Aku dan Tetsuo -- Sisi Lain Taniguchi Hitoshi

1K 144 31
                                    

Tetsuo memintaku untuk membantunya, tentu saja aku menolak. Mana mungkin aku langsung menerima permintaan aneh seperti itu. Namun, aku tetap penasaran dengannya, jadi besoknya aku menghabiskan hariku untuk mengikuti Tetsuo.

Aku masih tidak percaya kata-katanya sampai aku melihatnya secara langsung, tepatnya di sore itu, ketika aku mengikutinya sampai di bangunan yang sudah dikosongkan.

Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, Tetsuo baru saja membunuh seorang anak yang selalu menindasnya. Aku ketakutan, di saat ketakutan aku lalu mengirim pesan kepada Ayahku yang beberapa hari lalu baru saja pulang dari rumah sakit karena sudah melewati masa kritisnya.

Tidak butuh waktu lama sampai para polisi datang ke bangunan itu. Tetsuo pun ditangkap karena baru saja melakukan pembunuhan. Sebelum ia masuk ke dalam mobil polisi, ia tampak menatapku, sambil tersenyum ia mengatakan, "terimakasih."

Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi yang aku lihat saat itu dia tampak sangat bahagia.

Kasusnya semakin berat saat diketahui bahwa anak yang dibunuh Tetsuo itu adalah anak dari seorang pengacara yang sangat disegani. Tetsuo tidak bisa diselamatkan walaupun dia masih anak-anak.

Sedikit penyesalan terlintas dipikiranku, harusnya aku tidak memberitahu Ayah, seharusnya aku bertanya pada Tetsuo terlebih dahulu, seharusnya aku menolongnya sejak awal. Tapi semua sudah terjadi, Tetsuo mendapat hukuman yang seharusnya tidak diterima oleh anak berusia sepuluh tahun.

Dia tidak mendapat keringanan apapun, mungkin karena orang dewasa dengan jabatan tinggi itu adalah lawannya. Tidak ada pengacara yang berani membela Tetsuo.

Aku sangat ingin memberikan kesempatan padanya, aku yakin dia bisa berubah menjadi orang yang lebih baik. Aku sangat yakin, oleh karena itu aku meminta Ayahku yang juga seorang pengacara untuk membela Tetsuo.

Awalnya sangat sulit, tapi akhirnya dia mau menerimanya. Ayahku mengambil kasus itu dengan mempertaruhkan harga diri serta jabatannya di mata masyarakat. Aku yakin Ayah pasti bisa, karena Ayahku jauh lebih baik dari pada seorang pengacara yang hanya bisa membayar hakim dan mengendalikan hukum dengan pemikiran liciknya.

Pada akhirnya Ayahku bisa memenangkannya, dia berhasil menunjukkan bukti kecurangan dari keluarga penuntut sekaligus hakim. Ayah juga mengatakan kalau Tetsuo hanya memiliki gangguan mental karena kematian orang tuanya, ditambah lagi fakta bahwa anak si pengacara kaya itulah yang telah menambah rasa trauma dan penyakit mental kepada Tetsuo karena dia selalu menindas Tetsuo baik fisik maupun mental. Jadi akan lebih baik untuk Tetsuo direhabilitas dari pada dipenjara seumur hidup, apalagi sampai dihukum mati.

Seorang polisi yang kasihan melihat Tetsuo lalu mengangkatnya sebagai anak. Tuan Matsumoto, seorang Inspektur yang berbaik hati untuk merawat Tetsuo di saat semua keluarga menolaknya.

Sejak saat itu aku menjadi lebih akrab dengan Tetsuo. Dia ternyata adalah anak yang sangat cerdas, tapi tetap saja dia selalu bertingkah aneh, seperti malam itu.

Di malam itu, Tetsuo meneleponku dengan suaranya yang terdengar sangat ketakutan.

"Hitoshi, tolong aku... dia ingin membunuhku..," suaranya terdengar berbisik dan gemetar.

"Siapa yang ingin membunuhmu?" tanyaku cemas.

"Badut itu... dia sudah berjanji untuk melepaskanku saat aku memenangkan permainannya. Tapi ternyata dia berbohong, dia mengatakan kalau aku sudah menang, tapi dia tetap akan memakan aku."

Aku bingung dengan yang dia katakan, tapi aku tetap mendengarkannya.

"Malam ini, tepat jam dua belas malam, gelang ini akan menghilang. Tapi sebelum itu, nyawaku masih terancam, dia bisa membunuhku kapan saja."

Another SideWhere stories live. Discover now