Part 36

1.2K 42 0
                                    

Niatnya mau update hari minggu eh paketannya abis. Jadinya sekarang deh updatenya maaf ya udah nunggu lama.. So... This is it. Cekidot!

.
.
.

Aku melebarkan mataku saat semua pelayan menunduk saat melihat kami.

Aku menarik ujung baju rey
"Apa yang sedang mereka lakukan?!" bisikku

"Menunduk" jawabnya acuh

Aku mecubit pinggangnya dan ia berjingkat sambil meringis mengelus pinggangnya.

Aku berdehem,
"Kalian tidak perlu melakukan itu oke?" ucapku pada semua pelayan yang ada dirumah ini.

Rumah ini bukan disebut rumah lagi. Sebut saja ini mansion karena ini sangat sangat sangat besar tapi aku heran dengan rey kenapa ia menyebutnya dengan rumah? Mungkin re-nya saja yang kudet alias kurang update.

Pelayan itu mendongak dan menatapku malu malu
"Tapi nyoya..."

"Jika kalian melakukan itu aku akan memecat kalian" ucapku tegas

Aku mengancam pelayan disini dengan terpaksa. Mereka pasti sangat mematuhi majikannya hingga seperti ini. Hei.. Bukankah kita sama sama manusia dan sama sama makan nasi? Jadi kenapa harus ada perbedaan kasta?

Tampak semua pelayan mengangguk patuh,
"Baiklah nyonya"

"Bisakah kalian tidak memanggilku nyonya? Aku jadi serasa tua" ucapku sedikit kesal

"Panggil saja aku ang—" ucapku yang langsung dipotong oleh rey

"Lina. Kalian harus memanggilnya lina saja atau nona lina" ucapnya dingin

Aku memutar bola mataku. Ck, dinginnya kumat lagi.

"Ya, kalian boleh memanggilku lina. Salam kenal ya" aku tersenyum manis pada mereka.

Di mansion ini ada sekitar lima atau enam pelayan. Umurnya juga ada yang seumuran dengan mamaku dan juga seumuran denganku.

Mereka ikut tersenyum dan pamit undur diri ke tempat mereka masing masing.

Rey menuntunku ke atas dan masuk ke dalam kamar yang sangat mewah.
Aku menganga melihat kamar ini.

"Apakah bagus?"

Tentu saja aku langsung memgangguk cepat dan tersenyum.

"Baguslah, jika kamu menyukainya"

"Terima kasih rey"

"Buat apa kamu berterima kasih? Ini memang tugasku untuk membahagiakanmu"

Pipiku merona mendengar ucapannya yang terdengar manis itu.

"Blushing heum?" tanyanya sambil menarik sebelah sudut bibirnya

Aku termangap mangap dan menggeleng
"T-tidak"

Ia tertawa dan mengelus pipiku
"Lalu ini apa? Kenapa memerah?"

"Aku kepanasan... Kenapa disini panas sekali?" aku pura pura mengibaskan tanganku

Rey mengangkat sebelah alisnya
"Oh ya? Padahal ac- nya sudah menyala" ujarnya sambil melipat bibirnya. Menahan tawa.

Aku memberenggut kesal
"Iya iya aku blushing. Puas?!" ketusku

Ia tersenyum dan mengecup pipiku
"Aku suka. Pipi kamu jadi kaya tomat busuk"

Aku mencubit lengannya yang terasa keras
"Kamu ya!!!"

Aku melemparkan bantal yang berada di ranjang kasur ke rey. Tapi meleset. Aku kembali melempar bantal yang satunya lagi ke rey. Dan tepat sasaran. Bantal itu mengenai kepalanya dan aku tertawa. Ia mengejarku untuk mengelitiku aku menjauhinya dan badanku ditangkap olehnya. Ia menggelitiku terus terusan hingga aku mengeluarkan air mata.

Challenge In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang