19. Gengsi Bilang Suka

Start from the beginning
                                    

Galen mengeluarkan ponselnya, kemudian jari-jarinya seolah bergerak begitu saja membuka ruang obrolannya dengan Salsa. Ia mengetik sesuatu di sana.

Lo terima tawaran Arnan buat jadi Putri Salju?

Ibu jari Galen tertahan di atas tombol send. Ia ragu untuk mengirim pesan itu pada Salsa. Bukankah ini terlalu frontal? Bagaimana bila Salsa langsung besar kepala mengira dirinya menyukai Salsa?

Beberapa menit berlalu, dan Galen masih bergulat dengan pemikirannya sendiri. Hingga kemudian sebuah tangan memaksa ibu jarinya menekan tombol send ketika Galen belum siap.

Galen menoleh kesal karena tingkah yang disengaja Jerry. “Rese lo, Jer!”

“Sekali-kali jangan gengsi, coba,” kata Jerry gemas. Bagaimana tidak? Sejak Galen muncul dari pintu kelas hingga duduk di sebelahnya, Jerry sudah bisa menebak siapa yang menyebabkan teman sebangkunya itu terlihat kusut seperti sekarang. “Dari pada lo jadi gila karena nggak bisa terang-terangan tunjukin perasaan lo cuma gara-gara misi sialan itu. Nggak ada salahnya lo balikin keadaan. Coba bikin Salsa suka sama lo.”

Perkataan Jerry sukses membuat Galen merenung. Seandainya saja mudah membuat Salsa menyukainya. Faktanya, Salsa berbeda dengan gadis kebanyakan yang bisa dengan mudah memujanya. Salsa berbeda. Dan, Galen sudah mengetahuinya sejak lama. Namun ia akan berjuang, membuat Salsa menyukainya.

220812gdy_ : Lo terima tawaran Arnan buat jadi Putri Salju?

Di kelasnya, Salsa membaca sebuah pesan LINE yang baru saja masuk ke ponselnya dengan alis bertaut.

“Wih, kak Galen beneran udah suka sama lo kali, Sal. Dia sampe segitu keponya sama lo.” Nadin berkomentar setelah melirik isi pesan di ponsel Salsa. Seruannya membuat Fira tertarik dan memutar tubuhnya.

Salsa dibuat bingung sendiri. Ia pun sempat berpikir seperti itu. Namun, jawaban pedas Galen di halaman belakang tadi membuatnya jadi ragu lagi.

“Pancing coba, Sal,” kata Nadin mempengaruhi.

Jari-jari Salsa bergerak. Ia mulai mengetik pesan balasan untuk Galen.

anastasyasalsa_ : Kakak denger obrolanku sama Kak Arnan?

Pesan balasan masuk beberapa detik kemudian.

220812gdy_ : Jd, lo terima atau gak?

anastasyasalsa_ : Kakak maunya aku jawab apa?

Galen tampak kesal di seberang sana.

220812gdy_ : Lo udah jawab atau belum, sih?

anastasyasalsa_ : Tergantung

220812gdy_ : Tergantung apa?

anastasyasalsa_ : Tergantung perasaan Kakak ke aku

Nadin bersorak di samping Salsa. Sementara Salsa sudah kesal dibuatnya. Ia berusaha merebut ponselnya yang sejak tadi dibajak Nadin dengan posesif.

“Nad, ya ampun,” Salsa kembali berusaha menggapai ponselnya yang diacungkan Nadin tinggi-tinggi. “Udah kenyang gue dengerin kata-kata pedes kak Galen. Dan sekarang lo mancing dia buat ngetik kata-kata pedesnya buat gue.”

Nadin mengabaikan Salsa. Setidaknya aksinya itu mendapat dukungan dari seseorang yang juga ikut tertawa di depannya.

Pesan balasan masuk tidak lama kemudian.

220812gdy_ : Jgn sampe gw samperin ke kelas lo skrg

“Tuh kan, Nad. Jadi ribet urusannya,” keluh Salsa mulai stress.

“Biar, biar aja kak Galen ke sini. Kalo dia ke sini cuma buat cari tahu apa jawaban lo buat kak Arnan, udah pasti dia suka sama lo. Sejak kapan kak Galen ngurusin hal nggak penting kayak gini, coba?” Nadin masih berusaha menjauhkan ponsel Salsa dari jangkauan pemiliknya. Hingga kemudian getaran di ponsel itu seketika membuatnya terkesiap.

220812gdy_ is calling

“Sal, kak Galen nelpon lo,” seru Nadin heboh. Ia buru-buru mengulurkan ponsel itu pada Salsa setelah tidak lupa lebih dulu menggeser tombol jawab untuk langsung menghubungkannya dengan si penelpon. Bila tidak begitu, sudah pasti Salsa tidak akan mengangkatnya.

Salsa sudah tidak punya pilihan lain. Ia terpaksa menempelkan ponsel ke telinganya. Kemudian menyahut dengan gugup. “Halo?”

“Tinggal jawab apa susahnya, sih?”

Suara angkuh di seberang sana, memancing emosi Salsa seketika.

“Kakak juga tinggal jawab apa susahnya?” sahut Salsa tak kalah angkuh yang mendapat acungan jempol dari Nadin dan Fira.

Terdengar hembusan napas kesal di seberang sana, disusul suara Galen tidak lama kemudian. “Gue udah jawab di halaman belakang tadi.”

“Tapi sikap Kakak aneh. Aku mana percaya.”

“Jadi, lo baru mau jawab kalo gue udah bilang suka sama lo?”

Salsa menanti dengan harap-harap cemas. Nadin semakin merapatkan telinganya di balik ponsel Salsa yang masih menempel di telinga pemiliknya. Sementara Fira berusaha membaca situasi dari raut wajah Salsa saat ini.

“Jangan mimpi!”

Hanya dua kata itu yang terdengar jelas oleh Salsa, disusul bunyi tanda sambungan terputus.

Salsa memandangi layar ponselnya dengan horor. “Tuh cowok nggak jelas banget!” kesalnya.

“Sabar, Sal.” Nadin memberi semangat. “Gue rasa nggak lama lagi kak Galen bakal beneran suka sama lo. Udah kelihatan dari gelagatnya yang aneh. Dia cuma butuh dipancing aja biar bisa terang-terangan bilang suka sama lo. Kelihatan banget dia cemburu lihat lo deket-deket sama kak Arnan.”

“Gimana kalo kita buktiin?” Fira ikut menyahut.

“Buktiin apa?” tanya Salsa heran.

“Buktiin kalo kak Galen memang beneran cemburu lihat lo dekat sama kak Arnan.” Fira menaikkan kedua alisnya, menggoda Salsa yang tampak shock di tempatnya. “Main dramanya harus total ya, Sal,” lanjutnya lagi.

TBC

Maaf kelamaan update-nya. Maaf juga karena sedikit bgt part kali ini. Aku lagi sibuk2nya, tp masih sempat2in inget kalian yg setia nungguin doi peka #eh Salsa maksudnya.

Doain aja biar Galen nggak gengsi2 amat, biar Salsa cepat peka juga.

Antisipasi part berikutnya ya. Apakah yang akan terjadi?

Salam,
pitsansi

My Ice Boy [Completed]Where stories live. Discover now