Penjelasan

958 143 11
                                    

Uchida Saki, seorang siswa yang paling berprestasi di sekolahnya. Wajahnya cantik dan juga memiliki banyak teman karena ia tidak pernah memilih-milih dalam lingkungan pertemanannya, siapa saja yang ingin berteman dengannya, pasti akan langsung ia terima dengan hati yang terbuka.


Seperti halnya Nakamura Akemi, yaitu seorang gadis culun dengan wajah yang biasa saja. Awalnya banyak yang selalu menindasnya, tapi Saki membelanya.

Berkat Saki, Akemi yang awalnya hanya seorang pendiam dan tidak pernah bersosialisasi dengan siapapun menjadi orang yang bisa bersosialisasi dengan baik, sehingga tidak ada lagi yang mau menindasnya.

Penampilan Akemi memang tidak sepenuhnya berubah, rambut di kepang dengan kaca mata besar yang selalu ia pakai. Namun, yang membedakannya adalah gaya bicaranya yang lebih ringan dan sudah lebih bersahabat. Semua itu karena Saki yang telah mengajarkannya.

Suatu hari di musim dingin, Saki memilih untuk makan siang di dalam kelasnya di saat seisi kelasnya memilih kantin untuk tempat makan siang mereka. Ketika Saki tengah menikmati makanannya, dia dikagetkan oleh seseorang yang membuka pintu kelas dengan kasar.

Orang yang baru masuk itu adalah Hiroki, siswa paling tampan di sekolah mereka. Seorang pelukis berbakat, dan merupakan siswa paling berprestasi kedua setelah Saki.

Hiroki tampaknya sedang kesal oleh sesuatu, dengan langkah cepat dia menuju bangkunya yang terletak tepat di samping Saki. Hiroki lalu mendengus kesal.

'Matsumoto-san ya... bukankah dia laki-laki yang disukai Akemi... tapi, kenapa kali ini dia terlihat kesal?' batin Saki bertanya-tanya.

Saki lalu menawarkan air minum yang masih tersegel pada Hiroki. Hiroki menatap Saki sejenak, kemudian mengambilnya. Diteguknya air itu bagaikan seseorang yang tengah kehausan.

"Terimakasih." Ungkap Hiroki tepat setelah dia selesai meneguk minumannya.

"Aku tidak tahu apa masalahmu, tapi akan lebih baik kalau memikirkannya dengan kepala dingin." Saran Saki sambil terus memakan bekalnya.

"Benar juga ya..," Hiroki perlahan menarik napas lalu menghembusnya ringan, sekedar untuk menenangkan pikirannya. "Lagi pula itu hanya masalah kecil."

"Masalah kecil seperti apa sampai membuatmu membanting pintu?" tanya Saki sedikit menyindir.

"Hahaha... maafkan aku soal itu. Ngomong-ngomong, kau ini sedikit berbeda dengan perempuan yang lain, tapi bedanya dimana ya?" ucap Hiroki sambil menyipitkan kedua matanya.

"Aku tidak terlalu paham perkataanmu, tapi kalau kau bertanya kenapa aku berbeda dengan perempuan lain yang tergila-gila padamu, mungkin karena aku memang tidak tertarik padamu sama sekali." Jelas Saki sambil terus memakan bekalnya.

"Jadi begitu ya, pantas saja..," kata Hiroki sambil tersenyum tipis. "Mau berteman denganku?" tanya Hiroki tiba-tiba.

"Tidak!" Saki langsung menolaknya mentah-mentah.

"Ayolah, kumohon!" mohon Hiroki.

"Berikan alasan yang jelas yang bisa membuatku yakin padamu." Pinta Saki sambil menatap tajam kearah Hiroki.

Another SideWhere stories live. Discover now