TIME 16 | Will Be Chaos

59 5 0
                                    

"I can't go back to yesterday because I was a different person then."
-Vian-
(Ori : Lewis Carroll fr. Alice In Wonderland)

=========

🎶 Song : Too Good At Good Byes - Sam Smith 🎶

___________________________

"Jadi..."

"Tadi aku di culik sama tiga cabe-ca-"

"Ini pipi kamu kenapa?", tanya Vian lembut dengan nada khawatir dan tangan nya yang mengelus perban di pipi kiri Nia.

"Aishh... Kena sayat pisau.", jawab Nia santai sambil meringis kecil saat Vian elus luka nya.

"Siapa yang sayat, hmm?", tanya Vian menarik dagu Nia agar Nia menatap nya.

"Makanya dengerin aku cerita dulu dong.", jawab Nia sambil cemberut.

"Cium nih.", goda Vian walaupun memang ia memiliki keiinginan untuk hal tersebut.

"Kek berani ae.", ucap Nia santai lalu melepaskan dagunya dari tangan Vian.

"Jadi, tadi aku diculik terus diancem buat gak ngedeketin kamu. Mereka aja yang gak tau kita bakal tunangan, cih... Terus si tante cabe pake nawarin cek segala lagi, cuih, kirain gue gak punya duit apa? gue punya lebih dan itu hasil kerja gue sendiri emangnya dia bapaknya tukang korupsi.", ucapan Nia terhenti.

Tiba-tiba tatapan yang tadi nya mengobarkan api kebencian berubah menjadi tatapan yang kosong dan sendu. Vian hanya menyaksikan saja, bukannya dia pengecut, ia hanya ingin melihat apa yang akan Nia katakan selanjutnya.

"Hikss...", Nia kembali terisak dengan air mata yang keluar deras.

"A-aku gak bangun perusahaan sendiri... Hiks... Kangen...", batin Nia.

Vian pun memeluk Nia sambil mengelus-elus rambut Nia.

"Nangis yang puas, aku capek ganti baju mulu.", goda Vian.

Isakkan Nia pun terhenti lalu menatap Vian jengkel sambil memajukan bibir nya.

"Huh...", dengus Nia sebal dengan perkataan Vian. Ia pun turun dari kasur dan segera meninggalkan ruangan tersebut, tetapi tangan Vian menarik lengan nya dan memeluk diri nya dari belakang.

"Jangan ngambek dong.", ucap Vian lembut tepat di telinga Nia membuat Nia kegelian. Vian menenggelamkan kepala nya dilekukan leher Nia, kekesalan Nia menghilang entah kemana setelah perlakuan manis Vian.

"Vian ih! Lepasin.", tetapi Vian tidak menggubris ucapan Nia tersebut. Vian malah duduk di samping kasur masih sambil memeluk Nia yang duduk di samping nya sekarang.

"Kamu... Wangi.", bisik Vian lalu menenggelamkan kepalanya lagi di lekukan leher Nia.

"Cih... curang!"

"Kenapa, hmm?"

"Lepasin dulu makanya!", ucap Nia sebal. Vian pun melepas pelukan mereka, Nia berbalik menatapnya dengan sebal.

Tetapi hal tersebut tak berselang lama karena setelah itu Nia memeluk Vian dan menenggelamkan wajah nya di dada Vian sambil menghirup wangi maskulin dari parfum yang dikenakan Vian.

Love By TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang