Mahesa dan Adam Rich

Mulai dari awal
                                    

“Jesica bilang apa?” Listya meralat pertanyaannya.

“Kakak di sana sama cowok, terus cowoknya ngasih kakak minum yang tiga rebuan. Iya kan?”

Please, harus banget ya sebut harga?

“Oh, nggak usah bilang ini ke Mama ya.”

“Kenapa?"

“Jangan sampe Mama mikir yang nggak-nggak. Dia cuma kebetulan nolongin kakak.”

“Bisa sih, tapi...,” Tio menggantung kalimatnya sambil mengerlingkan mata. Tentu saja Listya sudah mengerti karena hal seperti ini bukan kali pertama terjadi. Bisa dipastikan sebentar lagi akan terjadi transaksi suap dan pemerasan.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Listya langsung mengambil dompet dalam tasnya. Baru juga gajian, sudah banyak pengeluaran yang tidak penting seperti ini. Ya Tuhan.

“Gocap dan nggak ada biaya tambahan!” ucap Listya sambil memberikan uang pada adiknya.

“Dalam kondisi tertekan aja bisa-bisanya ya masih galak.”

“Kalau udah nggak berkepentingan apa-apa silakan keluar, tapi ingat kalau kabar ini bocor. Balikin duitnya tujuh kali lipat.”

“Siap, Komandan Listya!” ucap Tio sambil melakukan gerakan tangan seolah sedang hormat yang membuat Listya ingat Mahesa. Ya, lelaki itu pernah hormat seperti yang Tio lakukan juga menyebutnya komandan. Lebih tepatnya komandan Nengsih.

Setelah Tio keluar dari kamarnya, entah kenapa Mahesa mendominasi pikiran gadis itu. Lelaki yang memberi kesan menyebalkan pada pertemuan pertama. Listya tidak tahu apakah kebetulan atau tidak karena faktanya setelah bertemu Mahesa banyak kesialan yang ia rasakan. Mungkinkah Mahesa pembawa sial? Tapi, Adam Rich juga memberi kesan buruk di pertemuan pertama. Mungkinkah Listya ditakdirkan untuk bertemu laki-laki menyebalkan dan pembawa sial? Huh.

Pucuk di kesal, kadal pun tiba. Baru saja dipikirkan, ponsel Listya berdering tanda ada panggilan masuk dari Mahesa. Listya yakin, lelaki itu akan menanyakan tentang ongkos bengkel. Jika iya maka kemungkinannya ada dua, pertama Mahesa memang pelit, kedua Mahesa memang pelit banget.

“Hallo,” ucap Mahesa di ujung telepon sana. Listya mana mau bilang Hallo lebih dulu.

“Iya, masalah utang kemaren kan? Udah nebak gue juga jadi jangan khawatir. Gue bayar kok,” cecar Listya.

“Bukan gitu, Nengsih.”

Nengsih lagi, Nengsih selalu, Nengsih terus!! What the...

“Terus gimana?” Nada galak Listya naik ke level dua. “Lagian gimana gue mau bayar, sampe sekarang lo belum ngasih nomor rekeningnya. Sekarang udah gini lo nyalahin gue nggak bayar-bayar. Kok kesel ya.”

“Nengsih, denger dulu. Gue mau bilang kalo lo nggak usah transfer.”

What? Nggak usah transfer? Ini serius? Tapi kira-kira apa motif Mahesa berubah pikiran gini? Bukannya kemaren dia bilang transfer. Kenapa tiba-tiba Mahesa nggak konsisten gini? Fix, Mahesa punya rencana. Gue musti waspada. Jangan-jangan dia ngelakuin itu biar gue ngerasa punya utang budi?

“Nengsih?”

Berisik woy! Nengsih, Nengsih aja!! Ingin rasanya Listya berteriak seperti itu.

“Gapapa sini nomor rekening lo, gue harus transfer. Walau gimanapun utang itu harus dibayar.”

“Jangan, Nengsih. Nggak usah.”

“Kenapa?”

“Karena gue pengen lo balikin duitnya secara cash, gimana kalo besok sore kita ketemu?”

APA? FIX MAHESA PELIT BANGET!!!!!!!!! GUE PIKIR.... YA TUHAN.

Tapi Listya jadi berpikir, Adam Rich mengajaknya bertemu juga. Sepertinya tidak ada salahnya membawa Adam bertemu Mahesa, kalau Adam benar-benar rich pasti tidak akan membiarkan Listya yang membayarnya. Ya, Adam kemungkinan besar akan membayar utangnya pada Mahesa.

“Gimana, Nengsih? Mau ‘kan?”

Iya,” jawab Listya.

“Ngomong-ngomong malam ini lo lagi mikirin gue, ya? Sejak pertemuan pertama di blitz bahkan sampai malam ini gue selalu ada di pikiran lo.”

Ya Tuhan, kenapa laki-laki yang ia temui belakangan ini begitu narsis? Baik Adam atau Mahesa, dua-duanya sangat narsis meski takaran narsis Adam milyaran kali lipat lebih besar dari Mahesa.

“Kok diem?” tanya Mahesa. “Ohya, gue ada satu pertanyaan kalo lo bisa jawab ongkos bengkelnya gue anggap lunas.”

“Apa? Pertanyaan apa?” Lagi pula Mahesa ini ada-ada saja.

“Sebutkan binatang yang awalnya pake huruf X!”

Listya bungkam, berusaha berpikir. Namun beberapa saat kemudian ia tersadar kalau Mahesa baru saja menjebak yang dengan bodohnya Listya mendengarkan pertanyaan tidak bermutu itu.

“Ayo, apa? Nyerah?” tanya Mahesa lagi.

“Nggak penting juga gue jawab, gue masih bisa bayar kok ongkos bengkel kemaren,” ucapan Listya berbanding terbalik dengan pikirannya. Padahal ia berpikir kalau bisa menjawab pertanyaan itu, ia akan hemat hampir setengah juta. Sayangnya Mahesa menanyakan hal yang konyol.

“Oke, oke. Tapi lo penasaran kan apa jawabannya?”

Meski sebenarnya Listya ingin tahu jawabannya karena penasaran namun ia tidak merespon ucapan Mahesa.

“Diem berarti nyerah nih. Oke gue kasih tau ya binatang yang berawalan X. Banyak kok misalnya xucing, xambing, xijang, xanguru. Apalagi ya?” ucap Mahesa. “Ada lagi, xepiting, xerang, xoki.”

Kok xoki?” tanya Listya menirukan bicara Mahesa.

“Kan ada ikan mas xoki.”

Fix. Mahesa harus memeriksakan kejiwaannya secepatnya.

Udah ya gue mau tidur,” pamit Listya sebelum ia ikut gila dan ketahuan tertawa oleh Mahesa.

“Tidur atau mikirin gue?”

“Emangnya lo siapa? Artis? Nggak guna mikirin lo tau nggak.”

“Nggak. Hehe. Gue itu ....”

Suara Mahesa sudah tidak terdengar lagi karena Listya memutus sambungan teleponnya secara sepihak. Listya sudah telanjur kesal, menurutnya ia akan sama gilanya kalau mendengarkan Mahesa terus mengoceh.

Sebelum meletakkan smartphone-nya, Listya kembali mengecek siapa tahu ada notifikasi penting namun ternyata tidak ada satupun line today atau notifikasi wattpad seperti biasanya. Listya benar-benar kehabisan paket kuota internet. Ya ampun..

Akhirnya ia benar-benar meletakkan ponselnya. Listya kemudian merebahkan tubuh di atas tempat tidurnya sambil berpikir apa yang akan terjadi besok. Haruskah ia benar-benar bertemu Mahesa bersama Adam Rich?

oOo

Bersambung

Ada yang kangen cerita ini? Yaah nggak ada :(

Maaf ya belakangan ini Gia sibuk banget jadi jarang update entah berapa hari nggak update cerita ini hiks...

Bisikin typo ya. Belum sempet edit dan baca ulang part ini jadi harap maklum kalo ada salah. Wkwk

Jangan lupa Vote comment dan share ya..

Instagram Gia : aggiacossito

Oh, Jodoh!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang