Sekali Lagi

3.1K 245 49
                                    

Sepanjang jalan Reina terus memikirkan gelang aneh itu. Sejak kapan dia memakainya? Dan kenapa hanya dia yang bisa melihat gelang itu? Apa saat ini dia masih bermimpi atau itu hanya halusinasinya? Tapi, mau berapa kali pun Reina mengatakan itu hanya halusinasi, tetap saja ketika ia menyentuh gelang itu rasanya sangat nyata. Reina terus memikirkan gelang itu bahkan setelah Reina sampai di depan gerbang sekolahnya.

Sekolah Erina tidak terlalu jauh dari sekolah Reina, hanya butuh beberapa belokan ia pasti sudah sampai. Hanya saja, Reina kali ini terlihat sangat berbeda dari Reina yang biasanya di mata Erina. Biasanya saat mereka berdua berpisah di depan gerbang, Reina akan berubah menjadi bawel.

Reina biasanya selalu mengingatkan kepada adiknya agar tidak nakal di sekolah, tidak melawan guru, tidak bertengkar dengan temannya, dan juga hal-hal lain yang sebenarnya Erina sendiri sangat bosan untuk mendengarnya, karena dia sama sekali tidak terpikirkan untuk melakukan hal-hal seperti itu.

Namun, walaupun setiap harinya Erina bosan mendengarnya, tetap saja ia merasa tidak tenang saat tidak mendengar celotehan kakaknya lagi. Erina semakin bingung saat melihat kakaknya terus memandangi pergelangan tangannya sendiri. Seperti ada sesuatu yang terus mengganggu kakaknya, tapi memang pada dasarnya seorang Erina adalah anak yang acuh tak acuh, jadi dia berpikir kakaknya hanya bercanda saja.

Erina pun memilih tetap diam dan berlalu dengan wajah yang datar seperti biasa. Dia lebih memilih melupakan tingkah aneh kakaknya dari pada harus terlambat ke sekolah.

Di sisi lain, Reina masih terus memperhatikan gelang aneh yang saat ini dia pakai.

'Aneh sekali, sejak kapan aku memakainya? Dan kenapa Erina tidak bisa melihatnya?'

Reina mulai mengangkat tangannya dan mendekatkatkan gelang itu tepat di depan matanya. 'Dilihat darimana pun gelang ini sangat menakutkan, aku tidak mungkin membeli gelang seperti ini.' batin Reina masih terus menyangkal.

Di saat Reina sibuk memperhatikan gelang itu, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dan membuatnya kaget.

"Reina!" pekik seorang wanita dengan rambut pendek tepat di telinga kanan Reina, membuat Reina harus menutup telinga dengan telapak tangannya.

"Kau mengagetkanku, Momo." Kata Reina kesal.

"Hehe... maaf-maaf." Jawab Momo sambil terkekeh pelan ketika melihat Reina yang merasa kesal karena ulahnya.

"Selamat pagi, Reina." Ucap seorang wanita yang langsung merangkul pundak Reina.

"Selamat pagi, Minami." Balas Reina sambil tersenyum hangat.

"Ngomong-ngomong, kau sedang apa? Dari tadi aku memperhatikanmu, kau terus menandangi tanganmu, memangnya ada sesuatu?" tanya Minami pada Reina.

"Ti-tidak kok, tidak ada apa-apa." Jawab Reina sedikit ragu. Ia ingin menjelaskan kepada mereka soal gelang itu, tapi takut diketawai karena dikira sedang berhalusinasi.

Momo pun langsung menarik tangan kanan Reina karena penasaran, terlebih saat menyadari Reina yang gugup saat ditanyai oleh Minami.

"EH!?" teriak Momo heboh.

"Ada apa ada apa?" tanya Minami penasaran.

'Apa dia bisa melihatnya?' batin Reina bertanya-tanya.

"Tidak ada apa-apa." Jawab Momo singkat namun terdengar menyebalkan, Momo pun tertawa puas setelah mengerjai kedua temannya.

'Tidak ada gunanya memikirkan gelang itu saat ini, daripada terlihat aneh lebih baik aku biarkan saja.' Reina pun memutuskan untuk membiarkannya. Lagipula gelang itu juga tidak dapat dilihat orang lain selain dirinya, jadi tidak ada yang akan menyadari kalau Reina sedang memakai gelang menakutkan itu.

Another SideWhere stories live. Discover now