part 14

2.5K 94 2
                                    

Haii ayem kambek, sorry ya soalnya paketan aing abis heheh, maafkeun ya.
Jan lupa vomment,
Enjoy it.

-----------*********--------------

Aku masuk keruang dimana angel dirawat. Hatiku tertohok melihat angel yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit bibirnya yang pucat mata yang sembab dan pipi yang sedikit tirus. Aku harus membuat ia kembali percaya padaku, ya harus!

Aku mencium punggung tangan angel dan terdapat pergerakan dari jari angel

"ngel, kamu udah sadar? , apa yang sakit? Kenapa kamu ngelakuin ini ngel? "

"......"

"ngel? Jawab ngel aku khawatir kalo kamu diem kaya gini, kamu boleh pukul atau apapun itu tapi plis jangan diem aja ngel.."

Angelina POV
"ngel, kamu udah sadar? , apa yang sakit? Kenapa kamu ngelakuin ini ngel? "

"......"

"ngel? Jawab ngel aku khawatir kalo kamu diem kaya gini, kamu boleh pukul atau apapun itu tapi plis jangan diem aja ngel.."
Bahkan kalau aku nyakitin kamu rasa sakitku gak bakal bisa kamu rasain juga rey.

"ngel maafin aku, aku juga sama terpuruknya sama kamu aku bingung siapa yang harus aku pilih. Aku gak mau kehilangan kamu, maaf ngel.. "
Aku tidak berontak dipelukannya. Aku hanya diam dan meneteskan air mataku yang keluar dengan deras ini. Aku kecewa sama rey. Ia membohongiku dengan janjinya itu lebih baik aku mati saja dari pada harus begini.aku engga bisa maafin rey entahlah rasa saakit itu masih melekat di diriku.

"lepas rey" ucapku dingin
Rey pun nelepas pelukannya.

"kamu mau kan maafin aku?  Kita mulai hidup yang baru? "

Hidup yang baru katanya?  Seenak jidatnya dia bicara begitu, apa dia lupa anaknya yang telah tiada? Aku bener bener kecewa sama kamu rey airmataku masih mengalir begitu saja. Namun aku tetap diam.

Aku terisak,  "a-apa yang kau bicarakan rey? Hidup baru katamu? La-lalu bagaimana dengan bayi ku yang kau -b-bu-nuh"

"bayi kita ngel, dan aku tidak membunuhnya!"

"tap-tapi kamu milih aku rey, kamu egois dan itu bayiku setelah kau memilihku itu adalah bayiku bukan bayi kita! "
Rey membuang napas kasar dan menjambak rambutnya

"aku tau aku salah ngel tapi plis, jangan benci aku"

"pergi, dari sini rey" aku lebih memilih menatap kosong dinding rumah sakit ini daripada muka pembunuh itu.

"ok, fine aku pergi tapi aku mohon ngel jangan lukain diri kamu sendiri"

"..."

"aku pergi"

"hiks.. Hikss maafkan mama nak, mama gak bisa nyelamatin kamu, r-rey pasti bohong pasti anakku masih hidup dia gak boleh ninggalin aku"
Aku keluar dari ruang rawatku. Aku harus bertemu dengan anakku, anakku pasti masih hidup.

Reynand POV
"aku pergi" aku keluar dari ruang bercat putih itu. Kenapa angel berfikir seperti itu? Apakah ia tak tahu bahwa aku sama terpukulnya dengannya?.

Kriet.. 

"ngel, kenapa kamu keluar? "

"kamu pasti nyembunyiin anakku kan rey?!  Mana anakku?! "

"angel!" aku membentaknya

"anak kita sudah tiada kamu harus ikhlas ngel kasian nanti anak kita kalo kamu gak bisa nerima kepergian dia ngel" lirihku. Ia hanya terdiam namun matanya mengeluarkan air mata aku tau hatinya pasti sangat sakit, maafin aku ngel aku janji kita akan mulai kehidupan yang baru tekadku dalam hati.

"kenapa semua ini harus terjadi rey? Kenapa?! Siapa yang nemenin anak kita disana?! Aku mau nyusul dia rey! "

Aku langsung memeluk erat dan mengelus rambutnya sayang.

"shhh...  Jangan ngomong kaya gitu sayang. Kamu tau? Aku juga sama sakitnya kaya kamu tapi aku tau anak kita bakalan tenang disana sayang, maafin aku ya ini pilihan yang sulit buat aku gimana nanti kalo anak kita lahir tanpa ibu?  Dia yang lebih menderita sayang aku bisa aja ngerawat dia sendirian tapi kasih sayang seorang ibu lebih diperlukan ngel"

"hiks.. Hiks ini semua salahku! Harusnya aku lebih menjaga diri aku benci diri-"

"sayang? Astaga angel"angel ambruk dipelukanku

"DOKTER.. DOKTER"
Aku segera membawa angel ke ruangannya.

"bagaimana keadaanya dok? "

"kondisinya semakin menurun, tolong jangan membuat fikirannya semakin terbebani. Disaat kondisi seperti ini pasien membutuhkan dukungan dari keluarganya pak. Baiklah saya permisi dulu"

"terima kasih dokter, "

"ya, sama sama"

"gimana keadaan lin rey? " tiba tiba kak ariel datang.

"kondisinya menurun kak, " ujarku lemah

"yang sabar ya rey, kaka pasti bantu kok"

"makasih ya kak" aku tersenyum terima kasih

"lin itu udah kaka anggap sebagai adik kandung sendiri jadi gak usah terima kasih sama kaka"

"iya kak"

"ya udah kaka kedalem dulu"
Aku mengangguk.

Ariel POV
"lin itu udah kaka anggap sebagai adik kandung sendiri jadi gak usah terima kasih sama kaka" ucapku

"iya kak"

"ya udah kaka kedalem dulu" ia hanya mengangguk.

"lin.. "
Mata yang tadinya terpejam kini terbuka sedikut demi sedikit
"kakak" ucap lin lirih

"iya ini kaka, gimana kabar kamu lin? "

"b-baik"

"kaka tahu itu pertanyaan yang konyol. Masa iya kamu bisa baik baik aja dalam keadaan begini." ia hanya tersenyum tipis

"lin..  Kaka cuma mau kamu ikhlas sama anak kamu, dan tolong jangan salahkan kamu ataupun rey karena disini gak ada yang salah lin"

"..."

"kalo kamu ngebenci rey atau menyalahkan rey itu salah lin.  itu terjebak dalam situasi yang sulit lin bahkan mama cerita ia nangis lin dia cinta banget sama kamu"

"tapi dia janji kak akan milih anakku kalo terjadi apa apa antara aku dan anakku tapi apa yang dia buat?  Dia lebih memilih aku daripada anaknya. Itu egois kan kak namanya? " akhirnya angel bersuara juga.

aku menghela napas,
"rey itu juga manusia lin pasti dia egois karena dia amat sangat menyayangi kamu lin
Coba kamu di situasi yang sama kaya reynand kamu bakal milih siapa reynand atau anakmu? " Ia diam seribu bahasa.

"sulit kan lin?"

"kamu milih siapa lin? "

"ak-aku pilih.. "

"pilih? "

"aku pilih rey kak aku gak bisa kehilangan dia"

"huffttt... Kamu bakal pilih reynand kan lin? Bukannya kaka gak punya perasaaan jadi kaka ngebela rey kaka juga sedih ngel kehilangan ponakan kakak tapi kaka juga ngeliat dari posisi rey"

"jadi aku harus gimana kak? "

"sekarang kamu maafin rey dan minta maaf sama rey"

"tap-tapi kak.. "

"gak ada tapi tapian" ujarku tegas.

"oke, akan aku usahain"

"jangan cuma usaha doang tapi lakuin"

"iya iya"

"nah gitu donk baru adek kak ariel zahran yang gantengnya kaya dylan jordan" ucapku sambil mengacak rambut lin.

"ishh, pede abis udah ah jangan acak rambut aku" ia mengerucutkan bibirnya dan melipat tangannya didada membuang muka. Aku terkekeh. Akhirnya, lin ku kembali.

Challenge In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang