23. Alasan untuk Dekat Denganmu

444K 39.3K 5.2K
                                    


"Tenang, gue akan selalu punya alasan untuk bisa dekat sama lo. Sampai lo peka. Sampai lo ingat semuanya tentang kita."

_____________________________________

Galen berpura-pura sibuk dengan ponselnya ketika Salsa terus mendesaknya menjawab alasan sebenarnya Galen duduk di sampingnya.

"Gue bilang, gue capek," jawab Galen masih sibuk dengan ponselnya.

"Kalo capek, duduk di sana aja, Kak." Salsa menunjuk sebuah kursi yang dekat dengan pintu masuk. "Di sana lebih adem, deket sama ac."

"Bawel! Gue udah pewe di sini."

"Hm," Salsa menyipitkan matanya curiga. Hingga membuat Galen menoleh padanya.

"Sal, ayo lanjut latihan lagi." Arnan menepuk pelan tangan Salsa untuk membuat cewek itu menoleh kembali. Kemudian ia menunjuk salah satu scene pada naskah drama di genggaman Salsa. "Nah, pas bagian ini, lo pingsan setelah makan apel beracun, usahakan jatuhnya tetep menghadap depan, ya. Biar penonton tetep bisa lihat ekspresi lo."

Arnan masih mengarahkan Salsa dengan gaya bak sutradara handal. Keduanya tampak serius menatap lembar naskah yang sama. Dan hal ini membuat posisi keduanya jadi sangat dekat.

Galen memperhatikan keduanya dari pantulan cermin besar yang memenuhi dinding di hadapannya.

Modus banget tuh cowok!

"Coba baca dialog yang ini," tunjuk Arnan pada salah satu dialog pada naskah drama di genggaman Salsa

Salsa mengangguk, kemudian menuruti perkataan Arnan. "Tidak. Tujuh kurcaci memintaku untuk tidak membuka pintu dan menerima sesuatu dari orang asing."

"Jelek!" Galen menyahut dengan tidak suka.

Seketika, Salsa menoleh karena tersinggung.

"Bagus, kok."

Sahutan Arnan membuat senyum Salsa mengembang lagi.

"Lo memang pantas buat peranin protagonis. Nggak salah gue milih lo," kata Arnan lagi sambil balas tersenyum pada Salsa.

Galen membuang pandangannya ke lain arah. Ia jadi merasa suhu ruangan tiba-tiba saja memanas.

"Kalo yang ini, gimana, Kak?" tanya Salsa sambil menunjuk salah satu scene dan mengarahkannya pada Arnan.

Kemudian Arnan merapat pada Salsa. Dan Galen tidak baik-baik saja melihat pemandangan itu.

Galen merebut kertas dari tangan Salsa dengan tarikan keras. Tingkahnya itu sukses mendapat perhatian dari dua pasang mata di sebelahnya.

"Kak, aku lagi latihan," kata Salsa mulai kesal.

"Gue pinjam sebentar," sahut Galen cuek sambil sok sibuk meneliti naskah di genggamannya.

"Nanti aja, Kak. Sini, kembaliin." Tangan Salsa bergerak, berusaha menggapai lembar naskah yang sengaja diacungkan tinggi-tinggi oleh Galen.

Galen menahan senyuman ketika menyadari posisi Salsa jadi lebih dekat dengannya dibanding Arnan.

Ketika Salsa sibuk merebut kertas dari tangan Galen, Galen justru sibuk menahan debaran jantungnya sendiri ketika sentuhan tangan Salsa menarik-narik tangannya.

Hingga beberapa saat kemudian, suara Arnan berhasil menghentikan usaha Salsa yang sia-sia.

"Pake naskah gue aja, Sal." Arnan mengulurkan lembar naskah yang sejak tadi hanya tergeletak di sampingnya.

My Ice Boy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang