Morgan - 4

11.3K 580 2
                                    

Senyum indah nan menawan terpampang di wajah Bella, bulu mata lentiknya mengibas cantik, pipi ronanya terpancar segar, mata biru lautnya bercahaya menembus kabut, ketawanya menggema indah di udara, gaunnya bertebangan mengikuti arah angin.

Jon terpesona melihat pemandangan didepannya, jantungnya berdetak kencang tak beraturan, nafasnya terasa panas, kupu-kupu menggelitik diperutnya. Jon merasa melihat seorang bidadari yang tuhan berikan kepadanya.

Bella melangkah cepat menghampiri Jon dengan tangannya membawa bunga mawar putih, Jon mengerti maksud Bella, dia segera merentangkan tangannya. Bella meloncat kedalam pelukan Jon, dengan sigap Jon mengakatnya.

Bella mengadahkan kepalanya agar sejajar dengan wajah Jon, tangan Bella menggegam erat tangan Jon.

"Jon jika suatu hari kita mempunyai baby, aku ingin memberikan namanya Morgan."

"Kenapa kamu ingin bernama Morgan, Bella?"

"Karena nama Morgan, berasal dari nama tengah ibuku. Jadi aku ingin baby kita bernama Morgan, kau tidak masalahkan."

"Nope babe, yang terpenting baby kita sehat dan tanpa kekurangan sama sekali." Bella mengembangkan senyumnya yang indah, Jon membalas senyum Bella dengan memeluknya erat.

Tiba-tiba pelukannya terasa hampa, seperti tidak ada orang yang dia peluk, Jon melihat tangannya yang melingkar tanpa ada seseorang yang dia rengkuh. Jon panik, dia mencari keberadaan Bella yang tiba-tiba hilang di pelukannya.

Jon belari kearah tenggara, dia seperti melihat seorang gadis berjalan menjauh masuk ke hutan yang sangat lebat dan gelap. Jon mengikuti gadis itu, tapi kaki Jon terasa berat untuk berlari kembali, tiba-tiba dia seakan ditarik mundur dengan sangat cepat dan semuanya menjadi gelap.

Mata Jon terbuka lebar, keringat membasahi tubuhnya, tubuhnya terasa terkena panas dingin. Jon menegakkan tubuhnya dan menyender di bahu ranjangnya. Tangannya memijit pelan kepalanya yang sangat nyeri bercampur pusing.

Jon baru kali ini bermimpi aneh, dia memimpikan Bella dan nama untuk anaknya nanti, Morgan. Jantung Jon berdebar kencang, mimpinya seperti memberikan petunjuk selanjutnya untuk dia bisa bertemu Bella dan buah cintanya.

Jon melirik jam dinding, jam menujukkan angka tiga dini hari, dia baru tertidur selama dua jam saja. Rasa lelahnya hilang seketika, karena mimpi aneh tadi. Jon mengambil segelas air putih dan meminumnya sampai habis.

Jon menekan tombol di meja kecil samping ranjangnya. Pintu kamar terbuka, muncul Mrs. Elsa dengan wajah yang baru bangun dari tidurnya. "Ada yang bisa saya bantu, tuan? " tanya Mrs. Elsa.

"Maaf aku mengganggu tidur kamu Elsa, saya ingin kau membuatkan kopi dan kue coklat untuk saya, dan satu lagi tolong panggilkan Dev kesini dengan membawa laporan," ujar Jon.

"Baik tuan, saya permisi keluar." Jon mengaguk dan Mrs. Elsa segera keluar dari kamar Jon.

Tidak berapa lama Dev masuk kedalam kamar Jon dengan membawa laporan kantor dan laporan keberadaan lokasi aunty Alice. Dev berjalan kearah sofa panjang dan dia meletakkan laporannya ke meja kaca depan sofa.

"Tuan, ini laporan yang anda perintahkan silahkan anda liat dahulu."

Jon bangkit berdiri dan berjalan ke sofa panjang. Jon menghempas bokongnya ke sofa itu, dia mengambil laporan kantor terlebih dahulu dan membacanya dengan teliti. Setelah membaca laporan kantor, dia mengambil laporan lokasi aunty Alice dan membacanya.

"Apakah ini dari Oliver, Dev?" tanya Jon.

"Iya tuan, saya sudah memberitahukan kepada tuan Oliver untuk segera mencari lokasi Ny. Alice Dollen," jawab Dev.

"Oh, lokasinya berada di kota Alberta di bagian Canada, benar bukan?"

"Iya tuan, Ny. Alice Dollen berada disana, Ny. Alice membuka toko roti di perbatasan kota, rumahnya berada di perdesaan terpencil disana, dan nama toko rotinya DollenMrg.Holland."Jon meletakkan laporannya keatas meja kaca didepannya.

"Baiklah, segera kau persiapkan pesawatnya dan juga hotel yang akan saya inap." Dev mengaguk, setelah itu dia segera mengambil kedua laporan tadi.

"Tuan, saya permisi kembali kekamar saya."

"Iya silahkan, jangan lupa kau persiapkan secepatnya."

"Baik tuan, saya laksanakan sekarang, permisi."

Dev melenggang keluar kamar Jon dan masuk kedalam kamarnya yang berada di pojok kanan.

Jon berjalan ke meja naska samping ranjangnya, dia mengambil bingkai foto yang bergambar Bella dan dirinya. Tangan Jon mrngusap lembut wajah Bella yang di batasi oleh kaca bingkai. Senyum Jon mengembang lebar, ketika dia melihat senyum lebar Bella.

Coba didunia ini mempunyai pemundur waktu, aku akan membelinya, walaupun taruhannya adalah hartaku. Tapi itu hanya sebuah angan-angan, aku tidak bisa mengembalikan waktu tersebut. Aku hanya bisa mencari dan merenung, karena takdir tuhan.
Aku ingin melihat dirimu dan buah hati kita, tapi itu hanya halusinasi yang tidak akan pernah ada.
Tapi aku harap, aku bisa bertemu dengan kalian berdua, batin Jon.




Votenya! :)

Continued!

Morgan (On GOING)Where stories live. Discover now