Chapter 1

704 223 80
                                    

11 September 2016, 10:03 WIB


-

"Ah~ Akhirnyaa..." Nada kelegaan milik pemuda bernama Jeon Jungkook yang pada hari ini ia bisa pulang dari rumah sakit mengalun ringan,  setelah hampir 3 bulan lamanya ia dirawat karena cidera lutut yang di alaminya saat membela timnas badminton Indonesia di kejuaraan Korea Open Super Series lalu.

Senyum manis terus mengembang di paras tampannya saat ia berjalan keluar dari ruang rawat inap yang selama ini di singgahinya.

Di sepanjang lorong rumah sakit pun ia tak segan untuk menyapa orang-orang  sekitar dengan senyuman hangatnya. Seolah memancarkan aura kegembiraan sehingga mampu menarik perhatian orang agar turut tersenyum.

Sebelum menuju pintu keluar, tepat di ujung lorong. Jungkook tak sengaja menginjak benda minimalis berbahan dasar kulit dengan corak yang begitu menarik.

"Dompet milik siapa ini?" Gumam Jungkook lirih.

Badannya membungkuk sejenak guna  mengambil dompet itu lalu meliahat isinya.
Jungkook mengambil sebuah kartu pelajar yang terselip rapi diantara barisan kartu penting lainnya di dalam dompet itu, ia pun membacanya cermat.

Netra jernih pemuda tinggi itu membola seketika setelah bibirnya mengeja sang pemilik dompet, dadanya terasa berdetak dua kali lebih cepat.

Jung Eunbi

"Eunha..."

Seseorang pemilik dompet itu adalah  sang  kekasih Jungkook sendiri, seseorang yang selama lebih dari 3 bulan ini ia harapkan kehadirannya, seseorang yang begitu dirindukannya. Menghilang tanpa kabar.
Air muka Jungkook berubah, yang semula senang kini seketika menjadi kesal. Logikanya mengatakan bahwa sang pemilik dompet masih ada di sekitar sini.

-

Sampai di area resepsionis, Jungkook melihat siluet gadis yang tak asing baginya setelah lelah mengelilingi rumah sakit.
Bum! Jungkook telah menemukan apa yang ia cari sejak tadi.
Gadis itu seperti tengah kebingungan mencari-cari dompetnya. Entah mengapa bibir Jungkook perlahan saling menarik berlawanan arah. Sekilas ide jahil berpijar di otaknya.

Jungkook perlahan mendekat, menghampirinya lalu mendaratkan benda berwarna manis yang sedari tadi di genggamnya tepat di kepala gadis itu dari arah belakang.

"Akh!" Lenguh sang gadis lalu menoleh ke belakang.

"Bodoh! Sudah terlambat jika menjengukku sekarang, aku sudah pulih dan keluar dari rumah sakit." Ucap Jungkook dengan nada yang dingin dan ekspresi kesal ia tunjukkan kepada Eunha.
Bagaimana bisa saat kekasih sedang sakit dan membutuhkan perhatian dari pasangan namun ia tak kunjung datang?
Siapapun pasti merasa sama kesalnya seperti Jungkook.

"Eh? Maaf. Apa aku mengenalmu?" Respon Eunha dengan bingungnya melihat pria asing baru saja merutuki dirinya,  terlebih ia dikatakan bodoh.

"Ah! kau ini, tak perlu berakting seolah lupa ingatan begitu. Kau tak ada bakat untuk menjadi seorang aktris." Telapak tangan Jungkook turut mengibas pelan.

"Sepertinya kau salah orang."

"Ck! Menggemaskan sekali."

"Tapi, aku eh-" Saat Eunha mencoba menjelaskan tiba-tiba Jungkook menarik pergelangan tangannya, Eunha terkejut sekaligus merasa takut.

Eunha mencoba menepis namun genggaman pria di pergelangannya semakin mengerat dan terasa begitu hangat, membuatnya mengurungkan niat awalnya untuk melepaskan diri. Terlebih saat ia melihat wajah teduh pria itu, sugesti Eunha berbisik bahwa ia akan baik-baik saja jika bersamanya. Ia membiarkan tungkainya mengayun mengikuti derap langkah panjang di depannya.

I Give My Heart To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang