"AH! JOOHYUN-AH apa yang kau lakukan" teriak Minyoung mendramatisir agar orang orang yang diruang makan mendengar.

"Beraninya kau berfikiran seperti itu kepada kakakku!" Joohyun berapi api.

"Ada ap-MINYOUNG! APA YANG TERJADI?" Namjoon datang dan berlari kearah Minyoung yang sudah basah kuyup akibat sabun cuci piring yang Joohyun siram tadi kepada dirinya.

Nyonya dan Tuan Kim juga datang untuk melihat apa yang terjadi.

"A- aku hanya berusaha membantu Joohyun mencuci piring, tetapi ia menolaknya dan menyiram tubuhku dengan sabun cuci piring" Alibi Minyoung yang membuat Namjoon geram kepada adiknya.

Namjoon mendekati Joohyun dan tanpa sadar Ia hampir saja menampar Joohyun jika tangannya tidak ditahan oleh Tuan Kim.

"Kendalikan dirimu Namjoon-ah, sebaiknya kau mengantar Minyoung pulang, Minyoung kami minta maaf atas apa yang terjadi" ucap Tuan Kim bijak menyikapi yang terjadi di ruangan itu.

"Aku kecewa pada mu Joo" ucap Namjoon menatap adiknya dan segera pergi dari dapur untuk mengantar Minyoung pulang.

"YA!! OPPA DIA BERBOHONG!! KAU BAHKAN BELUM MENDENGAR PENJELASANKU!" teriak Joohyun yang diabaikan oleh Namjoon.

"Joo-ah, mengapa kau melakukan semua itu? Minyoung sangat baik" Nyonya Kim bersuara dan menoleh kepada ibunya.

"Dia licik eomma! kalian harus percaya padaku, aku takut Namjoon oppa terjebak dalam permainannnya"

"Hey Joo, kau tidak boleh berfikiran seperti itu kepada Minyoung-"

"Tuh kan, kalian tidak akan percaya. Sudah lah aku lelah" Joohyun berlari kekamarnya meninggalkan dapur dan tanpa sadar air matanya jatuh.

[Joohyun Pov]

Ya Tuhan, berilah aku petunjuk untuk melindungi oppaku. Aku tidak habis fikir mengapa Ia sangat jahat, kenapa akal liciknya belum juga hilang. Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus menjauhi Minyoung dari Namjoon oppa.

Aku menceritakan semua kepada Soojin Jinhee dan Junhee di grup chat kami berempat, dan respon mereka tak kalah sama kesalnya.

Aku meletakkan kembali handphoneku diatas meja belajarku. Dan ingatan itu kembali saat Namjoon oppa hampir saja menamparku karena si Iblis itu. Saat aku hendak kekamar mandi Hoseok menelfonku.

"Tumben sekali, ada apa dengannya hari ini" gumamku dan segera mengangkat telfon dari Hoseok.

"Halooooo Joohyun-ah!!!! Apakau sudah tidur?" Reflek aku tersenyum mendengarkan suara Hoseok yang sangat ceria walaupun sudah malam hari.

"Semangat sekali kau haha, belum aku belum tidur, ada apa Hoseok?"

"Ani, aku hanya ingin ngobrol denganmu bolehkan?"

"Boleh, aku juga sedang tidak melakukan apapun"

"Tunggu, suaramu seperti habis nangis? Ada apa?" Suara hoseok di sebrang sana terdengar khawatir.

"Ah itu, hanya sedikit ada masalah tadi dirumahku yang membuatku menangis sebentar"

"Kalau boleh tau, ada apa?"

Aku berfikir sebentar, haruskah ku ceritakan pada Hoseok? tidak apa kali ya, siapa tau hoseok bisa membantuku.

"Jadi begini..." aku menceritakan semua kejadian yang baru saja terjadi

"Sialan! Mengapa wanita itu sangat licik. Tenang saja Joo-ah aku akan membantumu menyadarkan Namjoon hyung, sekarang tenangkan saja pikiranmu, tidurlah ini sudah malam."

"Terimakasih Hoseok-ah, aku matikan dulu telefonnya. Annyeong."

"Ne, annyeong. Tidur yang nyenyak Joo-ah, jangan kau pikirkan kakakmu dan wanita itu,"

"Iya-"

"Joo-ah tunggu!" Hoseok membuatku tidak jadi mematikan telfon

"Ya ada apa lagi Hoseok?"

"Apa kau mau pergi ke sekolah bersama ku besok, akan ku jemput kau besok pagi?" Tanya Hoseok yang membuatku lagi lagi menahan senyum, aku yakin wajah ku saat ini pasti sudah semerah kepiting rebus

"Joohyun, apa kau masih disana?"

"Ne hobi, apa tidak merepotkan?"

"Tentu saja tidak" ucap Hobi

"Baiklah, jika tidak merepotkan mu"

"Yesss, kalau begitu selamat tidur, mimpikan aku yaaa Joo-ah kkkk"

"Ya datanglah ke mimpiku jika kau mau kkk" tut--

Tepat saat aku mematikan sambungan telefon, aku mendengar ketukan di pintuku. Dengan malas, aku menghampiri pintunya dan membukakannya untuk melihat siapa di depan pintu.

Namjoon oppa berdiri dengan tangan menyilang, aku memutar kedua bola mataku malas.

"Apa?" tanyaku.

"Aku kecewa padamu," desisnya.

Aku berdecak, "Kau pikir aku tidak? Oppa, jangan harap kita akan bicara setelah ini. Bicaralah padaku saat kau sadar bahwa Minyoung tidak baik untukmu,"

"Mengapa sih kau selalu berfikiran nega—"

"Kau bisa berterima kasih padaku nanti. Selamat malam Namjoon-ssi." aku menutup pintunya kembali dan menguncinya.

"Yah!! Aku bicara padamu Kim Joohyun!!"

Aku mengabaikannya dan tidur di atas kasurku dengan nyenyak.

***

a/n

Hai kaleyaann!! Dari pada kesel sama Minyoung (sebenernya gue juga kesel si sama minyoung) mending liat wajah tampannya kuki di mulmed wkwkwk

Jangan lupa vomment ya :)

-mulfanxoxo, cutiesunha

TomboyМесто, где живут истории. Откройте их для себя