Chapter 14 (Fakta)

255 41 57
                                    

Happy Reading
😻😻😻
***

Tingkat kesadaran Cho Rong mulai buyar. Yang ada di dalam pikirannya hanya satu, mencari cara untuk bisa bertemu kembali dengan Ho Won.

Ketika atensinya melihat sebilah pisau di atas nakas, ia buru-buru mengambilnya. Menempelkannya di atas pergelangan tangannya sendiri. Bersiap mengirisnya, karena ia pikir Ho Won pasti akan mendatanginya.

Grep

Prang

Pisau itu tiba-tiba sudah jatuh terlempar menghantam dinding dan tergeletak di lantai. Cho Rong tersentak kaget, lalu menatap seseorang yang kini tengah menggenggam erat tangannya. "Ho Won-ah, neo wasseo?"

Itu Ho Won. Benar dugaannya, hantu itu pasti datang. "Ya! Park Cho Rong, neo micheoseo?!" Ho Won menatap wajah Cho Rong yang pias dengan kesal. Bagaimana bisa gadis itu bertindak bodoh seperti ini.

"Kau mau mati? Jangan buat aku khawatir seperti ini, jebal!!" Ho Won lebih menggeratkan genggamannya. Membiarkan hawa dingin terus menyelimuti gadis itu.

Alih-alih menangis, Cho Rong malah melemparkan senyumnya. "Kalau kau tidak ingin aku bertindak bodoh, tetaplah di sisiku. Jangan pernah pergi," ancam Cho Rong.

Ho Won hanya bisa mengangguk pasrah, lalu segera melepaskan pegangan tangannya dan berpindah posisi saat Woo Hyun datang bersama seorang dokter dan dua orang perawat di belakangnya.

"Cho Rong-ah, gwaencanha?" tanya Woo Hyun cemas.

Cho Rong hanya diam. Membiarkan para perawat memeriksanya. Sedangkan pandangannya terus fokus menatap Ho Won. Takut jika hantu itu lagi-lagi meninggalkannya.

Woo Hyun yang diabaikan, segera mengikuti arah pandang Cho Rong. Lalu membuang napasnya berat.

"Kondisinya sudah stabil, tapi sebaiknya pasien menginap dulu, agar kesehatannya pulih," tutur sang dokter halus. Woo Hyun hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan.

Setelah pemeriksaan selesai, sang dokter dan dua perawat itu pamit undur diri. Meninggalkan Cho Rong, Woo Hyun dan Ho Won tentunya.

Atensi Cho Rong terus jatuh pada kehadiran Ho Won. Sambil terus tersenyum. Membuat Woo Hyun merasa diabaikan. "Ekhm, Cho Rong-ah, apa kepalamu masih sakit?" Woo Hyun kembali membuka suara, membuat Cho Rong sedikit tersentak. "Ne?!" Cho Rong memindahkan atensinya pada wajah Woo Hyun yang sudah terlihat masam.

"Hah, sudahlah. Lebih baik kau istirahat saja. Aku keluar sebentar. Tidak apa-apa, kan?" ujar Woo Hyun lemah setengah kesal.

Cho Rong lantas menggeleng cepat. "Umh, tidak apa-apa."

Dengan langkah sedikit tidak rela, Woo Hyun melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat Cho Rong. Meninggalkan gadis itu sendirian di dalam sana.

Ketika Woo Hyun sudah tak ada lagi di dalam sana, Ho Won mulai mendekat ke arah Cho Rong. Berdiri di samping ranjangnya. "Gwaencanha?" tanya Ho Won pelan. Ia nampak sedikit khawatir melihat wajah Cho Rong yang pias.

"Umh, gwaencanha."

"Jangan bertindak bodoh, jebal. Aku tidak sanggup melihat kau terluka." Ho Won mendudukkan tubuhnya di atas kursi yang tadi diduduki Woo Hyun.

Cho Rong hanya bungkam.

"Ada yang ingin aku katakan, tapi--" Ho Won kembali bungkam. Ia bimbang, haruskah ia menceritakan apa yang ia ingat atau tidak, mengingat kondisi Cho Rong yang sedang tidak stabil.

The Mirror (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang