Anak Yang Aneh -- Sisi Lain Taniguchi Hitoshi

1.1K 145 25
                                    

Apa yang kalian harapkan dalam hidup ini? Apakah uang yang banyak? Rumah yang besar? Makanan yang lezat? Baju yang mahal? Apa kalian berharap punya itu semua? Kalau iya, berarti kita berbeda. Aku tidak mengharapkan semuanya, karena aku sudah memilikinya sejak aku lahir.

Aku dilahirkan di keluarga yang kaya, Ayahku seorang pengacara, di samping itu dia juga seorang pengusaha. Karena dialah aku punya segalanya, aku punya uang yang bisa kuambil kapan saja saat aku membutuhkannya, aku punya rumah yang besar yang bisa kujadikan tempat bermainku setiap aku bosan, aku punya baju mahal yang setiap harinya kupakai, dan setiap harinya aku makan makanan yang sangat lezat yang dimasak para pelayan-pelayan di rumahku.

Namun, semua itu belum bisa membuatku tersenyum, sama sekali belum bisa. Karena sesungguhnya yang kuharapkan adalah kasih sayang seorang ibu, teman, saudara, dan aku tidak memilikinya.

Setiap harinya hidupku terasa hampa, Ayahku sibuk bekerja, aku tidak memiliki saudara satupun, dan teman? Itu adalah hal yang paling tidak mungkin kudapatkan.

Aku terlalu takut berteman karena aku sempat didiskriminasi ketika aku baru berusia 10 tahun. Mereka mengatakan kalau aku adalah anak yang manja, cengeng, dan berbagai ucapan-ucapan menyebalkan lainnya. Karena hal itu aku meminta Ayahku untuk berhenti menyekolahkanku di sekolah umum dan menggantinya dengan belajar di rumah.

Di rumah aku mendapatkan guru yang sangat baik, dia juga sangat cantik, dia bahkan sudah menganggapku seperti anaknya, namanya adalah Sasaki-sensei.

Sasaki-sensei lebih adik setahun dari ayahku, kata Ayah mereka pernah sekolah di sekolah yang sama. Ayah adalah kakak kelasnya, dan menurutnya Sasaki-sensei dulu adalah siswa yang paling pintar, bahkan sampai sekarang. Walaupun dia hanya lulusan SMP, kepintarannya melebihi seorang sarjana, karena itulah Ayahku memilihnya.

Sasaki-sensei pernah bercita-cita sebagai pengacara, tapi sayangnya pernikahan muda memutuskan harapannya. Dia harus menikah karena kehendak orang tuanya.

Hari itu adalah tepat dua bulan setelah Sasaki-sensei menjadi guruku, tapi di hari itu Sasaki-sensei terlihat sangat terpukul, mungkin karena hari itu dia baru saja bercerai. Suaminya selingkuh dan tidak mau membiayai kehidupan keluarganya.

Ketika itu juga ide gila muncul di kepalaku, dimana aku meminta Ayah untuk menjadikan Sasaki-sensei sebagai Ibuku.

Ayah awalnya malu-malu, tapi pada akhirnya dia tetap mengabulkan apa yang aku inginkan. Sasaki-sensei tidak langsung menjawabnya, dia sempat berpikir beberapa hari, tapi setelahnya dia resmi menjadi Ibuku.

Sasaki-sensei mempunyai seorang anak perempuan yang kira-kira berusia 15 tahun, namanya Sasaki Nanase. Nanase-san adalah perempuan yang sangat baik seperti ibunya, dia juga sangat cantik. Ketika aku pertama kali melihatnya, aku sudah memutuskan, dialah yang akan menjadi pengantinku kelak.

***

Belum sampai beberapa minggu setelah aku memiliki keluarga yang selama ini aku harapkan, sebuah musibah datang menimpa kami.

Sebuah kecelakaan mobil yang tidak bisa kami hindari saat kami ingin berlibur ke pantai. Kecelakaan itu merenggut nyawa Sasaki-sensei.

Aku, Ayah, dan Nanase-san selamat, aku sama sekali tidak terluka, Ayah saat itu tidak sadarkan diri dan harus melewati masa kritis sampai beberapa hari, dan Nanase-san, kakinya patah karena harus melindungiku. Aku tidak tahu pasti bagaimana kejadiannya, yang pasti adalah, dia tidak bisa berjalan lagi.

Nanase-san sangat terpukul karena kejadian itu. Tentu saja, karena dia adalah seorang Ballerina. Setelah kejadian itu, dia hanya menghabiskan harinya dengan duduk di kursi roda.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang