk kebawah, kearah bagian tengah milik Evan.

"Ayolah, dia tidak ingin aku puaskan, dia ingin dengan dirimu, aku mohon. "

"Baiklah tunggu aku di kamar mandi, aku akan menyusulmu. "

"Siap madam, kamar mandi ujung Gigi. "

Gigi hanya bergumam, Evan melengkah pergi menuju tempatnya bersemedi dengan Gigi nanti. Gigi mengambil roti dan menyimpannya di bungkusan roti, dia akan memberikan roti itu untuk Morgan. Setelah itu Gigi berjalan meninggalkan dapur, menuju tempat Evan berada.

Gigi menghela nafas gugup, sampai disana Gigi membuka pintu kamar mandi dan kembali menutupnya dengan rapat.

"Sshh... Uhh, yah, Aaahhh Evan.... " desahan Gigi meninggi setelah dia sudah mencapai klimaksnya dan diikuti Evan yang datang. Gigi dan Evan runtuh ke lantai, Evan memindahkan Gigi kedalam pangkuannya. Gigi melenguh merasakan adik kecil Evan yang menyetuh bokongnya. Evan menarik nafas perlahan-lahan.

"Sangat nikmati seperti biasa, baby. "

"Aku tau, makanya kau selalu ingin seperti ini. "

Evan mencium bibir Gigi, setelah itu menuntun Gigi untuk berdiri. Evan memakai pakaiannya kembali, dan Gigi juga kembali memakai pakaiannya sambil merapihkan rambutnya yang berantakkan. "Evan, kamar mandi ini kenapa tidak dipakai lagi, tapi masih terlihat bersih? "

"karena airnya belum ada, jadinya tidak terpakai. Masalah kamar mandi bersih ini, karena aunty Alice selalu membersihkannya, " ucap Evan sambil memasang tali pinggangnya.

Gigi mengaguk mengerti, Evan menggenggam tanga Gigi untuk keluar bersama. Gigi dan Evan berjalan melewati lorong, sampai mereka bertemu dengan aunty Alice yang menatap penuh selidik ke mereka.

Gigi gelisah dan gugup, dengan cepat Gigi melepaskan tangannya dari gengaman Evan dan berjalan ke taman belakang untuk memanggil Morgan. Evan menyengir seperti orang bodoh, aunty Alice memutar matanya kesal.

"Aku mencarimu Evan, kau malah bercinta dengan Gigi. "

"Maafkan aku, ayo aunty kita berbicara disana saja, " aunty Alice mengaguk dan mengikuti Evan kedalam ruangan.

Gigi berjalan ke gubuk, tempat Morgan istirahat. Gigi menaiki tangga kecil dan melepaskan sendelnya. Gigi menunduk melihat sepatu Snakers milik seseorang, tapi Gigi tidak memperdulikan.

Gigi melangkah masuk, dan kembali masuk melewati kain yang menggantikan pintu. Gigi melebarkan matanya syok, melihat Morgan memeluk tubuh seorang pria yang tidak asing di mata Gigi. Dan pria itu juga memeluk Morgan erat di tubuh kecil Morgan.

Parahnya lagi, Morgan bertelanjang dada. Ya tuhan kenapa jadi begini. Gigi ingin membangunkan mereka tapi dia takut. Gigi tidak masalah kalau mereka seperti ini, tapi jika Evan melihatnya, fak. Hancur sudah ini gubuk kesayanganya.

Gigi keluar dari gubuk dan duduk di kursi, dia ingin menunggu salah satu dari mereka terbangun. Biarkan lama, yang penting dia bisa memantau jika nanti Evan datang dia akan membangunkan pria itu dan menyembunyikanya dari Evan. Gigi bersandar dan mengeluarkan handphonenya, dia akan bermain game di hpnya sambil menunggu.

Justin membuka matanya dan mengusap wajahnya, rasa kantuknya sudah hilang. Tangan Justin mengelus punggung halus milik Morgan, Justin memindahkan tubuh Morgan dari tubuhnya. Setelah itu Justin beranjak dari bedcover, dia berjalan keluar. Mata Justin melihat sosok wanita yang lebih tua darinya sedang bermain games di hp wanita itu.

"Permisi Mrs, ada yang bisa saya bantu? "

Gigi menghentikan permainannya, di berbalik melihat siapa yang berbicara. Helaan nafas lega Gigi terdengar, Gigi beranjak dari kursinya dan berdiri didepan pria yang Gigi tau adalah, Justin.

"Kau Justin? Kenalkan aku Gigi Abraham, bibinya Morgan. "

"Iya aku Justin, oohh anda bibinya Morgan. Maafkan aku yang tadi tidur satu bedcover dengan Morgan. "

"It's oke, asalkan jangan berbuat yang tidak lazim. Apa Morgan sudah bangun? "

"Sepertinya masih terlelap, apa aku bangunkan? "

"Ehh... Tidak usah, nanti bibi saja yang bangunkan. Justin sepertinya kamu harus pergi dari sini, bukannya bibi mengusir kamu, tapi pamannya Morgan akan datang kesini. "

"Baiklah, untuk keselamatanku, aku akan turuti. Aku ke tempat keluarga ku dulu bibi, bilang ke Morgan aku akan bertemu dengannya nanti. Terima kasih dengan gubuknya, tempatnya nyaman. "

"Sip, Sip, and Sip. Oke Sana-sama, Justin. "

Justin melenggang pergi ke tempat keluarganya berkumpul. Gigi melangkah masuk kedalam, dia melihat Morgan yang masih tertidur pulas. Gigi sebenarnya tidak tega untuk membangunkan Morgan, tapi karena ini sangat penting, Gigi harus melakukannya.

"Morgan, Wake up girl, Wake Up Morgan, " Gigi menepuk pelan pundak Morgan. Morgan Membuka matanya dan menyipit.

"Hello bibi Gigi, dimana Justin? " tanya Morgan dengan suara seraknya.

"Hello juga, Justin sudah kembali ketempat keluarganya, katanya dia akan menemuimu lagi, " ujar Gigi.

"Bibi, baju aku basah, apa bibi membawakan baju untukku? "

"Akan bibi ambilkan dilemari, Morgan aunty Alice menyuruhmu keruangannya, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. "

"Siapa bibi? Apa dia saudaraku atau temanku? "

"Kau akan tau nanti, bibi ke belakang dulu mengambil baju kamu. "

Gigi melangkah kedalam ruangan, dia mengambil kaos berwarna putih miliknya dan membawa baju putih itu kembali ke tempat Morgan. Gigi memberikan baju putih tersebut ke Morgan, Morgan menerimanya dan memakainya dengan cepat. Gigi menarik Morgan untuk berdiri, dan membenarkan rambut pirang Morgan yang berantakkan.Setelah itu Gigi menggandeng Morgan keluar dari gubuk, Gigi dan Morgan berjalan menuju toko roti.






****

Hola guys, jangan lupa Votenya dan follow wttpd aku, thank you guys sudah membaca ceritaku yang tidak terlalu keren bagi aku...

Oke guys itu saja. 👌

Continued!

Morgan (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang