Episode 07

1.3K 111 9
                                    

●●●

(Hutan Selatan)
Rab.07.00 AM.

"Ehh... apakah ini hutannya?"
Kataku sedikit bingung.

"Hmm... kurasa iya, ayo coba kita masuk ke dalam."

"Ehh... baiklah."

Akhirnya kami telah sampai juga di dalam hutan selatan. Mungkin hutan ini hanya terlihat seperti hutan pada umumnya, namun aku merasa ada hal yang sedikit berbeda dari hutan ini.

Hmm... apa aku terbayang-bayang dengan carita horror itu ya?

Kami terus menelusuri hutan ini sambil melihat jamur yang sedang kami cari.

Ya ampun, dimana jamur itu...
Hutan seluas ini dan kami harus mencari jamur yang langka di dalamnya.
Seperti hal yang mustahil...

"Kita istirahat dulu..."
Kata Alisha sambil mengeluarkan air minum.

"Hmm... apa kita bisa menemukan jamur itu?"

"Heh? Kenapa kau tiba-tiba seperti orang bodoh yang hilang kesadaran ya?"

"Ha??"

"Kita harus yakin kalau..."

Tiba-tiba terdengar sebuah suara dari arah dekat kami.

"Alisha menunduk..."
Kataku sambil memegangnya.

"S-sebenarnya ada apa?"

"Sstt... seperti ada suara pergerakan di depan kita."

Gawat...
Aku terlalu dekat dengannya...

Dan terdengar suara hembusan angin yang sangat kencang seperti suara kepakan sayap yang besar.

Sial...
Suara mengerikan apa itu...

"Kaito... lihat di langit."
Sahutnya sambil menunjuk ke atas.

"Hah!? A-apa-apaan ini... apa benar itu... itu... seekor naga???"

"S-sayangnya begitu..."

"Gawat... kita harus sembunyi Alisha..."

"Heh? T-tapi kemana?"

"Pokoknya kita harus menjauh dulu dari area ini..."

Aku pun langsung mengajaknya berlari jauh dari tempat itu.
Karena sangat berbahaya jika berdiam di tempat yang cukup dekat dengan seekor naga raksasa.

Tapi...
Kenapa bisa begini...
Kenapa ada seekor naga di hutan ini...

Sial!
Hari yang buruk...

Saat kami berlari menjauh dari daerah sebelumnya, tanpa kami sadari kami telah kehilangan arah.

"Ehh... Alisha... apa kita tersesat?"

"Heh?? A-apa kau bilang? Tersesat?"

"He'em... kurasa begitu..."

"Hah!?? Bagaimana ini... dasar Kaito bodoh... ya ampun..."

"Heh?? Kenapa menyalahkanku? Kamu juga kan ikut lari..."

"Ya masa kamu tega meninggalkan aku sendirian di tengah hutan ini..." Ujarnya dengan wajah bersedih.

"Ehh... b-bukan begitu..."

Ya ampun kenapa begini ya...
Wanita selalu menang... huft...

"Baiklah, kita terus jalan saja, mungkin kita bisa menemukan sungai jadi kita bisa mengikuti aliran sungai itu."

"Wah... benar juga..."
Sahutnya dengan riang.

Heh?
Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah drastis...
Apa tadi hanya tipuan?
Huft... sulit untuk menebaknya...

Dan kami terus melanjutkan perjalanan menyusuri hutan selatan ini.
Kami berharap dapat menemukan jalan keluar dan terbebas dari bahaya naga tadi.

"Apa kamu lelah?"
Kataku.

"Iya, kita istirahat dulu disini..."

"Baiklah..."

Tiba-tiba suhu hutan ini menjadi turun dan menjadi dingin.
Kenapa tiba-tiba hutan ini suhunya bisa turun secepat ini...

"Alisha, pakai ini..."
Kataku sambil menyelimutinya dengan syalku.

"Ehh... terimakasih... tapi bagaimana denganmu?"

"Tenang saja aku baik-baik..."

Tiba-tiba dia datang mendekatiku dan memeluk diriku.

"Ehh... Alisha..."

"I-ini... hanya... untuk keadaan terdesak saja..." sahutnya dengan wajah memerah.

"Heh?"

"Diam..."

"Ehh... b-baiklah..."

"Aku tidak mau kamu sakit karena suhu dingin seperti ini"

Apa...
Apa dia selalu mengkhawatirkan diriku seperti ini?
"Ehh... terimakasih..."

"Karena nanti kalau kamu sakit, akan lebih sulit kita keluar dari hutan ini..."

Heh???
D-dasar dia ini...

Tiba-tiba aku melihat sebuah asap yang jaraknya tidak jauh dari tempat kami beristirahat.
"Alisha lihat ada asap disana..."

"Ha? Benar... pasti ada seseorang disana..."

"Iya, sebaiknya kita coba kesana saja..."

"He'em... t-tapi..."

"Heh? Ada apa?"

"Ehh... k-kakiku terasa sakit sekali selama kita lari tadi..."

"Heh???"

Huft... mau bagaimana lagi...
"Baiklah, biar aku gendong..."

"Heh?? A-apa?"
Katanya dengan terkejut.

"Sudah tidak ada waktu lagi, kita bisa mati kedinginan kalau disini terus..."

"Ehh... b-baiklah..."
Katanya dengan sedikit malu.

"Sepertinya jaraknya dekat dari arah sini."

Lalu aku berjalan menuju asap yang muncul di dalam hutan itu sambil menggendong Alisha.

"Alisha..."

"Ha?"

"Maaf ya, aku sepertinya terlalu memaksamu untuk terus berlari tadi."

"Heh? Tidak, itu juga untuk keselamatan diriku."

"Ehh... tapi aku masih merasa bersalah hehe..."

"Hmm... kalau begitu gendong aku sampai menemukan jalan keluarnya ya..."

"Heh???"

Beberapa lama kemudian akhirnya kami sampai dimana asap itu berasal.

Ada sebuah rumah?
Di... tengah hutan yang misterius ini??

"Kaito... a-apa itu rumah yang kamu bicarakan?"
Sahutnya dengan sedikit takut.

"Heh? Rumah apa?"

"Iih... masa lupa... rumah hantu..."

"Ha? Y-yang benar saja... kita coba lihat dulu apa ada orang disana..."

A-apa benar... ini rumah hantu?

Sial... gara-gara aku menakut-nakuti Alisha malah jadi aku sekarang ikut ketakutan...

"P-permisi... apa ada orang?"
Ujarku sambil mengetuk pintu.

"Hmm... coba panggil lagi..."

"Permisi... apa ada orang?
Hmm... sepertinya rumah ini..."

Tiba-tiba terdengar suara dari pintu itu...

"Kaito... pintunya..."

Heh??

Terbuka!??

●●●

Fantastic: Stay A Live [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang