END -- Sampai Berjumpa Kembali.

1.5K 163 27
                                    

Waktu menunjukkan pukul 23.00, terlalu malam untuk seorang anak remaja duduk di sebuah taman sendirian.

Tidak, sebenarnya anak laki-laki berkacamata itu tidak sepenuhnya sendirian, ada sesosok tak kasat mata yang menemaninya. Sosok berwujud badut itu tengah duduk dengan posisi bersilah di udara. Lebih tepatnya badut itu saat ini sedang melayang. Entah sudah berapa menit mereka terus diam tanpa membuka suara, sampai Tetsuo yang memulainya.

"Bagaimana? Apa kau akan melepaskannya?" tanya Tetsuo tanpa menatap langsung ke arah lawan bicara.

"Bagaimana ya..," nampak senyum tipis terukir di wajah Yuki yang sedikit menakutkan. "Tidak kusangka dia bisa memenangkannya."

Tetsuo ikut tersenyum dan berkata, "bukankah manusia itu sangat menarik?"

"Hahah.. manusia benar-benar sangat menarik. Mereka lemah tapi bisa berubah kuat hanya karena satu hal bodoh yang dinamakan cinta. Ketika mereka sudah kuat dan memiliki semuanya, mereka bisa menjadi lemah hanya karena satu hal bodoh yang dinamakan kasih." Ucap Yuki sambil terus tertawa geli.

***

Hikari dan Rui ditangkap dan kejahatan mereka akhirnya terungkap. Berkat kecerdasan Tetsuo dan kepercayaan Hitoshi pada sahabatnya, para penjahat berhasil disudutkan.

Sebelum para polisi menggiring mereka ke penjara, Tetsuo sejenak meminta waktu agar Reina diberikan kesempatan untuk berbicara dengan Hikari dan Rui.

Tampak kemarahan yang begitu dalam terpancar dari raut wajah Reina. Perlahan namun pasti dia mulai mendekati Hikari dan Rui. Reina seakan ingin menghabisi mereka berdua. Para polisi yang berada di sekitar tempat itu ingin menahan Reina, tapi Tetsuo mencegatnya.

Ketika Reina sampai di depan Hikari dan Rui yang sedang terduduk di lantai aula, Tetsuo lalu memberikan sesuatu padanya. Itu adalah dua buah pistol yang baru saja ia ambil dari kantong Ayah tirinya, Reina pun meraih kedua pistol itu.

"TETSUO!" Bentak Ayahnya pada Tetsuo, tapi dengan tenang Tetsuo menatap Ayahnya dan berkata, "lihat saja apa yang akan terjadi."

Reina yang saat ini sangat marah menatap tepat ke arah Hikari yang sedang ketakutan. Tatapan kebencian yang tidak pernah Hikari lihat sebelumnya, bahkan dari Ayahnya sendiri.

"Adikku... sahabatku... semua orang yang sangat berarti bagiku... kenapa... KENAPA?! KENAPA KAU MENGAMBIL MEREKA SEMUA?!" Teriakan Reina dengan suara kerasnya.

Terdengar dengan jelas kepedihan yang selama ini ia pendam, dan malam ini Reina akhirnya bisa melepaskan semua itu.

"Erina... adikku yang paling kusayangi, kalian membunuhnya, 'kan? Dengan cara seperti ini?"

DOR-

Reina menembaki senjata di tangan kanannya ke atas, sontak membuat semua orang di tempat itu kaget, kecuali Tetsuo.

Reina lalu tersenyum sinis, dan kembali menatap tajam Hikari dan Rui. Ia kemudian mengarahkan kedua pistol itu tepat ke arah Hikari dan Rui.

Dari kejauhan Yuki yang saat ini tengah berdiri di atap sekolah pun ikut tersenyum dengan wajah menakutkannya, seolah kemenangan saat ini sudah ada di depan matanya.

"MATILAH!" teriak Reina sedetik sebelum dia menembakkan kedua pistol itu.

DOR!! DOR!!

Hikari dan Rui yang sedari tadi gemetar langsung saja tersungkur di lantai. Jantung mereka berdegup sangat kencang. Mereka baru saja selamat dari kematian mereka. Arah tembakan Reina rupanya meleset.

Another SideWhere stories live. Discover now