[Howons] Chit-Chat

1.5K 282 84
                                    

Kim Jaehwan x Jung Sewoon

Jam di ruang tengah sudah menunjukkan pukul delapan malam. Hanya ada bunyi denting sendok dengan dasar cangkir terdengar memenuhi space unit apartemen sederhana yang ditinggali oleh Kim Jaehwan dan Jung Sewoon. Bibir Sewoon mengulum sebuah senyum ketika suara Jaehwan yang bernyanyi random masih terdengar nyaring meskipun pintu kamar mandi ditutup dan jaraknya lumayan jauh. Untung saja, suara pasangannya itu merdu. Tidak off-tune walau harus bernyanyi dalam nada tinggi.

Sewoon selalu ingat impian Jaehwan, menjadi musisi. Yah, walau pada akhirnya pria yang telah menghabiskan hidup bersamanya selama delapan tahun itu harus bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan finansial. Jauh sekali dengan cita-citanya dulu. Tapi Jaehwan tidak akan meninggalkan musik begitu saja.

Ah, tidak ada yang bisa mencegah kecintaan Jaehwan terhadap musik.

Jaehwan akhirnya keluar dari kamar mandi setelah selesai berpakaian dan menyelesaikan lima lagu yang sedang hits sekarang.

Mereka sekarang berada di atas sofa, dengan teh hangat buatan Sewoon dan setoples kukis lemon.

"Mas, tetangga sebelah kemarin negur loh..katanya, suara Mas waktu nyanyi sampe tembus ke unit apartemen mereka." Jaehwan hanya nyengir, kemudian menyesap teh hangat yang sudah disiapkan Sewoon. Mereka sudah makan malam sebelum Jaehwan mandi, ngomong-ngomong.

"Ya gapapa dong, Dek. Toh suara Mas ini bagus. Asal jangan suara kamu aja yang tembus kalo kita lagi olahraga ma--"

"Ssh! Gak usah di lanjutin." Sewoon menaruh telunjuknya di atas bibir Jaehwan dan kembali membuat figur yang lebih tua menampilkan sederetan giginya yang rapi.

Jaehwan kemudian menarik Sewoon dalam pelukannya, kemudian mengecupi puncak kepala pendamping hidupnya itu dengan sayang.

"Besok acaranya Kak Kihyun jam berapa?"

"Jam sepuluh pagi, Mas. Duh, ngga sabar rasanya ketemu anak-anaknya Kak Kihyun! Apalagi, nambah satu lagi yang unyu." Sewoon berseru antusias ketika kepalanya penuh dengan bayangan keponakan-keponakannya yang lucu. Mengerubunginya untuk minta permen atau sepotong kue yang akan Sewoon bawa untuk bingkisan esok.

"Hebat ya Mas Hyunwoo. Padahal, Jungwoo belum genap dua tahun, tapi sudah dikasi adek aja lagi." Jaehwan kemudian terkekeh membayangkan bagaimana ramainya keluarga kakak ipar mereka.

"Mas..." Sewoon kemudian memanggil dengan nada lirih, sedangkan Jaehwan masih betah menghirup wangi sampo dari helaian karamel Sewoon.

"Hmm?"

"Maaf ya?" Kening Jaehwan mengerut mendengar permintaan maaf dari pasangannya.

"Kenapa minta maaf, Dek?" Sewoon mendongak, kemudian mengulum senyum tipis dan menyentuh sisi wajah Jaehwan.

"Maaf karena belum bisa ngasih makhluk lucu yang bisa manggil kita Ayah-Bunda. Padahal kita sudah menikah selama delapan tahun." Wajah Sewoon sudah sendu, dan Jaehwan mengerti perasaan gamang pasangannya.

Ia tersenyum begitu teduh, kemudian mengecup telapak tangan Sewoon yang tadinya berada pada sisi wajahnya.

"Dek, ngga ada yang salah di sini. Bukan kamu, Mas, atau Tuhan. Kalau belum ada, mungkin belum rezeki. Mungkin juga usaha dan doa kita kurang, atau masih banyak hal lain yang harus kita perbaiki sebelum Tuhan menilai kita siap dititipi makhluk lucu yang nantinya akan mengisi hidup kita. Kita udah sering ngomongin hal ini kan?"

Sewoon terdiam, kemudian ia menunduk dan memainkan ujung kaosnya. "Kadang aku iri, Mas. Iri liat Kak Kihyun yang ribet banget ngurusin anak-anaknya tapi dia bahagia. Aku juga iri setiap temen-temen di grup angkatan pada ngomongin anak-anak mereka."

"Dek," Jaehwan memanggil Sewoon dengan nada setenang air, "liat sini, coba." Sewoon akhirnya mendongak, kemudian hatinya mendadak teduh hanya karena tatapan onyx Jaehwan.

"Kalau iri terus, emang ngga bakal selesai. Seandainya memang kita berdua ngga bisa buat dapetin anak, kita bisa adopsi. Ada banyak sekali anak-anak yang kurang beruntung karena ngga merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya."

"Tapi aku pasti buat kamu dan keluarga besar kecewa karena ngga bisa punya anak."

"Ssh...ngga boleh ah ngomong begitu. Dari awal mantap meminangmu, Mas sudah berkomitmen buat selalu bahagiain kamu. Jadi, ngga ada di dalem kamus Mas kalau Mas kecewa sama kamu."

Sewoon tersenyum, rasanya hatinya hangat begitu melihat bagaimana dewasanya Jaehwan dalam memberikan pengertian kepadanya.
"Udah, jangan dipikirin terus...nanti kamu stress. Kalau udah rezeki dan waktunya, Tuhan pasti ngasih kok. Inget, Sayang...Tuhan ngga pernah tidur, pasti denger dan liat setiap doa serta usaha umat-Nya." Jaehwan mengecup sekali lagi bilah bibir pasangan hidupnya itu, kemudian mengusak sayang puncak kepala Sewoon.

"Tidur sekarang yuk?" Jaehwan sudah akan berdiri sembari menghabiskan sisa teh dalam cangkirnya, tapi Sewoon menarik ujung bajunya.

"Hmm?"

"Ngga mau usaha lagi gitu, Mas? Kali aja jadi," wajah Sewoon sudah memerah malu. Sebelas dua belas dengan tokoh kartun Ponyo dan membuat Jaehwan menahan diri untuk tidak lepas diri saat itu juga. Tahan, kalau main di sofa nanti ngebersihinnya susah, batin Jaehwan.

"Yakin?" Jaehwan meletakan cangkirnya kembali di atas meja, kemudian dengan mudah mengangkat Sewoon dan mendudukkannya di atas pangkuannya. Sedangkan Sewoon hanya mengangguk pelan.

"Ini kamu yang minta loh ya, Dek." Jaehwan mengecup bibir Sewoon sekali lagi sebelum berbisik rendah, "Mau di sini atau di kamar?"

j_sewoon

♡ 💬 ▶Liked by ki_kihyun, k_jaehwan, komurola and 328 more

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♡ 💬 ▶
Liked by ki_kihyun, k_jaehwan, komurola and 328 more.

j_sewoon Hello there! Welcome to the world Hana-ya~ ♡ boleh culik ga nih kak ki_kihyun & mas hyunwooo_? 😄

View all 10 comments

Aneh ngga kalo percakapannya pake bahasa non-baku?
kalo Howons pasti pengennya lokal!au begini :"
Mukanya Jaehwan lokal banget emang.

Vomments? ^^

[PD101-S2] ForelsketWhere stories live. Discover now